41

31.5K 728 21
                                    

Happy reading . .

....


Waktu berlalu dengan cepat hari ini tepat baby aka genap berusia satu bulan, baby yang banyak menyita perhatian para kakek dan nenek yang tak ingin jauh-jauh dari cucunya ini.
Aka seperti magnet di kehidupan mereka apa lagi bagi ferhan dan Safira mereka seperti melupakan masa lalu yang pernah terjadi.

" Aka sama siapa yang " langit meletakan handuk yang dia pakai di atas tempat tidur.

" Handuknya mas, ya ampun " omel Nara, langit tak perduli dia langsung buru-buru memakai baju " kebiasaan deh, kan basah kasurnya nya "

" Inget mas dah punya anak, masa harus di ingetin mulu sih mas.nanti aka bisa-bisa ikutin kebiasaan buruk papi nya loh "

" Iya janji, sekarang gak lagi " jawab langit yang mengecup pipi sebelah kanan Nara.

" Pasti besok di ulang lagi, dah biasa aku denger " langit terkekeh dan merangkul mesra sang istri,makin hari Nara semakin cerewet apa lagi menyangkut kebersihan dan tentunya sang putra.nara akan lebih cerewet.

" Iya . .maaf yah mami nya aka papi janji gak bakal di ulang lagi " Nara tersenyum,oh manis sekali langitnya ini ibu satu anak itu mencium gemas pipi sang suami.yang di balas tawa renyah dari mulut langit.

" I love you papi Aka "

" Love you to mami aka "

Keduanya tertawa dengan saling memeluk satu sama lain, beruntung sekali Nara bisa di pertemukan dengan langit laki-laki yang sempurna, memiliki segalanya tapi memilih Nara yang biasa sajah Nara bersyukur bisa menjadi wanita terpenting di hidup seorang Langit megantara.
Meski banyak yang berubah dalam hidupnya Nara tahu bahwa harta jodoh dan kematian sudah tuhan rencanakan pada setiap orang.

" Mas lihat aka dulu "  pamitnya, yang langsung pergi mencari keberadaan pangeran kecilnya.langit tersenyum tak kala melihat aka dalam gendongan Safira putranya tengah di ajak bicara oleh damar.meski belum tahu apa yang tengah di bicarakan aka menanggapi nya dengan senyum dan celotehan khas nya.

" Hai . . gantengnya papi " aka tersenyum mendengar suara sang ayah,bayi itu berkedip lucu yang membuat langit gemas " sini Bu biar langit gendong " Safira dengan hati-hati menyerahkan aka pada langit.

" Sama papi yah,nenek mau beres-beres dulu "

" Ibu jadi pulang? "

" Jadi dong mas, kan bapak udah jemput masa iya ibu Ndak pulang " langit menghela nafas panjang,sudah satu bulan semenjak aka lahir Nara begitu bahagia bisa dekat dengan ibunya apa lagi Safira banyak membantu mengurus aka.
Bukan langit tak mampu memperkerjakan baby sister tapi Nara tak ingin putranya di asuh oleh orang lain, adanya Safira bisa menjelaskan apa sajah yang Nara tak mengerti ketika bayi seusia aka rasakan.

Safira bisa melihat rasa cemas di wajah sang menantu " mas tenang ajah Nara sudah mengerti kok, lagian nanti bunda bisa bantu. dan ibu juga pasti akan telpon Nara setiap hari untuk menanyakan kabar aka ya sayang,nenek pasti akan kangen sama aka "

" Maafin bapak ya mas di kampung lagi panen raya "

" Harusnya langit yang minta maaf pak, sudah merepotkan ibu dan bapak "

" Ndak kok,lagian sudah kewajiban orang tua kok mas "

Nara yang baru datang menyapa aka yang begitu nyaman dalam gendongan sang papi,bayi itu tersenyum dengan mengayun-ayunkan kaki melihat nara.memberi kode bahwa dirinya ingin berpindah dalam gendongan sang mami.

" Nanti dulu ya sayang mami buat kan kopi dulu buat papi sama kakek " mata aka berkedip-kedip lucu yang membuat Nara begitu gemas,ibu satu anak itu menghujani Aka dengan kecupan di seluruh wajahnya yang membuat aka menjerit menangis.

The Wedding DinaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang