Hari ini langit memboyong istrinya untuk pulang ke Jakarta, bersama keluarga besarnya dan tak lupa ke tiga sahabat dinara.yang ikut dalam satu maskapai yang sama.sedangkan Adam dan sang istri memilih tinggal untuk beberapa hari lagi di Bayuwangi.
Tidak butuh waktu lama, rombongan mereka telah tiba di bandara internasional Soekarno-Hatta, Rembulan dan Dirga telah pamit duluan untuk pulang ke rumahnya, di susul ketiga sahabat Nara yang pulang ke kosan masing-masing.
" Selamat datang di rumah keluarga Megantara " pungkas gina dengan senyum di bibirnya, ibu dua anak itu mengampit tangan sang menantu untuk masuk kedalam rumah.
" Semoga betah ya nak?jangan malu-malu kalau mau sesuatu, Nara bisa minta bibi iim atau bibi yang lain gak perlu sungkan ya sayang ini kan rumah Nara juga " Dinara hanya mampu mengangguk beruntung sekali dirinya yang hanya Upik abu bisa di terima di keluarga suaminya yang berkelas.nara terus mengikuti kemana gina melangkah untuk mengenali sudut-sudut rumah ini.
" Ck . . bunda sedang memanipulasi istri ku pah "langit menghempaskan tubuhnya di sofa,di ikuti Kamil di seberang nya " bahkan sama papah yang suaminya sajah di lupain "
Kamil tertawa memang benar yang langit katakan,gina seolah memiliki mainaan baru yang lebih menyenangkan bahkan Kamil bisa melihat antusias gina dan rembulan ketika melihat Nara untuk pertama kali.
" Langit udah mutusin pah,buat pindah ke apartemen tempat kuliah Nara kan cukup jauh dari sini? "
" Pindah? Kamu yakin? "
" Yakin lah pah,masa enggak lagian kan kami berdua butuh sedikit privasi apa lagi hubungan awal kami berdua seperti apah? langit hanya ingin lebih dekat dengan istri langit tanpa paksaan "
" Ya . . Papah bisa apah? Selagi itu baik buat kalian papah akan selalu mendukung. Dan kamu bicara kan lagi masalah ini sama bunda kamu tau kan gimana bunda kamu " nasehat Kamil, langit bangkit dari duduknya untuk pergi menyusul sang istri yang entah di bawa kemana oleh sang bunda.
°°°
Langit bisa mendengar gelak tawa dari dua wanita berbeda generasi itu,dia bisa melihat istrinya yang tengah membolak-balik kan sebuah album foto lama keluarga Megantara.
" Zela persis kak bulan ya Bun? " Tunjuk Nara pada gambar bayi perempuan yang baru bisa merangkak.
" Iya yah . .bunda baru liat malah? Lah kok baru sadar ya bunda, Zela mirip banget sama bulan "
" Kak bulan sama pa_? Eh maksudnya mas langit selisih berapa tahun Bun? Langit senyum-senyum sendiri mendengar Nara merubah nama panggilan dirinya pada sang bunda.
" Mas " rasanya sebahagia ini hanya di panggil mas sajah oleh Nara. " Mas boleh juga " Guman langit dengan senyum di bibirnya.
" Enam tahun deh kayaknya, itu ajah bunda kecolongan Ra? Gak niat buat nambah anak eh malah hamil langit, udah hamilnya parah banget bunda sampe harus di rawat inap di rumah sakit, makanya papah bilang ini akan jadi anak terakhir gak nambah-nambah lagi punya anak " jelas gina dengan cemberut " padahal bunda dulu niat banget loh pengen punya anak 5 kayanya seru gitu "
" Sekalian ajah Bun selusin biar bisa buat club sepak bola, MT club kayanya oke juga, nanti langit bilang papah " sela langit yang langsung duduk di sebelah sang istri.
" Nyambung ajah kamu, kaya listrik "
Nara baru sadar ternyata langit memiliki sifat yang berbeda ketika bersama keluarga dan orang terdekat nya langit akan banyak bicara hangat bahkan sedikit rese. Di bandingkan dengan di kantor Dinara lebih suka sikap langit seperti ini.
" Ya udah bunda tinggal dulu ya Ra, mau nyamperin papah "
" Kenapa liat nya gitu banget " Nara membereskan kembali album foto ketempat semula. " Pak saya boleh kan ambil barang-barang di kosan "
" Kok panggilnya pak lagi? " Satu alis Nara terangkat ke atas,tidak mengerti yang langit maksud.
" Ck . . Kamu mau modus di depan bunda bilang saya mas giliran di belakang bunda kamu panggil pak " gerutu langit,tak suka padahal dia sudah berharap Nara akan memanggilnya mas.
" Modus siap yang modus?lagian pak langit nguping obrolan saya sama bunda " tanya Nara curiga,
" Enak banget nuduh saya nguping,kurang kerjaan banget.lagian obrolan kalian tuh kedengaran sampe depan " mood langit tiba-tiba jelek, istrinya ini benar-benar untungnya dia sayang kalau enggak.
" Yeh pak? Kok malah pergi "
" Pak " Nara mengikuti langkah lebar langit. " Pak Lang "
" Saya ngantuk "
" SIYI NGINTIK " cibir Nara
" Dosa Nara mencibir suami " dengan refleks Nara menutup mulutnya.
Belum sehari Nara Tinggal di rumah ini dia sudah merasa bosan,apa lagi tidak ada pekerjaan yang di lakukan dirinya sedari datang tadi.
Nara menyandarkan tubuhnya di sandaran tempat tidur,di samping kirinya ada langit yang masih asik memejamkan mata Baru juga dua hari berstatus istri dari langit tapi Nara bisa melihat hal jelek saat langit tidur." Ck . . Kalau di kantor ajah gaya cool tapi pas tidur " Nara geleng-geleng kepala " Amburadul pak " Nara terkikik melihat gaya tidur langit yang tengkurap tanpa baju dengan mulut sedikit menganga.
" Foto ajah kali yah, biar di tunjukin pas dia bangun emang dia ajah yang bisa ngatain orang, aku juga sama "Ceklek
Nara tertawa melihat hasil jepretannya sendiri,dengan ini dia bisa memanfaatkan langit suatu saat nanti.
TBC
Selamat malam . .
Jangan lupa vote and comen yah. .
Jangan lupa
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wedding Dinara
RomanceHidup di kota besar itu tidak mudah,apa lagi harus jauh dari keluarga.ini yang di alami Dinara savania demi cita-cita dan impian dia harus rela berjauhan dari keluarga. Apa lagi setelah pertemuan dirinya dengan Langit megantara, laki-laki dingin yan...