14

16.2K 728 0
                                    

Pukul 13.30 Nara sudah tiba di depan lobi cabang MT grup,dia baru sajah turun dari motor bebek Astra 800 milik dewo.motor jadul sejuta umat yang hits pada jamannya,motor ini  masih di miliki Abah Dewo di kampung.

" Thanks Asep " kata Nara yang menyerahkan helm pada Dewo.

" Sama-sama " Nara membenarkan tas selempang miliknya,dan siap melangkah masuk kedalam " Ra ada laki loh di sini? " Ucap Dewo, yang melihat langit turun dari dalam mobil bersama Reza dan sekertaris nya. " Siang pak langit " sapa Dewo, yang masih duduk di atas motor langit hanya bergumam menjawab sapaan Dewo.

" Siang pak? " Ucap Nara kikuk, langit berhenti di depan Nara,dia menelisik penampilan sang istri, yang agak berbeda,sorot mata gelapnya tidak suka melihat penampilan Nara yang mengikat rambutnya tinggi yang sangat mengekspos leher putih miliknya.
Tangan kekear itu menarik ikat rambut Nara,tanpa mempedulikan sang empu yang akan menunjukkan protes.

" Never tie your hair like this, you want to show off " ucap langit lirih, yang hanya bisa di dengar oleh Nara sajah,tubuh tegap itu berjalan masuk kedalam lift di ikuti reza dan sekertaris nya.

" Pamer katanya, pamer apah coba? Untung suami kalau bukan " Guman Nara dengan menggertak kan gigi kesal.

" Ra mau bareng enggak? " Tanya Reza,Nara mengangguk berjalan melangkahkan masuk ke dalam lift. Mata kebiru-biruan Nara tak sengaja beradu pandang dengan mata gelap milik langit yang dari tadi terus memandangnya.nara memutuskan pandang itu dia memilih mencari kesibukan dengan memandang deretan angka yang berada di dalam tombol lift.

Tepat di lantai tiga kotak besi itu berhenti,saat pintu terbuka Nara tak lupa membalikkan tubuhnya untuk pamit terlebih dahulu. " Saya duluan ya pak? Bu? " Ucap Nara sopan dan melangkah menjauh masuk kedalam ruangannya.

Dinara meletakan tas di atas meja tempat dia biasa bekerja di sana hanya ada Bayu, yang tengah fokus ke Layar komputer di depannya.

" Pada kemana nih mas? " Bayu menoleh, dan tersenyum lebar melihat dinara yang sudah duduk di depannya.

" Keluar Ra? Kamu udah pulang dari kampung? "

" Udah lah mas, kalau masih di kampung siapa ni yang berdiri disini? " Jutek dinara yang langsung menghidupkan komputer.

" Ya kalau hantunya secantik ini mas Bayu gak bakal takut Ra? Malah mas Bayu kekepin " goda Bayu, dengan mengedipkan matanya.nara merinding mendengar godaan Bayu apa lagi di ruangan ini hanya ada dirinya saja.

" Istighfar mas "

" Ya ampun perhatian banget sih calon istri, mas bakal jadi imam yang baik Ra buat kamu dan anak-anak kita " tanpa mereka sadari langit tengah berdiri di ambang pintu devisi pemasaran, dengan rahang yang sudah mengeras bahkan satu tangannya sudah mengempal.

" Ekhm . . " Deheman kencang dari langit membuat Bayu dan Nara terkejut,mereka langsung kompak berdiri.

" Selamat siang pak " pungkas Bayu sedikit kikuk, karena ketahuan sedang menggombali Dinara." Ada yang bapak butuhkan? "

" Dinara ikut saya? " Nara dengan patuh segera membersihkan kembali mejanya,tak lupa memcangklong kembali tak selempang kesayangannya." Dan kamu, ini kantor bukan ajang take me out " sarkas langit.

•••

Mobil Audi A8 milik langit berhenti di salah satu komplek perumahan yang cukup asri di Thamrin, bahkan Dinara bisa melihat deretan rumah mewah yang memiliki harga pantasis.

" Kita mau ke rumah siapa pak? " Tanya dinara, yang bingung sebab mereka berhenti di depan gerbang berwarna hitam.langit menekan tombol di remote kecil yang tergantung dalam kunci mobil miliknya, Dinara tak berkedip melihat gerbang di depannya terbuka sendiri.

Apa lagi mobil yang di tumpangi mereka masuk kedalam halaman rumah, Dinara semakin di buat bingung ketika langit mematikan mesin mobil miliknya.

" Ayo turun? " Dinara mengekori langit, yang membuka pintu rumah.

" Ini rumah siapa pak? Bapak gak niat kan buat kurung saya di rumah kosong "

" Ngapain saya kurung kamu sendiri,selagi sama saya? " Ucap langit

" Gaje ah bapak " Nara di buat terpesona oleh disen interior rumah ini warna putih dan abu-abu, menjadikan ruang tamu ini menjadi terlihat lebih luas apa lagi ada jendela besar  yang membuat sinar matahari bisa masuk kedalam,jangan lupakan foto pernikahan mereka yang di tempel di dinding.

" Ini rumah kita, niatnya mas ingin mengajak kamu tinggal di apartemen milik mas,tapi mas yakin kamu gak akan nyaman tinggal di sana.jadi dengan saran dari bunda mas pilih rumah ini, kamu suka? " Nara mengangguk, dia sedikit bingung dengan langit yang memanggil dirinya mas.

" Kita akan mulai kehidupan baru kita di sini,mas harap kamu mulai terbiasa akan hadirnya mas di hidup kamu Ra? " Langit menggenggam tangan Nara, " do you want to live with me,be a wife and mother for my children in the future? And learn to accept this marriage." Ucap langit yang menatap lekat kedua mata miliki istrinya,Nara bisa melihat ke serius yang langit ucapan walaupun mereka baru saling mengenal,tapi Nara akan belajar menerima pernikahan ini menerima seorang langit Megantara sebagai suaminya, laki-laki yang berhak atas hidupnya.

" Aku mau mas,bantu aku agar bisa menjadi istri yang mas inginkan " kata,Nara malu-malu dengan semburat merah menjalar di wajahnya.
Langit merengkuh tubuh Nara kedalam pelukannya.
Seperti inikah nikmatnya jatuh cinta dengan pasangan yang sudah halal.apa lagi panggilan mas yang Nara ucapakan membuat darahnya berdesir ada rasa aneh yang menggelitik hati, langit menyukai panggilan itu.

" Tetap menjadi dirimu sendiri, karena mas gak butuh kamu yang mau seperti mas inginkan, karena mas menyukai dirimu apa adanya, Dinara savania istrinya langit Megantara "



TBC




Ayo siapa yang bakal Bucin? Langit apah Nara?


Jangan lupa follow vote and comen ❤️

The Wedding DinaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang