06

17.9K 801 2
                                    

Hari ini hanya satu mata kuliah yang di ikuti Dinara, tapi untuk ketiga sahabatnya masih ada kelas tambahan untuk perbaikan nilai yang di lakukan dosen idola.
Masih pukul 10.00 tapi Dinara berniat akan Langsung pergi menuju kantor.

" Lo langsung masuk kantor Ra? "

" Iya Re "

" Ya udah hati-hati " kata Rena dengan senyum di bibirnya," tapi nanti sore gue nginep di kosan Lo ya Ra? Ibu sama bapak negara pada pergi honeymoon yang entah ke ratusan kali gue gak inget " Dinara mengulum senyum, semenjak datang ke Jakarta untuk kuliah Rena lah orang pertama yang langsung dekat dengan Dinara.

" Siap . .kalau aku belum pulang kamu istirahat ajah duluan " setelah itu Dinara pamit untuk bekerja.

Tidak butuh waktu lama Dinara sudah tiba di MT grup, gadis yang memakai blus putih dengan celana jins hitam di padukan dengan sneaker putih itu sudah berdiri di depan lift.
Ini rekor pertama Dinara tiba di kantor pukul 10.25 biasanya gadis yang di ikat ekor kuda akan tiba selepas makan siang.

Kaki jenjangnya melangkah untuk masuk ke kotak besi,yang akan membawa dirinya ke lantai 3 tempat di mana devisi pemasaran berada.
Sebelum pintu lift tertutup, seorang laki-laki berjas hitam masuk.
Dinara sempat terpaku di tempatnya, laki-laki yang baru masuk adalah wakil ceo yang baru.
Langit juga tak kalah terkejut melihat Dinara yang berada di dalam lift bersamanya.

" Selamat pagi menjelang siang pak " Dinara mencoba membuang rasa gugupnya ketika berhadapan dengan Langit apa lagi hanya ada mereka berdua di dalam lift.

" Siang " mata gelap itu mentap takjub kepada sosok cantik di depannya,ini pertama kalinya Langit bisa melihat wajah Dinara secara dekat, wajah cantik Dinara begitu terlihat jelas dengan alis tebal hidung mancung bibir tipis apa lagi bola mata berwarna ke biru-biruan.
Ah langit baru menyadari kalau Dinara memiliki warna mata yang berada dari kebanyakan orang Indonesia.

" Dinara? "

" Iya pak "

" Apa kantor ini tidak mencantum kan aturan berpakaian untuk karyawan wanita? Saya rasa kamu tahu kegunaan sneaker untuk apa " ujar langit yang langsung beranjak keluar dari lift, meninggalkan Dinara yang masih diam terpaku mendengar ucapan langit tadi.

" Ckk. . mentang-mentang bos mulutnya tajem banget, iih untung cakep pak? Eh_ kok malah muji langit biru cakep emang iya sih ya? Ahh tapi mulutnya, Amit-amit deh gak bisa apah negur baik-baik " gerutu dinara,yang membuat Adel Bayu dan Ratih di buat heran oleh Dinara yang datang dengan mulut komat Kamit tidak jelas.

" Datang itu boh ya salam neng, ini malah komat-kamit gak jelas "

" Selamat pagi menjelang sore mbak, mas " Dinara tersenyum,dan langsung mendudukkan tubuhnya di kursi depan Adel.

" Tumben jam segini dah Dateng? "

" Iya mbak, cuma 1 Mata pelajaran mbak emang ada yang anehnya sama penampilan aku? " Tanya dinara ragu-ragu,Adel Ratih dan Bayu melirik penampilan Dinara dari atas sampai bawah.

" Enggak kok, malah tambah cantik " Fuji Bayu dengan senyum menggoda,Ratih menggeplak pundak Bayu keras yang membuat Bayu mengaduh. " Astaghfirullah . .salah apa saya " pungkas Bayu.

" Jangan ngadain Nara yang masih bocah, gue selending loh " ancam Ratih.

" Lo sama Adel sama ajah, gue kan cuma bilang apa adanya? Nara kan emang cantik banget "

" Diem " ucap Adel galak, " emang siapa yang bilang penampilan kamu aneh sih Ra? " Sambungnya dengan menatap wajah Nara lekat.

" Ada deh mbak, emang aku aneh yah ke kantor pakai pakaian kaya gini? "

The Wedding DinaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang