17

14.6K 647 9
                                    

Sorot mata tajam itu terpejam, menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya ini bukan kali pertama dia menginjakkan kakinya ke Indonesia, tapi entah mengapa ada sesuatu yang mendorong dia untuk kembali kenegara yang di juluki negara seribu pulau ini.

Seperti sekarang dia tidak ingin menikmati makan siang yang tersedia di hotel,dia memilih ingin menikmati makan siangnya di salah satu  restoran yang cukup terkenal di Jakarta.

" Mesgulum kardesim,neden otelde yemiyoursun? " ( Aku sibuk kak kenapa tidak makan di hotel sajah ) " ucap arlaf, kepada sang kakak yang sudah berdiri bersama putri sekertaris nya.

" Oteldeki  yemek menusunu sevmiyorum,sadece bugun yemek yememe eslik et,yarin Arkana' ya donecegim " ( saya tidak suka menu makanan di hotel, temani saya makan cuma hari ini sajah besok saya akan kembali ke Arkana ) "

Mereka berjalan masuk ke dalam restoran yang cukup ramai,tapi ketika Altaf melewati satu meja.

" Sir langit "

" Sir Altaf " balas langit, yang melepaskan tangan Dinara dan langsung menyalami Altaf " apa kabar tuan Altaf? "

" Saya baik tuan, senang bisa bertemu tuan langit dan nona Dinara di sini " ucap Altaf.

" Selamat siang nona Nara? " Sapa putri yang memeluk Dinara,Dinara pun membalas pelukan putri.

" Siang nona putri "

Tubuhnya tiba-tiba terpaku menatap gadis di depannya, apa lagi melihat gadis itu tersenyum membalas sapaan dari putri dan Altaf sang adik.

" Oh . .yes sir he's an introduction,my brother is the owner of the company I lead "

" Introduce sir,I am Langit Megantara vice ceo  working with your company "  sapa langit mengulurkan tangan.

" Nice to meet you Sir langit, I am Kemal ferhan " balas ferhan yang menjabat tangan langit.
Ferhan menatap dinara yang berdiri canggung di depannya,langit yang paham pun mengenalkan Dinara pada ferhan.

" This is Dinara savania she is my wife" Kata langit menekan kata istri, dia benci ketika miliknya di pandang seperti itu apa lagi Altaf dan sekarang ferhan.

•••

Langit menyarankan kepada Altaf untuk makan bersama di mejanya,yang di sambut setuju oleh Altaf.sambil menikmati makan siangnya langit dan Altaf sesekali membahas proyek yang mereka kerjakan tidak lupa ferhan sendiri memberi masukan yang membuat langit berdecak kagum pada pria paruh baya ini.

" Jadi kapan tuan langit dan nona Nara menikah? " Tanya putri yang begitu penasaran.

Nara tersenyum,dia berharap langit akan menjawabnya tapi pria itu tengah asik memakan makanannya.

" Sekitar 1 bulan yang lalu nona "

" Berati gak lama setelah kita meeting dulu yah? " Nara memangguk malu " selamat ya Ra? Semoga menjadi keluarga yang samawa saya doakan semoga segera mendapatkan momongan " wajah putih Nara bersemu kata-kata putri sungguh membuat Nara malu.
Bicara momongan langit sajah sampai hari ini belum meminta hak nya sama sekali.

Altaf tertegun ketika tak sengaja menatap ferhan dan Dinara secara bergantian apa lagi posisi Dinara yang duduk bersebelahan dengan ferhan.
Sekarang Altaf ingat Dinara mirip seperti siapa.
Ferhan memicingkan matanya ketiaka melihat Altaf yang terdiam memandang ke arahnya.

" Iyi misin " ( kamu baik-baik sajah ) Tanya ferhan kepada Altaf,yang di angguki Altaf,dia akan memastikan lebih dulu sebelum mengatakannya pada sang kakak.

" Mas aku ke toilet dulu yah " pamit Dinara yang di angguki langit.

" Istri anda masih terlihat muda tuan,berapa umurnya? " Tanya ferhan, dengan bahasa Indonesia yang terbata-bata.

" Dua puluh tahun "

" Wow . . Jika saya memiliki putri akan seumur dengan nona Nara? Ferhan menceos setelah istrinya meninggalkan nya dulu sampai saat ini ferhan belum memiliki anak, walopun dia sudah menikah lagi dengan wanita pilihan keluarganya tapi belum ada anak yang mengisi pernikahan mereka selama hampir 18 tahun ini.

" Tuan belum memiliki anak? " Ferhan mengangguk, langit dengan sopan meminta maaf atas kelancangan dirinya.

" Tidak apa-apa, mukin sang pencipta belum mempercayakan saya dan istri saya "

Dering posel milik Dinara berbunyi, di atas meja menampilkan sebuah foto Dinara dan Safira yang tersenyum ke arah kamera, ferhan terdiam dengan sorot tak terbaca satu wanita yang begitu membekas di hatinya sampai saat ini.langit yang mendengar ponsel milik istrinya berbunyi langsung meminta izin untuk mengangkat.

" Hadi eve gidelim kendimi iyi hissetmiyorum bir an once otele gitmek istiyorum " ( ayo kita pulang saya merasa tidak enak badan ingin secepatnya ke hotel ).

Ferhan bangkit dari duduknya berjalan meninggalkan Altaf yang bingung, ferhan tak peduli dari sekian tahun melupakan wanita yang dia cintai bahkan ferhan membakar habis foto dan kenangan-kenangan dari wanita itu.tapi hari ini dia melihat kembali wajah Safira wanita yang sudah membawa segala cintanya pergi.
Walaupun di foto itu Safira sudah terlihat berumur tapi ferhan ingat betul wajah itu.









TBC



Ferhan siapa?

Apakah Altaf akan mencari tahu siapa Nara?

Maaf jika kata-katanya tak sesuai aku masih tahap belajar

Jangan lupa follow vote and comen ❤️

The Wedding DinaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang