05

20K 819 4
                                    

Dinara memutar-mutar kursi roda yang dia duduki, tubuhnya dia sadarkan sedangkan tangan kanannya menggenggam pensil yang dia tusukan di kening.pemandangan ini sudah cukup lama, membuat Adel geram melihat kelakuan anak buahnya itu.

" Ckk. .Nara mbak perhatikan ini udah 20 menit kamu ada di posisi itu gak pegel apah? Lagian gak bakal ngerubah keputusan pak langit soal ini,terima ajah lah itung-itung kamu belajar sebelum kamu terjun langsung bekerja sesungguhnya "

" Mbak kira aku gak kerja beneran? Aku kerja loh mbak, bukan main ke sini " Adel terkikik geli mendengar protestan Nara.

" Lagian ya mbak, kok pak langit-langit itu aneh masa anak feelance kaya aku di suruh jadi public relation Mana mampu aku mbak " Dinara menagkup wajah dengan kedua tangannya.

" Nanti aku bantu kamu kok Ra " Bayu meletakan map di meja milik Dinara " jangan terlalu di pikiran,pasti pak langit udah punya feeling kalau kamu bisa " Adel langsung mengacungkan kedua jempol miliknya, menyetujui ucapan Bayu.

" Tapi Nara takut mas Bayu mbak Adel, apa Nara ngundurin diri ajah ya? Sok-sokan sih belum lulus kuliah ajah udah mau kerja "

" Ini anak gemes banget sih,kalau masih bocah gue karungin Lo Ra gue pelihara di rumah "

" Emang Nara kambing di pihara " Bayu dan Adel menyemburkan tawanya, mereka berdua begitu gemas melihat kelakuan Dinara yang sudah menyerah.

" Nara cantik enggak ada sejarah nya berhenti sebelum berjuang,yang ada kamu bakal nyesel " tangan kekar Bayu mengelus puncak kepala Nara.

" Eh itu tangan kondisikan,mau gue geplak Lo? Nara masih bocah ya bay jangan cari kesempatan " Bayu mencebikan bibirnya,gagal sudah modusnya pada Dinara.

Sorot mata gelap itu begitu fokus menatap CV( curiculume vitae) milik dinara,yang di bawakan oleh pihak HRD atas keinginan wakil ceo langsung.

" Dia hanya karyawan feelance yang di pekerjaan untuk membantu, devisi pemasaran "

" Iya pak? Dinara di rekrut langsung oleh pak Reza untuk bergabung di devisi pemasaran, Dinara menunjukan ke mampuannya selama 1 Minggu pertama bahkan Bu Adel selaku kepala devisi begitu puas atas hasil kerja Dinara " jelas Bu Reni kepala HRD di sini.

" Oke terimakasih, silahkan ibu kembali bekerja? " Reni pun pamit undur diri meninggalkan Langit yang masih fokus membaca latar belakang Dinara.

" Dinara Savina, cantik untuk pertama kalinya saya tertarik dengan kamu Dinara " Guman langit dengan senyum manis di bibirnya.

©©©

Kamil di buat heran oleh kelakuan langit, sedari pulang dari kantor wajah putra bungsunya ini begitu berseri-seri berbeda dari kemarin.
Bahkan sorot matanya begitu jelas menggambarkan bahwa langit tengah bahagia.ini pertama kalinya Kamil melihat wajah bahagia sang putra,dulu sajah ketika dia menjadi siswa berprestasi tidak sebahagia ini.

" Pah kok liatin, langit nya gitu banget sih? " Tanya gina yang heran melihat suaminya. Langit yang tengah menikmati makan malamnya, langsung mentap sang papah yang masih menatap ke arahnya.langit mengode kepada sang papah seolah bertanya kenapa pah?

" Ah . .enggak kenapa-kenpa kok Bun?papih lagi seneng ajah liat langit lahap makanya " Alimbi Kamil yang langsung fokus kembali ke makanan miliknya.

" Jelas lahap dong pa, bunda kan masak makanan ke sukan langit.iya gak sayang? " Langit mengangguk,dia seolah tak perduli,rasa lezat dari opor buatan sang bunda menunda pembicaraan yang akan langit utarakan kepada kedua orangtuanya.

Setelah makan malam selesai langit meminta Kamil dan gina untuk berkumpul di ruang keluarga, karena ada yang akan dia bicarakan.

" Ada apa sih Lang? "

" Bunda sama papah masih ingat kan,sama kata-kata langit soal pernikahan? " Kamil dan gina saling lirik, dan kompak mengangguk.

Nanti Bun belum ada perempuan yang buat Langit jatuh cinta dan buat langit ingin memilikinya.
Suatu saat kalau dia sudah datang, bahkan hari itu juga akan langit persunting dia menjadi istri langit.

Gina dan Kamil mengingat kata-kata putra bungsunya " jadi langit minta bunda sama papah tolong lamaran perempuan yang langit suka kepada kedua orangtuanya di Banyuwangi " pasangan suami istri itu begitu terkejut, mendengar ucapan sang putra melamar bahkan langit belum pernah mengenalkan perempuan mana pun.tapi sekarang secara tiba-tiba dia meminta Kamil melamar.

" Melamar "

" Ya . .gadis yang sudah berani mencuri hati langit " sudut bibir langit tertarik,setiap mengingat wajah cantik Dinara bahkan Kamil dan gina memandang horor sang putra.

" Pah, kayanya anak kamu ke templokan jin atau setan deh " bisik gina kepada Kamil " liat tuh pah, dia senyum-senyum kok bunda jadi merinding yah pah? "

" Melamar " langit hanya mengangguk, sedangkan Kamil di buat bingung untuk melamar siapa " siapa yang kamu mau lamar? Papah gak tau wanita mana yang kamu suka loh "

" Lagian ngelamar anak orang itu gak mudah Lang, kita harus tau dulu latar belakang keluarganya gimana? Kamu kenali dulu sifat dan kelakuan perempuan yang kamu ingin nikahi "

" Langit sudah yakin pah, ingin menikahi dia lagian mengenal setelah menikah itu jauh lebih halal kan untuk langit. Ya walaupun langit lama tinggal di luar yang memiliki gaya pergaulan ke barat-baratan,tapi langit terus menjunjung nilai tinggi agama kita pah. Apa lagi kalau langit sampai menyakiti atau merusak perempuan yang belum halal untuk langit,sama sajah langit menyakiti bunda dan kak bulan secara gak langsung " pungkas langit panjang lebar,gina langsung memeluk tubuh tegap sang putra gina begitu bangga memiliki putra seperti langit di sepanjang hidup gina membesarkan langit sampai langit sebesar ini putranya belum pernah berlaku kasar atau kurang ajar kepada orangtuanya.

" Jadi langit mohon " Kamil mengangguk, membuat senyum di wajah langit mengembang, langit langsung bersimpuh di depan sang papah menghujani tangan keriput itu dengan kecupan sayang.

" Thank you, I'm really happy to have parents like you "

" Jangan seneng dulu, siapa yang harus papah lamar? Jangan kamu kasih papah alamat palsu nanti papah sama bunda kaya ayu Ting Ting " goda Kamil yang membuat gina tertawa, sedangkan langit melotot mendapat godaan jokes dari sang papah.



TBC. .

Ke mana ke mana ke mana, ku harus mencari ke mana??

Ah bang langit . .

Waduh di lamar gimana nambah ilfil ajah nanti Nara sama pak bos?

Jangan lupa follow vote and comen ❤️ . .

The Wedding DinaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang