11

17.6K 802 5
                                    

Semua terasa sulit untuk dinara percayai, menjadi istri seorang langit Megantara kenyataan tentang dirinya yang tidak pernah di ketahui oleh sang ayah.tapi Nara masih bersyukur memiliki bapak seperti damar.
Lamunan Dinara terpecah tak kala mendengar suara indah yang memanggil Nara.

" Ra? Tolong buatin kopi buat mas Adam sama suami kamu,Tania rewel mbak mau tidurin dulu " ucap indah yang menggendong Tania yang tengah menangis.

" Iya mbak " Tania langsung menuju dapur membuat 5 gelas kopi,dia tahu Adam dan langit tidak hanya berdua di depan masih ada saudara laki-laki yang seusia Adam tengah bermain kartu.

" Ini kopinya " Dinara melatakan gelas kopi di atas meja.

" Enak gak ini?" Celetuk Idris putra pade karyo, " Ndak kamu taruhin jampie-jampie kan Ra? Soalnya mas Ndak mau Yo jatuh cinta sama bini orang "

" Opo to, siapa lagi yang mau sama situ? Tak mikir dulu aku, suka ko sama mas Idris yang sebentar lagi uzur " Idris melotot, sungguh mulut adik sepupunya ini minta di tabok.

" sembarangan kamu, buktinya banyak toh cewek yang antri sama aku " sombongnya.

" Ya banyak yang antri? Tapi minta di buatin kartu keluarga,bukan mau berkeluarga sama mas Idris toh " Idris menelan ludah,adu mulut dengan Nara selalu membuat dirinya terpojok.

" Walah lang-lang kamu hati-hati kalau sama Nara, bini mu ini bermulut pedes ngalahin sambel geprek level 10 "

Langit mengulum senyum, istrinya ini terlihat sangat cantik, apa lagi Nara hanya memakai piyama tidur berwarna pink yang begitu kontras dengan kulit putihnya.

" Mandang nya gak usah gitu juga dong Lang? Cantik ya adik nya mas " langit gelagapan, ketahuan terus memperhatikan Nara di hanya tersenyum kecil.

Malam semakin larut kedua pasangan baru ini memutuskan untuk beristirahat,langit memandang kamar milik Nara hanya ada lemari baju dua pintu beserta meja belajar tidak lupa kipas angin yang menempel di atas tembok.jangan lupakan ranjang sederhana yang mampu menampung dua tubuh kecil seperti istrinya.

" Maaf pak kamar saya kecil? " Nara berjalan membuka lemari untuk mengambil selimut baru yang akan di gunakan untuk tidur " pasti pak langit,gak nyaman kalau begitu bapak silahkan tidur di sini saya akan tidur bersama ibu dan bap_ "

" Kamu tega ninggalin suami kamu sendiri di malam pertamanya,CK . .istri Macam apah " Nara melotot mendengar kata-kata langit, sumpah bosnya ini benar-benar menjengkelkan. kalau tau yang melamar dirinya langit dia akan menolak.

Langit membuka kaos yang dia pakai,Nara yang melihat itu langsung menutup mata. berbagai macam pikiran hinggap di kepala Nara, apa lagi dia bukan anak kecil yang tidak tahu makna dari kata malam pertama .apa kah harus dia menjalankan kewajiban sebagai seorang istri pada laki-laki yang kurang lebih baru 12 jam menikahi nya.

" Bapak kenapa buka ba_ ju "

" Saya sudah terbiasa tidur tanpa baju, dan kamu harus terbiasa dengan itu mulai sekarang karena kamu akan setiap hari melihat ini bahkan lebih dari ini " Wajah Nara merona bahkan itu nampak jelas di mata langit,ini pertama kali nara melihat secara live tubuh setengah telanjang laki-laki, perut sixpack dengan beberapa roti sobek di bagian perut jangan lupakan tangan kekar langit yang Nara sering lihat di balik kemeja kerja.sekarang terlihat nyata di depannya.

" Saya tahu badan saya bagus, dan sekarang tubuh saya milik kamu jadi kamu bebas sentuh mau di bagian apapun " goda langit yang mengedipkan 1 matanya.membuat Nara salah tingkah.

" Apaan sih BAPAK JANGAN GE'ER masih bagusan juga Earth pirapat yah bapak mah Belum ada apa-apanya " tekan Dinara yang Langsung berbaring di tempat tidur.

" Siapa tadi Erot Parapat, pacar kamu? " Tanya langit yang berjalan mendekat ke arah Dipan kayu " Nara?jawab, saya gak suka yah kamu sebut nama laki-laki di depan saya apa lagi pacar jelek kamu yang namanya aneh gitu, pasti wajahnya sejelek namanya Erot Parapat  " Nara menutupi wajahnya dengan selimut dia menahan senyum agar langit tidak tahu " Ra? Awas sajah kamu kalau masih berhubungan dengan erot-erot itu saya pastikan wajah jeleknya tambah jelek "

" Tidur pak, jangan banyak bicara nanti tambah tua.bapak gak mau kan kalau kita jalan bareng saya di katain ponakan bapak " celetuk Nara memiringkan tubuhnya, malam ini Nara harus belajar berbagai tempat tidur dengan langit bos sekaligus suaminya.

" Sembarangan kamu? Saya masih muda yah " langit merebahkan tubuhnya di samping Nara tempat tidur yang memiliki lebar 120 itu, begitu sempit untuk ukuran dua orang tapi langit tak perduli dia mencari ke untungan agar bisa lebih dekat dengan istrinya.bahkan tangan kekarnya bisa merasakan punggung Nara yang di lapisi selimut.

" Bapak geser dong, sempit tahu? Gerutu Nara yang semakin menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

" Jangan salahkan saya salahkan saja tempat tidur kamu yang kecil, lagian kamu gak gerah apah saya ajah yang gak pakai baju masih gerah? "

" Badan bapak yang ke gedean, enak ajah Nyalahin tempat tidur yang gak berdo_"

Bruk

" Aw . ." Jerit Dinara dan langit bersamaan,tubuh mereka terhempas jatuh kelantai dengan tempat tidur yang roboh. Sayangnya posisi Nara yang berada di bawah Langit membuat adegan mereka terlihat intim apa lagi, posisi bibir keduanya saling menempel.

" Makasih istri " ucap langit dengan lirih.






TBC


Ayo siapa yang pernah ngalamin malam pertama ranjang ambruk?🤭

Langit . .langit . .

The Wedding DinaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang