46. Lahiran

530 37 2
                                    

WARNING!!
TYPO BERTEBARAN!!
.
.
.
.
.
.
HAPPY READING!!
.
.
.
.

☆☆☆

Tidak terasa kurang lebih 9 bulan sudah mengandung. Tinggal mengitung hari atau hanya menghitung jam saja. Mau kapan pun lahiran yang penting ibu dan anak sehat wal afiat.

Untung saja bulan ini Rian tidak ada jadwal turnamen, tapi bulan depan mendapatkan jadwal yang sangat padat. Saat kehamilan Lula yang sudah besar ini, Rian lebih sering pulang dan tidur dirumah ketimbang tidur dipelatnas. Ia selalu mengatur waktunya dengan baik, agar antara latihan dan menghabiskan waktu bersama Lula tidak terbentrok.

Siang ini, Rian lagi berada dipelatnas sedangkan Lula berada dirumah. Lula sudah mengambil cuti kerja dari 2 bulan yang lalu. Ia belum mau berhenti kerja, dan akan melanjutkan pekerjaannya saat setelah beberapa bulan melahirkan.

Lula sedang menyapu halaman rumahnya. Padahal ia sudah diperintahkan oleh Rian agar tidak melakukan aktivitas apa-apa. Namun karena ia merasa bosan kerjaannya cuma duduk sama rebahan aja, alhasil dia memilih menyapu halaman.

Saat ia sedang menyapu halaman tiba-tiba sapu-nya terjatuh kerumput. Lula merasakan sakit yang luar biasa diperutnya. Ia berusaha berjalan menuju kursi yang berada di halaman tersebut. Karena kebetulan sebelum nyapu ia menaruh hapenya dimeja dekat kursi tersebut, ia langsung menelpon Lula dengan penuh kesakitan dan rintihan.

Sedangkan ditempat Rian berada, kebetulan sekali ia dan kawan-kawan baru saha istirahat dari latihan. Mereka ngobrol santai dan ada juga yang mainin hape mereka.

Drtt.... drrtt.... drttt.....

Rian mengambil hape nya dan melihat siapa yang kini  sedang menelponnya.

Sayang♡ is calling...

"Hallo yank! Ada apa?"tanya Rian saat baru saja mengangkat panggilan telponnya.

"H-hallo m-mas! Shh, to-tolong a-aku"ucap Lula dengan napas terengah-engah.

Mendengar suara Lula yang seperti menahan sakit dan meminta tolong membuat Rian khawatir bukan kepalang.

"Kamu tarik nafas dulu, aku kesana"ucap Rian lalu mematikan telpon secara sepihak.

Langsung saja ia bergegas pulang, yang dipikirkannya saat ini adalah Lula. Ia meminta izin kepada coach terlebih dahulu lalu langsung pulang tanpa berpamitan sama teman-temannya.

"WOY JOM! MAU KEMANA LO!"teriak Fajar saat melihat Rian berjalan tergesa-gesa meninggalkan tempat latihan.

☆☆☆

Rian telah sampai dipekarangan rumahnya, hal yang iya lihat pertama kali adalah Lula, yang sedang kesakitan duduk diatas rerumputan.

Rian langsung bergegas turun dan berlari kearah Lula.

"Sayang?"

"Mass, t-tolong!"rintih Lula sambil memegangi perutnya.

Mendengar ucapan Lula yang terbata-bata ia mengangkat tubuh Lula.

"Yank! Ketuban kamu pecah"ucap Rian panik dan langsung mambawanya kedalam mobil.

Rian menancapkan gas nya, menuju rumah sakit terdekat. Ia lupa akan perlengkapan yang sudah disiapkan untuk di bawa kerumah sakit. Yang dipikirkannya sekarang secepatnya sampai rumah sakit.

Saat sudah sampai dirumah sakit, Rian kembali menggendong Lula dan membawanya ke lobby IGD.

"Dok! Sus! Tolong! Tolongin istri saya"ucap Rian dengan penuh harap.

YOU ARE MY HEART || MR Ardianto [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang