Selepas kelas terakhir Dinara dan Rena, menuju ke kantin fakultas manajemen yang tak jauh dari gedung fakultas teknik.
Dinara menuju ke salah satu meja yang sudah di duduki 2 laki-laki yang tengah asik menikmati makan siang menjelang sore di kantin." Lo makan gak nunggu kita dulu " Dewo dan Leo yang tengah asik menikmati makanan miliknya,menatap ke arah dua perempuan yang sudah duduk di depannya.
" Lama kalau nunggu Lo berdua nongol,keburu anak-anak cacing gue demo di dalem perut "
" Makan Ra,Re udah gue pesen tuh makan buat Lo berdua " pria bermata sipit itu menunjuk ke arah dua mangkuk soto dengan dua piring nasi panas,sikap Leo itu berbanding terbalik dengan Dewo.
Leonil Aditama pria keturunan Tionghoa ini, selalu menunjukkan sikap baik dan perhatian kepada para sahabatnya,Leo sendiri hidup sendiri di Jakarta dia lebih tertarik berkuliah di ibu kota dari pada di kampung halamannya Medan.
Sedangkan Asep Sadewo pria asli Garut yang, luar biasa membuat ketiga sahabatnya geleng-geleng kepala ketika mendengar celotehannya,bahkan mulut laki-laki ini lebih tajam dari pada silet." Thanks le " Ucap Nara, yang langsung meracik soto miliknya dengan sambal tak ketinggalan perasaan jeruk nipis untuk menambah rasa segar di kuah soto itu .
" Neng-neng masih ada kelas enggak? Jalan Yo,abdi bosen langsung pulang ke kostan " Celtuk Dewo yang menopang kedua tangannya di atas meja.
" Eh Akang Asep NU kasep ya ngalahin penduduk ragunan, emang Lo punya duit ngajak kite-kite jalan "
" Ari maneh Rena,meni merendahkan akang Asep NU gaduh pabrik dodol di Garut "
" Ngomong apah sih loh,gak usah pake bahasa pelanet,gue enggak ngerti " Dewo mencibir, yang membuat Rena melotot,Dewo tahu betul ketiga sahabatnya itu tidak suka ketika dia menggunakan bahasa daerahnya.
" Ayo jalan,gue punya duit baru di transfer sama Abah semalam "
" Boleh Sep, gue kan anaknya suka banget yang berbau telaktiran " Cengir Rena, Leo terkekeh dia tahu betul bagai mana Rena walaupun dia anak orang berada tapi,Rena tidak pernah menolak untuk makan gratis apa lagi di telaktir.
" Emang, padahal duit jajan Lo lebih banyak dari duit jajan gue seminggu "
" Jalan ke mana " tanya Leo,kepada Dewo yang tengah berpikir.
" Ke Pi ( plaza Indonesia) ajah Yo, gue udah lama gak ke sana terakhir waktu sama Nara beli buku "
" Oke, sekalian gue mau lihat-lihat sepatu baru kali ajah ada yang keren " Rena tersenyum, membayangkan deretan sepatu sneaker tersusun rapi di atas rak toko.
" Lo gimana ra,ikut kan? Awas ajah sampe gak ikut gue marah banget " Nara menyedot habis es teh manis miliknya dan sedikit menganggukkan kepala.
" Tapi mampir dulu ya,ke MT grup gue mau kasih berkas ke mbak Adel " Ketiga sahabatnya kompak mengangguk dia tahu betul sibuknya Dinara yang kerja freelance setelah pulang kuliah.
©©©
Langit Megantara sudah dua hari ini tiba di Jakarta, setelah kepulangan dirinya menempuh studi S2 di Harvard university.
Putra bungsu dari Jusuf Kamil Megantara dan Gina Arista ini memiliki sifat dingin dan tak perduli.
Di umur yang sudah masuk kepala tiga ini, Langit belum pernah mengenalkan 1 perempuan pun kepada kedua orang tuanya.Bahkan ketika sang bunda bertanya soal kapan putra bungsunya akan menikah pasti Langit akan selalu bilang.
Nanti Bun, belum ada perempuan yang buat Langit jatuh cinta dan buat langit ingin memilikinya.
Suatu saat Kalau dia sudah datang bahkan hari itu juga akan Langit,persunting dia menjadi istri langit.Bahkan gina di buat heran oleh putranya sendiri, tapi gina juga tak kalah gencar mencarikan calon istri untuk langit.
Walaupun usahanya itu selalu di tolak mentah-mentah oleh langit." Jam berapa ini Lang, jamuran kakak nunggu kamu " kata Bulan kakak perempuan langit satu-satunya. Langit tak menghiraukan ucapan bulan dia memilih mencium gemas pipi Zela yang asik mengunyah biskuit.
" Untel, geyi "
" No untel tapi un_cle " Ejah langit kepada balita tiga tahu itu, Zela adalah putri bulan dan Dirga.
" Un_tel " jawab Zela,yang sedikit mengeja,langit langsung tak bersemangat dia langsung duduk tepat di samping Zela " Atu bica kan untel "
" Ya ya kamu bisa, terserah kamu sajah ze " Frustasi langit, yang membuat semua orang di meja makan menyemburkan tawanya.
" Putri mami pinter,banget sih udah buat uncle pagi-pagi bete " Fuji bulan yang mengelus pipi cabi Zela.
" Mau sarapan apah Lang,biar bunda ambilkan? " Gina, menatap putra bungsunya dengan sayang walaupun langit sudah dewasa tapi gina selalu memanjakan langit seperti remaja pada umumnya.
" Bunda gak usah repot-repot ambilkan langit sarapan, dia punya tangan dan langit bukan anak kecil " sindir bulan " dan kamu Lang harusnya sudah menikah jadi ada yang bisa urus kamu,yang mempersiapkan kebutuhan kamu dari bangun sampai tidur lagi "
" Lagian sampai kapan mau, melajang gak malu sama umur? " Sambung bulan yang menatap langit sengit.
Langit mebuang nafas panjang,ini yang selalu membuat langit malas pulang ke rumah.selain sang bunda yang gencar menanyakan kapan dia menikah ada sang kakak Rembulan Ayu Megantara yang tak kalah sering menelor akan status lajang dirinya.
" not yet time "
" Ckk, . selalu itu alasannya belum waktunya lah sampai kapan? Sampai kamu jadi Kakek-kakek dulu baru waktunya " omel bulan, yang mendapat dukungan dari gina dan Kamil yang menyaksikan perdebatan kakak beradik itu.
" Liat nanti lah kak, Kakak bakal shock kalau aku minta nikah dadakan,iya gak pah " Kamil hanya menganggukkan kepala, baginya langit itu seorang laki-laki bertanggung jawab setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya, selalu dia buktikan apa lagi soal pendidikan dan perusahaan yang langit kerjakan,pasti semua hasilnya luar biasa. Meski kadang Kamil di selalu di buat kesal dengan sikap seenaknya langit, yang menghabiskan waktunya untuk traveling di negara-negara yang terkenal akan ke destinasi keindahannya. Tapi bagi ayah dua anak ini Langit ya tetap putra kebanggaan keluarga Megantara.
" Lang, kamu bisa cek cabang perusahaan di Tamrin? Mas Dirga papah suruh stay di pusat dulu untuk menggantikan papa bertemu para investor " Langit menatap wajah Kamil yang sedang menatap dirinya juga.
" Kakak ulan? "
" Pasti kakak akan menemani,suami kakak lah? Ngapain nemenin kamu " jawab bulan dengan gaya sombongnya.
" Ckk . .Bucin di pelihara "
" Ehh . .ini bukan bucinya Lang,nanti kamu juga pasti rasain gak mau jauh sama pasangan " bela bulan, yang membuat gina menbawa cucunya pergi meninggalkan meja makan.
" Baiklah pah,there is not other choice and please Mrs dirgantara enjoy being with her " jawab langit dengan senyum devilnya.
TBC . .
Gimana keseriuan 4 sahabat ini??
Keluarga langit juga gak kalah, seru kan apa lagi kakak bulan yang selalu Nelor langit.
Jangan lupa follow and vote yah🌹
Doain yah semoga alur ceritanya lancar dan other enggak ke habisan ide.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wedding Dinara
RomanceHidup di kota besar itu tidak mudah,apa lagi harus jauh dari keluarga.ini yang di alami Dinara savania demi cita-cita dan impian dia harus rela berjauhan dari keluarga. Apa lagi setelah pertemuan dirinya dengan Langit megantara, laki-laki dingin yan...