34

12.3K 526 0
                                    

Pukul 11 malam ferhan menghubungi langit yang masih terjaga di ruang kerjanya, Ayah dari istrinya itu memberi tahu bahwa Nara telah menangis diam-diam di dalam kamar.
Langit merasa bersalah pada Nara, dengan perasaan khawatir langit menuju apartemen ferhan.

Tak perlu menunggu lama pintu apartemen sudah di buka ferhan, yang mengenakan piyama tidur.

" Finally you come Lang,Nara in the room over there " langit mengangguk, berjalan masuk kedalam.langit bisa melihat wanita yang di cintai tengah terbaring di tempat tidur.
Dengan pelan-pelan langit membaringkan tubuhnya di samping Nara, melingkarkan tangannya memeluk pinggang istrinya.

" Maafkan mas sayang " langit mengecup kening Nara lama,langit bisa melihat mata sebab Nara, yang membuat dia merasa lebih bersalah.
Tangannya terulur mengelus perut Nara dengan sayang.
" Maafin papi yah nak?papi gak mau kamu sama mami kenapa-ken__" Nara  membalikkan tubuhnya menghadap langit ke-dua mata itu saling menatap bahkan tangan,Nara mengelus dada bidang Langit yang masih terbalut kemeja.

" M__as jangan marah, aku takut " kata Nara berkata dengan suara begitu paru.

" Maaf . . " Nara membekap mulut langit dengan jari telunjuknya,Nara tersenyum menyandarkan kepalanya di dada bidang suaminya.

" Sebelum mas minta maaf Nara udah maafin mas,Nara yang salah kok gak seharusnya Nara kaya gitu.tapi Nara pengen banget makan mangga di atas pohon mas " lirih Nara, yang sekali-kali melirik mata langit.

" Tapi jangan kaya gitu lagi yang,kamu gak tahu paniknya mas kalau terjadi sesuatu sama kamu dan anak kita gimana "

" Maaf . .Nara janji gak kaya gitu lagi deh mas,tapi mas langit jangan marah lagi Nara takut di Bentak kaya gitu " langit mengecup pucuk kepala Nara dengan sayang,mana bisa langit marah terlalu lama pada istrinya.

" Iya sayang maafin mas yah " Nara mengangguk dan langsung mendusel sayang di dada bidang suaminya.

" I love you mas "

" Love you more my wife "








•••

Kandungan Nara sekarang sudah memasuki usia 5 bulan,perut ratanya sudah terlihat jelas membuncit.
Walaupun sempat pendarahan di usia kandungan 3 bulan di mana saat itu Nara menjalankan KKN di desa, yang membuat dirinya kelelahan.
Tapi beruntung tidak ada masalah serius yang Nara dan calon anaknya alami, bahkan pertumbuhannya semakin hari semakin sehat.

Jelas langit begitu overprotektif kepada istrinya jangankan soal makanan, pakaian yang Nara kenakan pun akan langit pilih sendiri agar nyaman di kenakan ibu hamil itu,tidak ada celana jins rok bahkan celana kain milik Nara sudah lenyap dari dalam lemari.tergantikan dengan puluhan dress cantik yang cukup longgar.

" Jus alpukat tanpa gula " ucap Dewo meletakan 1 cup jus yang dia beli di jalan sewaktu ke kantor tadi.

" Thanks Asep " ibu hamil itu tersenyum lebar, membuat Dewo gemas melihatnya.

" Buat ponakan gue bukan buat Lo " bisik Dewo, yang berjalan menuju mejanya di belakang Nara, ya orang-orang kantor belum ada yang tahu perihal Nara sudah menikah,apa lagi suaminya itu bos mereka di kantor.

" Ck . . Kan gue yang minum Asep "

" Ya pokoknya intinya buat dia yang ganteng bukan buat Lo "  Dewo menunjuk arah perut Nara, dengan jari telunjuknya.nara mendengkus sebal.

Dinara mengelus perutnya dengan sayang,Dia tersenyum merasakan pergerakan kecil yang di lakukan anaknya di dalam sana.beruntung sekali dirinya bisa di kelilingi orang yang tulus menyayangi dirinya dan calon anaknya.

" Minum jus dulu anak mami, om Asep baik kan " kata Nara dengan pelan, beruntung ruangan devisi nya hanya ada dirinya dan Dewo.

" Nara bisa ikut mas Bayu cek lapangan " kata Bayu yang menyembulkan kepalanya di pintu,Nara hanya menggunakan dan merapikan barang-barang miliknya.

" Gue boleh ikut gak mas bay? "

" Lo tetep di mari sep, Lo mau di omelin ci adel " ucap Bayu.

" Geu pergi dulu ya sep "

" Hati-hati Ra "

Nara melangkah bersama Bayu menuju tempat parkiran,di mana mobil Bayu terparkir di sana.tapi langkah kaki Nara terhenti ketika netra nya memandang langit yang berada tak jauh dari sana tengah beradu mulut dengan seorang wanita.

" Karisa "  ucap Nara, kakinya terayun mendekat ke arah langit dan Karisa,Nara bisa melihat Karisa yang tengah berlinang air mata.apa lagi wajah langit terlihat begitu emosi.

" Please Lang kali ini jangan tolak aku,sampai kapan kamu tolak aku? Aku bakal lakuin apa ajah buat kamu termasuk harga diri aku Lang  " kedua tangan Karisa tertangkup memohon ke arah langit.

" Gila, saya sudah pernah mengingatkan kamu kan,jangan pernah kamu temui saya lagi "

" Tapi aku benar-benar suka kamu Lang " Karisa berteriak,mencari simpati dari orang-orang kantor bahkan ada beberapa karyawan yang mengabadikan moment ini

" Pak langit " ucap Nara, langit menatap istrinya yang sudah berada di depannya,Karisa tersenyum licik bahkan dia menoleh banyak orang yang berada di sekitar parkiran.

" Apa gara-gara wanita ini kamu tidak menerima aku Lang, bahkan anak yang aku kandung " teriak Karisa yang menunjuk Nara dengan tajam, " " bahkan pelakor ini juga hamil anak kamu iya "

Deg

Permainan apa yang sedang di perankan Karisa, langit merengkuh tubuh Nara yang terdiam dengan pandangan kosong.
Bisik-bisik dari beberapa orang begitu jelas di telinga Nara.

Karisa tertawa " ternyata selera kamu rendah ya Lang, apa pelakor ini cuma mainan kamu setelah kamu puas kamu buang " tangan langit mengepal sorot matanya mengelap mentap Karisa,benar yang gina bilang.

Kamu jangan pernah main-main dengan keluarga Sanjaya Lang, dia orang licik,dia akan dapatkan apa yang dia inginkan walaupun dengan cara kotor.

" Cukup jaga ucapan mu, istriku jauh lebih terhormat dari pada kamu, bahkan harga diri istriku jauh lebih berharga dari pada kamu " peringat langit dia langsung menggandeng Nara untuk masuk kedalam mobil miliknya.













TBC




Maaf baru up . .

Jangan lupa follow vote and comen ❤️

The Wedding DinaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang