24

13.3K 617 9
                                    

Sudah hampir 1 bulan dari kepulangannya dari Maladewa, sepasang suami istri ini di sibukkan dengan berbagai macam pekerjaan, Langit yang Tengah sibuk dengan bermacam proyek sedangkan Dinara dengan tugas kampus dan karyawan feelance di kantor sang suami.

Keduanya sama-sama sibuk tapi langit selalu meluangkan banyak waktu untuk sang istri mengantar jemput Nara misalnya, kadang menikmati makan siang secara diam-diam.
Ya sampai saat ini belum ada yang tahu soal pernikahan langit dan dinara.

" Mas sarapan dulu " teriak Dinara dari dapur, langit yang tengah berjalan di tangga menggelengkan kepala.sekarng istrinya ini persis sekali seperti gina yang suka teriak-teriak setiap pagi ketika para penghuni rumah belum datang ke meja makan.

" Kamu kok makin ke sini malah mirip sama bunda loh yang? " Nara menaikkan satu alisnya seolah berkata apa nya yang mirip

" Sama-sama bawel " kekeh langit yang menjawil hidung mancung sang istri,tak lupa langit mendaratkan satu kecupan di bibir Nara.

" Ck . . Sekarang bilangan bawel kemarin kemana ajah "

Langit tertawan yang membuat Nara mencebikan bibirnya. " Kamu hari ini gak ke kampus yang " Nara menggeleng dan menandaskan segelas susu kurma ke sukanya.

" Enggak, hari ini aku mau ke kantor bantu mbak Adel! Mas jadi ke kantor pusat? "

" Jadi, tadi papah udah kabarin mas.kok gak sarapan yang? " Nara menggeleng, perutnya sudah kenyang hanya di isi segelas susu sajah.bahkan sudah beberapa hari ini nafsu makannya kurang.

" Aku masih kenyang mas "

Lima mobil MPV terparkir di depan rumah milik langit dan Dinara, beberapa bodyguard bertubuh besar sudah berdiri.altaf keluar lebih dulu sedangkan ferhan memilih menunggu di dalam mobil.

Sudah hampir sebulan ferhan menunggu pertemuan dirinya dengan Nara, dia memilih menemui Safira di Bayuwangi terlebih dahulu meminta penjelasan kepada perempuan yang dia cintai yang sekarang berstatus mantan istrinya.ada rasa nyeri di hati ferhan ternyata Safira memilih menikah lagi dengan laki-laki lain.
Yang lebih menampar dirinya sebuah foto laki-laki yang tengah memangku bayi perempuan yang harusnya posisi itu adalah ferhan.
Ferhan memejamkan mata ketika kata-kata Safira terus membayanginya.

Safira terdiam kaku ketika melihat laki-laki yang dia coba lupakan selama 21 tahun ini berdiri di depannya.

" Fer---han "

" Apa kabar Safira? " Air mata ferhan meluncur mulus di kedua matanya,wanita yang dia rindukan setiap harinya sekarang berdiri di depannya.

" Boleh aku masuk " damar yang baru tiba dari kebun terlihat bingung, ada 3 mobil mewah terparkir di halamannya,dalam hati damar bahagia karena dia yakin pasti Nara yang pulang.

" Bu . . " Safira yang akan menyuruh ferhan masuk terhenti ketika melihat suaminya pulang.

" Bapak? "

" Ada tamu, Nara bukan " tapi detik itu mata damar membulat sempurna melihat laki-laki yang berada di depannya.Apa lagi wajahnya yang mirip sekali dengan Nara.

•••

" Ada apa kamu mencari ku? Sampai sini fer? Ferhan terkekeh mendengar nada bicara Safira, yang tidak sesuai dengan sorot matanya.

" Jelas saya mencari mu Safira wanita yang telah berani membawa anak saya pergi " sorot mata ferhan menggelap ada kilat amarah yang jelas di kedua matanya.

" Anak, anak siapa yang kamu maksud" sinis Safira " aku tidak pernah membawa anak mu pergi "

" Ck . . Jangan munafik Safira saya tahu kamu pergi dari rumah dalam keadaan mengandung anak saya " ferhan mengadakan kedua matanya ke atas dia tidak ingin terlihat menyedihkan di depan mantan istrinya ini.

" Bukan hanya kamu yang mengandung dirinya tapi selama 10 bulan saya juga tersiksa,Safira bahkan dokter memvonis saya mengalami sindrom couvade " air mata ferhan sudah tidak terbendung lagi,dia menangis di depan Safira yang sama-sama membekap mulut tak percaya.jadi bukan hanya Safira tapi ferhan pun mengalaminya.

" Kenapa kamu tidak memberi tahu saya Fira setidaknya jangan buat saya seperti orang bodoh yang tak tau apa-apa, tentang anaknya? Apa lagi membiarkan orang lain menggantikan peran saya sebagai ayahnya " sarkas ferhan dengan sedikit emosi " kenapa kamu pergi tanpa pamit bahkan hanya meninggalkan surat cerai untuk saya,di mana hati nurani kamu dulu Fira ketika saya berjuang untuk meyakinkan kedua orangtua saya "

" Saya terpaksa fer karena ibu mu terus mengancam saya, bahkan perginya kamu bekerja dulu hanya alasan agar dia bisa mengusir saya " jelas Safira, ferhan tertegun harusnya dia sadar pasti ulah ibunya.

" Dan saya tidak ingin anak saya mengalami hal yang sama seperti saya,cukup saya yang terhina dan tidak di hormati maka dari itu saya menutup rapat identitas siapa ayah biologis Nara, cukup Nara tahu hanya damar ayahnya bukan kamu "

Dinara mengantarkan langit sampai ke depan rumah seperti biasa,ritual ini selalu Nara lakukan ketika dia berangkat siang atau libur kuliah.

" Loh . . Itu siapa mas " tanya Nara ketika melihat beberapa orang berdiri di depan gerbang rumahnya.

Langit menekan remote control kecil di kunci mobilnya,pintu gerbang rumahnya langsung terbuka, mobil hitam itu masuk kedalam halaman rumahnya.

" Tuan Altaf " ucap langit,Altaf tersenyum tak lama di susul ferhan yang keluar dari dalam mobil.
Langit melepaskan jas abu-abu miliknya dan memakainya pada istrinya yang hanya mengenakan dres rumahan tanpa lengan.

Ferhan menghambur memeluk dinara, yang membuat Nara terdiam mematung karena bingung sedangkan,langit yang akan menarik ferhan yang tiba-tiba memeluk istrinya terdiam tak kala mendengar ucapan ferhan.

" Anakku " lirih ferhan di pelukan,Nara masih mencerna kata-kata ferhan " maaf kan baba nak, maaf yang baru tahu tentang kamu "

" Kemal ferhan " ucap langit yang tiba-tiba ingat siapa nama itu,nama ayah kandung sang istri ketika dia mengucapkan ijab qobul di depan keluarga.

" Ya, Nara anak kak ferhan tuan langit? " Jelas Altaf, yang memandang haru dia bahagia di masa tua sang kakak ferhan telah menemukan kehidupan nya kembali mesti harus melepaskan cintanya tapi, dia mendapatkan kehidupan baru yang jauh lebih berharga keturunan,sebuah garis yang tidak mampu di beli dengan tahta dan uang.
Apa lagi keturunan begitu berharga di keluarga besarnya.

" A_ ya_ h " ferhan mengangguk,dia melepaskan pelukannya dan menagkup wajah Nara dengan kedua tangannya.

" My son you are my son,forgive baba son who only knows you now, forgive baba? forgive baba son who never knew you from the womb "ferhan berlutut di depan Nara,yang membuat Nara dan beberapa orang di sana menatap kasihan apalagi ini pertama kalinya ferhan mengiba kepada seseorang,hanya kepada Nara anak yang dia cintai.

Dinara menitihkan air matanya, dadanya sesak luar biasa, sebuah kenyataan yang Nara tidak pernah tahu terbongkar begitu sajah, harusnya dari dulu Nara curiga siapa dia ketika banyak orang selalu bertanya dia begitu berbeda dengan damar dan Adam.

Ferhan sudah terisak di kedua lutut Nara, baginya memohon seperti ini tidak bisa menebus rasa bersalah dirinya selama ini.

Jika suatu saat kamu di pertemuan dengan ayah mu kak,jangan pernah kakak benci dia karena ibu yang salah telah menutupi kehadiran mu di hidupnya.

Dinara mensejajarkan tubuhnya dengan ferhan yang berlutut di depannya,Nara tidak mimpikan pria ini memang ayahnya.dia tidak membenci ferhan,Nara langsung memeluk tubuh ferhan " baba " ucap Nara yang membuat tangis ferhan pecah.

" Ba_ ba "

Ferhan menangkup wajah Nara, memandang lama netra mata yang sama persis sepertinya, " yes son I am your baba your father,oh God thanks you for bringing a daughter in my life " ferhan mengecup lama kening Nara, memeluk tubuh putrinya kembali.




TBC

Jangan lupa follow vote and comen ❤️

The Wedding DinaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang