13

17.6K 663 0
                                    

Selepas shalat subuh biasanya Dinara akan tidur kembali,tapi kali ini dia akan menghilangkan hal buruk itu.apa lagi status ya bukan gadis perawan,yang hidup sendiri sekarang dia memiliki tanggung jawab untuk mengurus segala kebutuhan sang suami.
Mengingat suami, langit selepas menunaikan shalat subuh berjamaah tadi. dia pamit untuk pergi joging mengelilingi claster.

Ya . . Hanya mengurus kebutuhan langit, karena urusan pekerjaan sudah di urus oleh para asisten rumah tangga rumah ini.
Nara sudah rapi dengan kemeja blouse berwarna coklat di padukan dengan celana jeans hitam tidak lupa sneaker putih.rambut panjangnya dia gerai.

Langit yang baru masuk kamar selepas olahraga, di buat terpesona oleh istrinya yang sudah cantik.

" Udah selesai joging nya? " Tanya Nara yang melihat suaminya masuk kedalam kamar,Nara meneguk salvia kasar langit begitu seksi dengan keringat yang membasahi tubuhnya bahkan aroma maskulin khas dirinya malah semakin tercium di indra penciuman Nara.

" Aku udah siapin baju kerja buat bapak, semoga bapak suka? "

" Kamu enggak niat ngerubah nama panggilan buat saya " kata langit dengan membuka baju olahraga miliknya,dan melemparkannya di atas tempat tidur.

" Bapak jorok banget sih " sewot Nara, mengambil baju langit " bapak gak liat di pojok ada keranjang, taruh di situ dong pak " gerutu Nara " bapak denger enggak? " Langit berjalan mendekati Nara, mengikis jarak di antara mereka bahkan Nara bisa merasakan hembusan nafas langit yang menyentuh wajahnya.

" Ba_pak mau apah? Jang_an deket-deket bapak belum mandi "

" Berati kalau saya sudah mandi, saya boleh deket sama kamu dong " Nara merutuki ucapannya, bisa-bisanya dia salah bicara di depan langit.

" Ka_ta sia_pa? Jauh jauh sa_ "

Cup

Dinara melotot mendapat ciuman tiba-tiba apa lagi ketika langit melipat jarak di antara keduanya,Dinara masih diam tak menolak.
Bahkan ketika bibir langit menyentuh lagi bibirnya, seolah tak mendapat penolakan langit memperdalam ciumannya, Sebelah tangan langit berpindah ketengkuk Nara, memberi tekanan agar Nara terus mengikuti irama yang dia buat.

Ketiak dirasa nafas Nara terengah-engah baru lah langit menjauhkan wajahnya dari sana.pipi Nara merona bahkan bibir Nara sedikit membengkak akibat ulahnya.darahnya berdesir mengantarkan gelenyar aneh yang baru pertama kali dia rasa sehebat ini.

" Morning kiss, sayang " ucap langit merapihkan rambut Nara yang sedikit berantakan karena ulahnya." Mas mandi dulu " selepas kepergian langit, Nara menyenderkan tubuhnya di dinding yang tiba-tiba lemas,apa lagi setelah perbuatan langit tadi membuat getaran aneh di dadanya.

" Aish . . Masa Lo udah segampang ini suka sama langit biru " Nara menepuk pipinya, " baper banget sih hati " gerutu Nara sambil menggelengkan kepalanya.

°°°

Langit menggerutu sepanjang jalan, mendengar permintaan Dinara yang menginginkan di antar sampai halte persimpangan jalan Bukan sampai kampus.
Padahal langit ingin sekali memastikan istrinya sampai di kampus dengan selamat.

" Stop di depannya pak? " Ucap Nara tanpa menatap langit, dia masih canggung atas kejadian tadi pagi di dalam kamar.

" Saya antar sampai dalam ajah yah?"

" Jangan dong pak?apa kata orang nanti, liat saya di antar pake mobil bagus.bisa-bisa saya masuk grup gibah kampus "

" Bapak kan tau mulut netizen itu tajem nya kaya apah? " Langit mendengkus tak suka, perduli amat cibiran orang lain lagian apah salah nya dia mengantarkan istrinya sendiri.

" Pak ih . . Berhenti " omel Nika,yang melihat langit malah sengaja  melewati halte.

" Saya suami kamu Nara? Apa salahnya suami mengantarkan istrinya kuliah "

" Tapi ini beda pak, mahasiswa di sana kan gak tau kalau kita udah nikah? "

" Ya makanya, apa susahnya kamu bilang? " Langit menghentikan mobil Audi A8 miliknya, tidak jauh dari gerbang kampus.langit mengulurkan tangannya di depan Nara,dengan sopan Nara mencium punggung tangan langit.

" Saya kuliah dulu pak? Hati-hati bawa mobilnya " kata Nara yang membuka pintu mobil, sebelum Nara benar keluar langit sudah memanggil nya kembali.

" Ra? Learn to love me because I already love you "  kata langit dengan senyum di ujung bibirnya.

Di koridor Dinara sudah berpapasan dengan leo yang baru datang juga.

" Wih . . pengantin baru " bisik nya sambil merangkul pundak Nara " kok udah masuk ajah sih, gak honeymoon dulu gitu "

" Pala Lo honeymoon "

" Lah apa salahnya, laki Lo tajir Ra? Lo kenal di mana sama dia, bisa-bisa langsung nikah ajah "ucap Leo dengan suara rendahnya.

" Eh Rena, maneh teh gak pernah berterima kasih udah di jemput malah ninggalin deui " gerutu Dewo, yang bisa di dengar oleh Leo dan Nara.

" Berisik Asep gue marah sama Lo " Rena menutup kedua telinganya dengan telapak tangan.

" Idih . . Jadi perempuan teh ribet euy di jemput salah teu di jemput apa lagi "

" Kenapa sih Asep? "

" Dewo, Rena? DE _WO " ejah Dewo,yang membuat Rena menggenggam kesal.

" Bodo amat mau Dewo ke Asep ke gue gak perduli, yang penting gue kesel sama Lo.ngaku bokap juragan dodol tapi setiap gue minta jemput pasti motor Lo mogok di tengah jalan ke abisan bensin, udah gue bantu dorong bayarin pula meningan gue pesen ojol tadi " 

Leo menyembuhkan tawanya sampai-sampai kedua sudut matanya berair " puas ketawanya? " Kesal Dewo memukul bahu Leo " temen susah tuh ya di tolong bukan di ke tawain "

" Ya mana gue tahu re, kalau tuh motor ke abisan bensin? Namanya juga musibah kan gak ada yang tahu iya gak Ra? "

" Buat apa juga sep, tuh motor ada indikator bensinnya kalau Lo gak liat atau baca " kata Nara, yang membuat Leo dan Rena kompak mengangguk.

" Ayo terus soal pojok memojok Lo bertiga ahlinya " Dewo pergi meninggalkan ke tiga sahabatnya.






TBC . .



Selamat malam . .

Niatnya gak update? Tapi sayang . .

Jangan lupa follow and comen.

The Wedding DinaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang