29. Cukup Kau di Sampingku

468 30 1
                                    

WARNING!!
TYPO BERTEBARAN!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.

HAPPY READING!!

.
.
.
.
.
.
.

☆☆☆







.


Tubuh Reyna yang telah kaku, tak berdaya apa-apa yang telah terbungkus oleh kain kafan. Dengan penuh kesedihan dan deraian air mata, kita semua yang keluarga, dan teman terdekat-nya mengantarkan ia ketempat terakhirnya.

Bukan hanya mereka saja yang nangis, tapi gue juga nangis, orang yang selalu ada buat gue harus pergi membawa luka yang gue beri.

Tuhan izinkan saya untuk yang terakhir kalinya berada disampingnya. Walau hanya satu hari saja, saya ingin membuat dia bahagia sebelum engkau mengambilnya.

Sesak didada yang kini gue rasakan, gue berusaha untuk kuat saat jenazahnya dimasukkan kedalam liang lahat, namun gue ga bisa berusaha kuat. Gue mencoba ikhlas atas kepergiannya taoi nggak bisa.

"Reyna"lirih gue dengan penuh air mata, setelah itu entahlah gue sudah tidak sadarkan diri.

Rian POV END

AUTHOR POV

"Reyna, Jangan tinggalin aku sayang. Maafin aku. Reyna!"gumam Rian dialam bawah sadar nya sambil menitikkan air matanya.

"Mas! Kamu kenapa mas"ucap Lula yang selalu setia menunggu Rian hingga sadar.

"Hey Mas! Aku disini"ucap Lula menepuk pelan pipi Rian.

Perlahan Rian membuka matanya, dia melihat sekelilingnya, dan kemudian matanya jatuh pada sosok wanita disamping-nya, ya wanita itu adalah Lula.

"Reyna? Ini beneran kamu?"tanya Rian dengan mata yang sudah berkaca.

Reyna mengangguk. "Iya Mas!"sahut nya.

Rian langsung mencoba turun dari brankarnya, lalu dengan sigap memeluk Reyna.

"Aku takut kamu ninggalin aku! Kamu jangan pergi lagi ya! Jangan marah lagi! Iya aku salah, aku minta maaf ya"ucap Rian sambil terisak.

"Aku ngga bakalan ninggalin kamu"sahut Lula.

"Jangan tinggalin aku ya hiksss..., aku ngga bisa tanpa kamu"isakan demi isakan telah Rian keluarkan, entah kenapa dia terlalu cengeng saat di depan Lula, saya juga ngga tau tanya aja sama Mas Jom atau nggak Mbak Ribka xixixi.

"Aku takut kamu menghukum aku, hiksss... menghukum ku kalau kamu pergi selamanya hiksss...! Aku sempat berpikir, kalau aku memang pantas mendapatkan ini semua, tapi bukan dengan cara kamu ninggalin aku selamanya hiksss..."Lanjut Rian yang masih setia terisak dipelukan Lula.

"Hey Mas, aku gapapa! Buktinya aku disini, di depan kamu. Jangan terus menyalahkan diri kamu sendiri, aku pun salah karena belum mendengarkan penjelasan dari kamu"sahut Lula lembut  sambil mengusap punggung Rian.

Lula  melepaskan pelukan-nya dengan Rian, "Mas, udah ya jangan nangis lagi! Nanti tambah jelek loh"ucap Lula mencoba menghibur kembali Rian.

"Its aku jelek, jahat, brengsek, nggak cocok sama kamu yang cantik, dan baik ini"sahutnya.

"Hey, Mas! Kok ngomong gitu, kan aku udah bilang, Jangan terus nyalahin diri kamu. Udah ya jangan lagi gantengku"

Rian mengangguk patuh, "Siap cantikku! Dan maafin aku juga ya"

YOU ARE MY HEART || MR Ardianto [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang