Assalamualaikum . .??
Masyallah Mak bil baru eling🤭.
Happy reading ...
...
Dinara memicingkan mata ketika melihat langit yang masih asik bergulung dalam selimut, padahal jam sudah menunjukkan pukul setengah 8 tapi suaminya ini benar-benar.
" Mas . . Kamu gak kerja " Nara menyibakkan selimut yang menutupi seluruh tubuh langit.
" Mas libur yang " jawab langit serak
" Libur " langit hanya bergumam,dan menutup kembali kedua matanya.dinara semakin di buat bingung ini kan masih hari Kamis berati masih ada 3 hari lagi menuju hari Minggu,tapi suaminya sudah libur.
" Mas . . Iih bangun " Nara menepuk keras pantat langit yang membuat sang empu terpaksa bangun, langit menyandarkan tubuhnya headboard menatap istrinya yang sudah cantik dengan dress batik.
" Kenapa sih yang? "
" Kenapa-kenpa? Bangun udah siang ya ampun pak langit makin ke sini makin ketahuan malasnya " omel Nara, bukanya marah langit malah terkekeh dan menarik istrinya untuk duduk di pangkuannya.
" Mas,Nara berat tahu "
" Enggak kata siapa? Orang kamu masih sama kok kaya dulu cuma pipinya ajah yang cabi "
" Alah . . Bilang aja Nara gemuk susah amat " langit melabuhkan satu kecupan di pipi Nara " iih . .gak usah modus.mas kenapa gak kerja? " Langit menghela nafas panjang memang susah jika jiwa kepo sang istri sudah di mulai.
" Mas libur, 1 bulan papi yang kasih izin semalam tapi mas masih kerja dari rumah kok " mata Nara melotot mendengar ucapan langit
Satu bulan
" Sebulan mas, gak sekalian setahun ajah mas tanggung " sewot Nara.
" Ah . . Ide bagus juga tuh nanti mas usul sama papi itung-itung menjadi ayah siaga " Nara langsung bangkit dari pangkuan langit,melengos pergi keluar dari dalam kamar lama-lama dengan langit membuat moodnya jelek sajah.
" Yang kemana? "
" Cari suami baru "
" NARA MULUTNYA tapi sebelum itu Langkahi dulu mayat mas " Nara terkekeh, dan berjalan menuju dapur di sana sudah ada bi Iim yang tengah membuat sarapan di bantu bi Sumi.
Keduanya di pindahkan oleh gina dari rumah utama megantara ke rumah ini. Karena kandungan Nara yang sudah memasuki usia 9 bulan." Ada yang bisa di bantu non?"
" Enggak bi,Nara mau buatin kopi buat mas langit. " Ucap Nara yang menuang kopi ke dalam cangkir.
" Biar bibi ajah non "
" Enggak usah bi,Nara bisa ini cuma pekerjaan mudah bibi lanjutin ajah masaknya " dengan berat hati bi Sumi meninggal kan Nara yang tengah mengaduk kopi buatannya.
Nara berjalan menuju meja makan meletakan kopi buatnya, ibu hamil itu mendudukkan tubuhnya di kursi dia tersenyum ketika melihat langit yang sudah terlihat segar." Kopinya mas "
" Terimakasih "
Langit dengan penuh semangat menyesap rasa kopi buatan sang istri yang sudah menjadi minuman yang harus ada setiap paginya.
Nara meringis tak kala merasakan sakit di perutnya, semenjak kandungan nya memasuki trimester akhir Nara sering merasakan kontraksi palsu. Semua tak pernah Nara ceritakan pada langit tahu sendiri calon ayah itu akan seperti apa ketika Nara bilang.
" Yang kenapa? " Dinara mendongkak, ketika langit sudah berdiri di depannya tangan kekarnya terulur menghapus butiran keringat di kening Nara. " Sampai keringetan gini " langit berlutut dengan kedua kaki menopang berat tubuh nya.
" Mas " ucap Nara terbata, yang merasa kan gelombang nikmat itu datang.
" Ya kenapa sayang,ada yang sakit? " Langit mengelus lembut perut besar istrinya, di rasanya pergerakan dari calon buah hati nya sampai saat ini kedua calon orang tua itu belum mengetahui jenis kelamin apa anak mereka, langit ingin semua nya menjadi surprise meski dalam hati dia ikut penasaran juga.
" Perut Nara sakit mas "
" Sakit " Nara mengangguk, yang membuat langit bangkit dan menggendong Nara ala bridal style.
Langit terkejut ketika tanganya menyentuh bagian belakang tubuh istrinya yang sudah basah.langit tak tahu air apa itu yang terpenting dia bisa membawa istrinya secepatnya ke rumah sakit." Bi " teriak langit yang menggema di dalam rumah,bi Sumi dan bi Iim berjalan terpongoh-pongoh mendengar teriakkan langit.
" Ya Allah den kenapa non Nara "
" Seperti nya mau lahiran bi,tolong bibi ambil perlengkapan yang bunda sudah siapkan di dalam kamar,dan tolong hubungi bunda untuk menyusul saya ke rumah sakit " jelas langit yang berlalu membawa Nara menuju mobil.
...
Cengkraman di tangan langit mungkin tak sesakit perjuangan yang akan Nara hadapi sebentar lagi, langit meringis melihat Nara yang kesakitan setiap gelombang cinta itu datang.ingin sekali langit yang merasakan sakit itu asar jangan wanita yang begitu dia cinta.
Menurut dokter yang menangani Nara istrinya baru sajah memasuki pembukaan dua,masih delapan pembukaan lagi agar jalan lahir itu sempurna.
Tapi langit begitu kasihan melihat istrinya seperti ini,masih ada waktu beberapa jam lagi tapi sungguh hati langit menceos melihat Nara seperti ini.Dia jadi teringat gina yang melahirkan dirinya,apa seperti ini juga bunda nya alami ketika akan melahirkan dirinya.
Oh . . Bunda maafkan langit yang banyak salah ini
" Mas sakit . . " Ucap Nara yang membenamkan wajahnya di cekuk leher langit, wanita hamil itu tengah duduk di atas gymball untuk meredakan sakit punggung dan dapat mengurangi sakit pinggul.
" Sabar ya sayang, mas yakin pasti Nara kuat "
" Tapi ini sakit mas hiks, Nara mau sama ibu " Isak tangis Nara begitu pilu langit dengar apa sesakit itu ketika seorang wanita berjuang melahirkan buah hati mereka.
" Lang . . Bagai mana Nara " tanya gina yang baru tiba,di ikuti Kamil dan rembulan yang mengekor di belakangnya.gina langsung memeluk menantunya itu mengelus sayang punggung Nara.
" Bunda sakit hiks "
" Sabar ya sayang,bunda tahu ini sakit tapi rasa sakit Nara bakal terganti ketika lihat baby nanti nak " tangan gina memijat pinggang Nara dengan telaten.gina cukup tahu rasanya ketika melahirkan untuk pertama kali.
" Minum ra biar ada tenaga " bulan menyodorkan air kelapa dalam kemasan pada Nara.
" Terimakasih kak "
Setelah meminum air itu gelombang cinta itu datang kembali membuat Nara meringis di sertai ada sesuatu yang mengalir dari area sensitifnya.
" Bun Nara kayanya ngompol deh " ucap nya lirih, gina langsung mengecek ke arah selangkangan Nara yang terdapat cairan bening bercampur darah.
" Ketuban nya pecah " gina langsung panik yang membuat semua orang di dalam ruangan itu menjadi panik juga apa lagi langit yang melihat darah mengalir di kaki putih Nara." Tolong panggil dokter sekarang " ucap gina yang membantu Nara berdiri langit pun dengan cekatan menggendong Nara menuju tempat tidur.
Tak lama dokter dan perawat masuk untuk mengecek Nara, Kamil rembulan dan gina menunggu di luar hanya langit yang di perbolehkan menunggu di dalam.
" Semoga Nara dan bayinya selamat dan sehat ya Bun "
" Amin kak, papa sudah hubungi pak ferhan "
" Sudah dia sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit " kemal menggenggam tangan gina yang terasa dingin " doa kan menantu dan cucu kita Bun,pasti mereka baik-baik sajah "
" Amin " hanya itu yang gina ucapkan tak lama suara tangisan bayi menggema di dalam ruangan, langit tak henti-hentinya berucap syukur karena sang pencipta begitu baik pada dirinya .
TBC
Jangan lupa follow vote and comen ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wedding Dinara
RomanceHidup di kota besar itu tidak mudah,apa lagi harus jauh dari keluarga.ini yang di alami Dinara savania demi cita-cita dan impian dia harus rela berjauhan dari keluarga. Apa lagi setelah pertemuan dirinya dengan Langit megantara, laki-laki dingin yan...