Langit meraba tempat tidur di sebelahnya.
Kosong?
Kemana istrinya pergi sepagi ini, dengan terpaksa langit bangun dari tidurnya meski masih setengah mengantuk, setelah mencuci muka langit bergegas keluar dari kamar.
Mencari keberadaan istrinya,tujuan pertamanya adalah dapur biasanya istrinya setiap pagi akan berkutat di dapur menyiapkan sarapan,meski sudah ada 2 orang pembantu di rumah ini.tapi Nara tidak pernah meninggalkan kewajiban dirinya sebagai seorang istri.Cuma masak ajah kok mas, aku gak mau suami aku makan masakan orang lain.
Ya . . Please mas cuma masak ajah aku janji.
Dengan berat hati langit mengiyakan permintaan istrinya itu, langit mengerutkan keningnya tak kala tidak menemukan sang istri di dapur.
" Selamat pagi tuan? "
" Istri saya kemana bi "
" Nyonya pergi keluar tuan, katanya ingin jalan-jalan pagi " langit memicingkan matanya.
" Sejak kapan? "
" Pukul setengah enam tadi " langit meririk jam dinding yang menunjukkan pukul 7.30 berati sudah 2 jam Nara keluar, tanpa banyak kata langit melangkahkan kakinya keluar dari rumah.
Langit akan menyusuri jalan komplek menuju taman biasanya setiap pagi di taman komplek sekitar rumahnya akan ramai, oleh orang-orang yang sekedar jalan-jalan pagi atau mencari sarapan.Dinara tengah berjalan-jalan santai di temani ferhan sang ayah, ayah satu anak itu terus menggenggam jemari lentik sang putri.
Beruntung sekali dirinya pagi ini ingin mengunjungi Nara di rumahnya jadi bisa menemani putrinya jalan-jalan pagi." Apa kamu sudah lelah sayang? Sebaiknya kita istirahat dulu " tanya ferhan yang melihat wajah Nara sudah di penuhi keringat.
" Boleh baba, di sana yah Nara ingin makan bubur " Ferhan tersenyum, semenjak ke hamilan Nara memasuki usia 8 bulan putrinya ini sudah tidak kesulitan lagi makan sesuatu.
" Mang . . Bubur ayamnya dua yah? " Setelah memesan bubur Nara dan ferhan duduk di kursi plastik yang tersedia di sana.
" Gimana kabar cucu baba nak? Apa dia sehat " ferhan mengelus lembut perut Nara, " baba tak sabar untuk melihat baby "
" Alhamdulillah baby sehat buba ( buyukbaba/ kakek) sabar ya buba sebulan lagi kita bertemu? " Nara tersenyum memandang wajah ferhan, yang di balas kecupan singkat di kening Nara.
" Ini buburnya neng? " Penjual itu meletakkan 2 mangkuk bubur di atas meja " duh romantis sekali ya neng, suaminya kayanya sayang banget sama ci neng " Celtuk penjual bubur, yang membuat Nara dan ferhan saling pandang.
" Mamang doain semoga langgeng sampe kakek nenek ya neng, di beri anak yang Soleh dan Solehah "
" Amin mang tapi ini pa__ " ucapan Nara terhenti tak kala langit datang.
" Yang " langit langsung menubruk tubuh Nara, merengkuh nya kedalam pelukan.tak lupa langit menghujani kecupan di pucuk kepala Nara. " Kamu kok gak bangunin mas, kalau terjadi sesuatu sama kamu gimana " ferhan tersenyum melihat sikap langit.
" Loh mas istri orang gak boleh di peluk-peluk,si mas cari mati Yo? Ada suaminya juga "
" Ini istri saya kang "
" Loh, dasar bujang gembung gak liat perut si neng dah Segede ini malah di akuin bininya " ferhan dan Nara menahan tawa, melihat wajah langit yang masam.
" Kang, ini memang suami saya " ucap Nara, langit mengembangkan senyumnya bahagia sekali dirinya di akui sebagai suami di depan umum.
" Lah terus itu " tunjuk kang bubur pada ferhan, langit mengikuti arah Padang kang bubur itu.langit terkejut melihat ferhan di sini.
" Baba apa kabar? " Langit buru-buru menyapa ayah mertuanya tidak lupa menyalami tangan ferhan.
" Baik Lang, kabar kamu? "
" Langit juga baik "
" Lah kenapa jadi akur nya, gak adu jotos Kitu " heran kang bubur.
" Dengar ya kang ini mertua saya,akang gak bisa bedain wajah istri dan mertua saya mirip gini "
Tukang bubur itu meringis malu dan meminta maaf pada langit dan Ferhan.setelah selesai makan bubur mereka pulang menuju rumah sebab ibu hamil itu sudah terlihat ke lelahaan.
" Mas . . " Langit hanya berdehem, calon ayah itu tengah asik mengelus perut Nara,apa lagi baby di dalam perut Nara begitu aktif.
" Ibu kapan kesini? "
" Kata ibu Minggu depan, bukanya hpl nya masih 2 Minggu lagi kan yang "
" Iya sih,tapi pengen ibu cepet-cepet ke sini? Kalau mas kerja aku sendiri,apa lagi pinggang suka sakit gak ada yang bantu pijitin " keluh Nara, langit langsung mengadah menatap wajah Nara dari bawah.
" Kok baru bilang sama mas sih "
" Aku takut mas kepikiran, lagian gak sering juga sih cuma beberapa hari ini rasanya dah beda sakit sama pegel gitu "
" Mas suruh mami yah temenin kamu di rumah ya yang "
" Gak usah mas, kasian mami yang harus bolak-balik ke sini " tolak Nara, dia tak ingin merepotkan gina.apa lagi mertuanya itu tengah sibuk mengurus bisnis barunya.
" Kalau gitu mas yang ngajuin cuti dari sekarang,biar bisa temenin kamu tiap hari " Nara melotot, gila sajah yang hamil Nara yang ambil cuti langit, bahkan perkiraan lahiran Nara masih 2 Minggu dan langit sudah mengajukan cuti sekarang luar biasa.
" Jangan aneh-aneh ya mas, kamu ini wakil ceo "
" Nah makanya mumpung aku jadi wakil ceo,aku gunakan kesempatan yang ada "
" Mau di pecat papi "
" Gak bakal papi berani pecat aku yang, ya____ boleh ya___ " bujuk langit.
" Gak enak ajah, sekalian ajah kamu yang gantiin aku lahiran " kesal Nara yang bangkit dari duduknya membuat tubuh langit terjelembab jatuh.
" Duh yang sakit "
" Bodo amat " teriak Nara, dari Atas tangga.
" Serba salah deh jadi gue "
TBC
Welcome back mak bil baru balik lagi.
Minal'aidzin walfaizin mohon maaf lahir dan batin 🙏
Jangan lupa follow vote and comen ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wedding Dinara
RomanceHidup di kota besar itu tidak mudah,apa lagi harus jauh dari keluarga.ini yang di alami Dinara savania demi cita-cita dan impian dia harus rela berjauhan dari keluarga. Apa lagi setelah pertemuan dirinya dengan Langit megantara, laki-laki dingin yan...