07

17.2K 774 3
                                    

Sesuai ucapan langit tadi,di sini lah sekarang Dinara menemani langit meeting bersama klien di cempaka resto.
Walaupun Nara sudah memohon dan menolak untuk ikut,tapi keputusan langit tidak bisa di bantah,Reza yang ikut serta dalam pertemuan ini juga tak kalah heran dengan keputusan langit yang membawa Nara ikut serta.

Setelah hampir 1 jam membahas masalah pekerjaan,mereka langsung melanjutkan dengan makan bersama, sebagai bentuk saling menghormati apa lagi klien kali ini merupakan perusahaan dari Ankara Turki.

" I am happy to be working with your company sir " ucap Altaf wakil ceo dari Airlaf corporation laki-laki berdarah Turki ini begitu bangga bisa bekerja sama dengan perusahaan MT grup milik Jusuf Kamil Megantara.

" I should be the one saying that sir, it's an honor for me to be trusted by your company " sudut bibir langit tertarik, menampilkan senyum kecil di wajahnya.

Langit meririk Dinara yang tengah kesusahan memotong daging steak di piring ,tangan kekar itu terulur meraih piring steak milik Dinara dan menukar piring steak daging miliknya yang sudah di potong terlebih dahulu.

" Terimakasih pak " cicit Dinara, interaksi langit pada Dinara tidak lepas dari pandangan ke 4 orang di situ,termasuk Reza.

Ternyata di balik sifat nyebelin pak langit biru,dia orang yang cukup peka terhadap orang lain.batin Dinara

" Sir it seems you love Miss Nara so much,I can see the great love in your eyes " Dinara yang tengah mengunyah makan tiba-tiba langsung tersedak, rasa pedas dari saus membuat Nara batuk-batuk.tangan langit terulur memberikan jus jeruk pada Nara dan langsung di minum cepat oleh Nara.

" Sorry nona Nara " pungkas Altaf dengan bahasa Indonesia yang terbata-bata, dia merasa tidak enak telah membuat Dinara tersedak, dinara melambaikan tangannya tanda tak apa-apa.

" Coba minum ini nona, kebetulan saya membawanya di dalam tas " Satu kemasan yogurt di berikan putri sekertaris Arkana,yang merasa kasihan pada Nara akibat tersedak.

" Terimakasih "

Har face looks familiar to me. Batin Altaf. Dari pertama melihat Dinara ikut dalam meeting Altaf terus mencuri-curi pandang pada wanita di depannya.Apa lagi wajah cantik Dinara begitu menggambarkan wanita asli dari negaranya.

" Anda bisa berbahasa Indonesia tuan Al? " Tanya langit, walaupun kosa kata yang Altaf ucapan sedikit kaku dan terbata-bata tapi langit yakin Altaf sudah mahir berbahasa Indonesia. Altaf tertawa ternyata wakil ceo MT grup begitu jeli, pantas sajah perusahaan MT grup bisa menjadi perusahaan raksasa.

" Saya tidak terlalu bisa berbahasa Indonesia,pak tapi saya sedikit tahu karena my sister is married to a native Indonesia women,if I'm not mistaken a Bayuwangi Javanese "

" Ra? Bukannya itu kampung halaman kamu " bisik Reza, yang masih di dengar orang lain Dinara hanya mengangguk.

" Wah . . kebetulan sekali pak langit girlfriend or "

" My future wife " sela langit cepat, yang membuat semua orang terkejut termasuk Dinara yang melotot kaget.

" Congratulations sir, I'm waiting for the invtation " .

©©©

Sepanjang perjalanan pulang dari resto ke kantor hanya di isi ke heningan apa lagi,hanya ada Dinara dan langit sajah karena Reza masih ada urusan di luar.
Nara masih menatap padatnya jalan ibu kota.
Langit tengah fokus dengan kemudi, tapi melalui ekor matanya dia selalu mencuri pandang pada gadis yang sudah mencuri hatinya.

Hari ini Kamil dan gina tengah terbang menuju Bayuwangi, untuk datang ke rumah Nara sesuai permintaan langit.
Bahkan langit sempat terpaku melihat hantaran yang di bawa oleh gina, saking banyaknya.dan jangan tanyakan hebohnya rembulan yang ikut dalam rombongan bahkan ibu 1 anak itu begitu excited ingin menyaksikan setiap proses sang adik.

Walaupun awalnya rembulan sepat memaki langit,dengan keputusan gila sang adik yang tiba-tiba ingin melamar seorang wanita saat pertemuan pertamanya.

'' kamu kira lamaran kamu bakal di terima sama kedua orangtuanya,hey. .Lang di mana otak cerdas kamu kenapa tiba-tiba jadi bodoh,tidak ada pernikahan tanpa mengenal satu sama lain terlebih dahulu "

" Dan pasti gadis itu menolak mentah-mentah lamaran bodoh kamu, kamu mau papah dan bunda malu jangan bawa-bawa ke-dua orang tua kita dalam niat kamu menikah dadakan ini "

Langit selalu berdoa semoga kedua orang tua Dinara menerima lamarannya,bahkan bisa menikah dengan dirinya secepatnya.

" Pak langit " lirih Nara,dia merasa takut setiap berbicara pada langit tapi Nara ingin tahu maksud langit berbicara seperti tadi kepada orang lain.jangan kan menjadi calon istri membayangkan dirinya bisa dekat dengan langit sajah sudah tidak pernah Nara bayangkan.

" Kenapa bapak bisa bicara seperti tadi, sedangkan kita enggak ada hubungan apa-apa cuma sekedar bos dan bawahan? " Dengan satu tarikan nafas Dinara mengeluarkan semua isi hatinya yang sedari tadi terus mengganjal di pikiran " saya merasa enggak enak sama orang-orang tadi pak apa lagi pak Altaf sampai menanggapi hal itu dengan serius, saya cuma karyawan feelance di kantor bapak " jelas Dinara panjang lebar, dengan wajah memerah.
Langit masih diam, tak baik bukan membalas ucapan seseorang yang tengah di Liputi emosi,dan langit semakin di buat jatuh cinta pada wanita di sampingnya ini. Wajah marah Dinara begitu menggemaskan di depannya ternyata wanitanya ralat gadisnya ini mempunyai sifat bawel seperti gina dan bulan.

Ah . .sudah langit bayangkan betapa menyenangkan ketika tiga wanita ke sayangnya bersatu.

" Pak langit saya lagi bicara loh, kok bapak malah diem ajah " omelnya.

" Kirain saya,kamu belum selesai? " Jawab langit datar yang membuat Dinara malah misuh-misuh dengan bibir mengerucut lucu.

" Jangan menampilkan wajah seperti itu sekarang,kamu belum halal buat saya Nara? Bagai mana kalau saya hilap dan hilang kendali " nara melotot yang membuat langit tersenyum lebar " Nanti kamu tau jawabannya tunggu ajah "

Seperti ini rasanya jatuh cinta batin langit.

TBC . .

Kurang geregetan yah prat ini?

Maaf yah fokusnya lagi terbagi.

Jangan lupa follow vote and comen ❤️

The Wedding DinaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang