01

40.8K 1.1K 3
                                    

Rumah kost sederhana ini, menjadi saksi di mana seorang gadis dari desa memulai hidup di kota besar.demi sebuah mimpi dan cita-cita yang akan membuat kedua orangtuanya bangga.
Dari awal tiba di Jakarta Nara menolak untuk tinggal bersama sang kakak yang sudah lebih dulu menetap di Jakarta bersama istri dan anaknya,selain lokasi kampus yang jauh Dinara tidak ingin terlalu merepotkan sang kakak,apa lagi bergantung hidup bersama di rumah yang di sewa sang kakak bersama keluarga kecilnya.

Nara teramat bersyukur bisa kost di rumah milik Bu Rodiah, yang tak jauh dari kampus tempat dirinya menurut ilmu,apa lagi harga sewa yang sedikit murah di bandingkan harga sewa rumah kost lainnya.

Ini tahun ketiga Dinara tinggal di Jakarta, menempuh pendidikan dengan modal beasiswa yang dia dapat menjadikan Dinara harus belajar sungguh-sungguh untuk cepat menyelesaikan pendidikannya.
Apa lagi dia tidak ingin mengecewakan kedua orangtuanya yang bekerja serabutan untuk membiayai kebutuhan hidupnya selama di Jakarta.
Walaupun biaya kuliah sudah di cover oleh beasiswa,tapi masih banyak barang dan buku yang harus dia beli untuk membantu belajarnya.
Terkadang Dinara harus menghemat uang kiriman dari kedua orangtuanya,agar cukup sampai waktunya kedua orangtuanya mentransfer kembali.
Tapi sudah 3 bulan ini Dinara bekerja feelance di salah satu kantor cabang milik MT grup.

©©©

Pukul 09.00 gadis berambut pirang itu sudah berdiri di depan rumah kost milik Bu Rodiah,bukan hal asing bagi Rena mengunjungi rumah kost sederhana ini.bahkan semua penghuni kost tau siapa gadis tomboi yang selau keluar masuk Kapan sajah.

" Loh Rena? Kenpa cuma diri di situ? " Rena hanya cengengesan, mendengar pertanyaan dari Mbak Maya salah satu penghuni kost Bu Rodiah.

" Mbak mau kerja? "

" Kamu mbak tanya apah,di jawab apah? Iya mbak mau berangkat kerja " jawab Maya yang memakai sepatu miliknya,ya Maya bekerja sebagai office girl di kantor cabang MT grup.

" Pasti kamu mau jemput Nara yah? " Rena hanya menganggukkan kepala sambil melepas sneaker bermerek yang harganya sama dengan satu kali uang semester. " Kayanya Nara masih tidur deh, soalnya belum keliatan antri mandi tadi "

" Kok tumben yah mbak? "

" Mungkin Nara kecapean, semalam pulang larut juga deh ren? "Maya berdiri siap berangkat untuk berkerja " mbak berangkat dulu yah? Dan jangan lupa sepatu kamu bawa masuk kedalam bisa-bisa ada yang ambil,mbak tahu harga sepatu itu sama kaya 3 bulan gaji mbak " Rena tersenyum canggung kepada Maya, betul yang Maya bilang harga sepatu yang di pakainya saja sesuai gaji yang Maya terima 3 bulan. Rena sudah terbiasa memakai barang-barang yang berharga branded sedari kecil, bahkan hanya satu tali rambut miliknya Rena harus mengeluarkan sekitaran tujuh juta.

Tapi semenjak dia kenal Dinara,Rena sedikit-sedikit bisa merubah penampilannya menjadi sederhana.

Tok tok

Dinara yang masih bergelung dalam selimut miliknya, menggeliat mengerjapkan kedua matanya.dia meraba ponsel yang di letakan tak jauh dari kasur lantai miliknya.
Matanya membulat sempurna ketika melihat jam yang sudah menunjukan pukul 09.10 menit.yang tandanya 20 menit lagi jam mata kuliah pertamanya di mulai,Dinara langsung menyibak selimut miliknya dia harus cepat-cepat mandi.

" Nara " teriak Rena yang menyandarkan tubuhnya di pintu kamar Dinara, dia sudah cukup lama mengantuk pintu tapi si pemilik kamar belum ada tanda-tanda bangun." Lo tidur apa mati sih Nara? Ck ternyata orang cantik kalau tidur ngebo juga yah kaya gu_ " belum sempat Rena menyelesaikan pembicaranya tubuhnya sudah tersungkur jatuh di lantai.

" Ahh " ringis Rena, Nara yang baru membuka pintu kamar di buat terkejut melihat sahabatnya sudah jatuh mengenaskan di lantai.

" Lo kenapa Re? " Dinara langsung membantu Rena berdiri, memapahnya menuju ke dalam kamar.

" Ckk Lo bilang kenapa?ini gara-gara Lo tau enggak liat-liat dulu kali Ra kalau mau buka pintu? Lo kira gue tabung gas yang suka di lempar kalau mau di isi "

" Mana gue tau kalau di depan pintu ada Lo re? " Lagian Lo juga ngapain di depan pintu kamar gue, bukanya biasanya Lo langsung masuk ajah " omel Dinara yang, membetulkan letak handuk di pundaknya.

Rena menggaruk tengkuknya yang tak gatal,yang Nara bicarakan memang benar, biasanya dia langsung masuk sajah ke dalam kamar Nara tanpa sang empu yang punya kamar mengijinkan " ya gue takut ganggu Lo ajah kali Ra, kali ajah Lo lagi kelonan sama pacar halu Lo? Gue sebagai sahabat baik enggak ingin ganggu ke mesraan Lo berdua "

" Emang Lo kira gue bebek kampus,yang suka kelonan " Nara langsung melangkahkan kakinya menuju pintu kamar,tapi sebelum dia keluar Nara membalikkan badannya menghadap Rena yang,melonjorkan kedua kakinya di kasur lantai milik Nara " Lo kelon tuh Zain Malik gue " ucap Nara kepada guling yang sedang di peluk Rena, Dinara terkikik geli melihat wajah kesal Rena.






TBC . .


Gimana prat pertama??masih Kakunya kalau iya coba minta 🥀

Tapi kali suka coba spam 🌹

Kita lanjutkan lagi keseruan 4 sahabat ini.

The Wedding DinaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang