47. Kidnapping

1K 152 13
                                    

Lev meletakkan Morisuke di dekat pagar, dan tepat saat Lev mundur kembali, Morisuke membuka matanya. Morisuke langsung mundur dan mundur hingga badannya terpentok pagar.

Morisuke menggeram, Tetsuro membuka pagar sedikit. Melihat celah kabur, Morisuke langsung berlari keluar dari perkarangan rumah Tetsuro.

Tampaknya, dugaan mereka benar. Mobil box putih dengan tipe yang sama kembali muncul tak jauh dari rumah Tetsuro. Mobil itu berhenti di depan rumah Tobio yang ada di sebelah rumah Tetsuro.

Tetsuro menutup kembali pagar, dan menyisakan celah sedikit untuk mengintip.

Morisuke mundur, saat 4 orang di hadapannya kini berjalan mendekat ke arahnya. Satu dari mereka membawa penutup mulut hewan, satunya membawa semacam alat untuk menjerat leher, satunya lagi membawa jaring.

Entah apa yang di bawa oleh orang yang terakhir, tapi mereka yakin, pasti orang itu membawa sesuatu.

Morisuke mundur, lalu berlari menjauh. Mereka ber 4 langsung ikut berlari dan mengejar Morisuke.

"Lev, kesempatan lo, masuk ke mobil, jangan sampe ketahuan" ujar Rintaro sambil memberi Lev semacam karung besar entah mungkin untuk menutupi dirinya, dan entah ia dapat darimana.

Lev hanya menerimanya, dan perlahan lahan membuka pintu mobil box bagian belakang itu, dan masuk ke dalam mobil box itu. Lev menutupi dirinya dengan karung itu, lalu menyalakan ponselnya.

Bagus, batere ponselnya masih ada 86%. Lev mengaktifkan lokasinya agar bisa di lacak, dan mematikan suara notifikasi ponselnya.

Lev tersentak kaget dan langsung mematikan ponselnya saat ia merasa bahwa sesuatu tengah di lempar ke dalam mobil box. Saat pintu tertutup dan di pastikan terkunci, Lev menyingkirkan karung yang ia jadikan persembunyian.

Teriris hatinya saat melihat Morisuke yang tengah tak sadarkan diri dengan bekas merah yang mengitari lehernya, dan penutup mulut yang ia pakai.

"Astaga, nyusahin tuh satu" ujar seseorang yang duduk di kursi depan.

"Hybrid rakun yang kemaren juga, kepaksa di bius" ujar salah seorang dari mereka lagi.

"Geser goblok, sempit" ujar yang lain.

"Kalo lo ga bisa terima, sono tuh duduk di belakang, di dalem box sama si hamster"

Kini Lev sadar, Morisuke pasti di bius. Sialan, ingin sekali Lev menendang wajah orang orang itu sekarang.

Lev mengulurkan tangannya, mengelus surai Morisuke perlahan, lalu menggelarkan karung itu untuk Morisuke sebagai selimutnya.

"You'll be okay, I promise"

Ujar Lev lalu mengecup singkat dahi Morisuke.
.
.
.

Lev kini sedang membuka ruang chat dengan teman temannya. Menanyakan dimana dia, dan memberitahu Lev bahwa orang orang Rintaro juga mereka sedang mengikuti secara diam diam.

Saat mobil berhenti, Lev mengecek keadaan melalui jendela kecil. Ia tak tau persis dimana lokasi ini, tetapi satu hal yang ia tau. Ini adalah pabrik bekas atau semacamnya. Ini bangunan lama.

Sial! Lev sungguh tak suka hal semacam ini.

Langit menjelang sore sekarang. Sudah ingin malam.

Lev mendengar bahwa mereka sudah turun dari mobil. Lev gelagapan, ia tak tau harus bagaimana. Saat kunci di buka, Lev semakin takut jika ketahuan.

Namun mungkin keberuntungan ada di pihaknya. Sebuah Hybrid terlihat mengamuk, dan 2 orang berpakaian seragam sedang menangkapnya.

Netra Lev senang melihat Osamu di sana. Sang Hybrid rubah ang kini mengamuk dan terlihat cukup buas layaknya singa lapar. Dalam hati, Lev berterima kasih pada Osamu.

"Woi! Berempat! Bantu!" Ujar salah satu dari mereka yang sedang menangani Osamu.

Mereka ber 4 langsung membantu 2 orang itu.

"Hh astaga, Hybrid" eluh seseorang dari mereka.

Mengingat, bahwa pintu itu sudah tak lagi terkunci, Lev keluar perlahan, ia melihat situasi. Melihat 6 orang yang sedang mengepung Osamu yang jaraknya cukup jauh dari mobil box.

Lev keluar, lalu menutup kembali pintu mobil box. Ia langsung berlari tanpa menimbulkan suara keras menuju tempat tersembunyi. Dalam posisinya kini, ia berjalan menuju semak semak di dekatnya.

Membuka kembali ruang chat, dan memberi kabar bahwa ia berhasil keluar.

Lev akhirnya bernafas lega dan tinggal menunggu mereka datang. Tak selang 30 menit, mereka tiba. Dan orang orang yang menangani Osamu tadi sudah selesai dan sudah pula membawa Morisuke masuk.

Mereka langsung berkumpul di tempat Lev bersembunyi.

"Ini lab...(?)" Ujar Tobio.

"Iya, mungkin, lab tua" jawab Rintaro.

"Nggak, bukan mungkin, memang lab ini" jelas Hajime.

"Lab yang dulu bermasalah dan malah ngubah setengah kota jadi Hybrid" ujar Hajime.

Mereka semua melirik ke arah bangunan tua yang tetap masih berdiri kokoh itu. Dari luar terlihat usang tapi entah di dalam. Dan mengerikan untuk dilihat saat ini dengan cahaya purnama malam.

"Masuk?" Tanya Eita.

"Jelas" ujar Tetsuro.

"Rin" panggil Hajime.

Rintaro mengotak atik ponselnya. Menunggu informasi dari orang orangnya.

"Ada pintu di belakang, di jaga satu orang, tapi itu orang patroli, jadi mungkin sekarang gak di jaga" jelas Rintaro.

Semuanya bergerak secara sembunyi sembunyi. Karena mereka tau, jika mereka ketauan, maka mereka mungkin akan mati.
.
.
.

Kini, mereka di dalam. Benar, pintu itu tak di jaga. Hanya ada orang berpatroli dan kembali mengawasi tempat lain.

Mereka menatap tak percaya apa yang ia lihat kali ini. Sel sel yang sekiranya ada 50 an itu berjajar, bahkan hingga ada lantai dua.

Geraman geraman mereka dengarkan dari setiap sel. Mereka bersembunyi di balik box box besar disana.

Seseorang dengan jas lab masuk ke ruangan dengan 2 orang di sampingnya.

"Kenapa lo ngelakuin hal gila kayak gini?" Ujar salah seorang.

"Gue gasuka" ujar orang yang memakai jas lab itu yang sepertinya memimpin disini.

"Kenapa? Lo gak percaya mereka udah gak buas lagi?" Ujar orang yang lain.

"Itu salah satunya, gue gak percaya, gak ada yang bisa di percaya dari Hybrid" ujar nya.

"Prof, lo gak serius bakal ngelakuin hal hal yang ada di otak lo itu kan?"

"Nggak, gue serius, targetin beberapa dari mereka, buat mereka buas, teliti" jelas sang "prof" itu.

"Tapi obatnya bukannya ada batas waktunya?"

"Memang, karena itu semacam asap yang mereka hirup, dan mereka buas, waktu mereka sadar tergantung mereka sendiri"

"Gak ada efek ke bayi Hybrid" lanjutnya.

"Karena faktanya, walau mereka berevolusi, tetep aja, Hybrid itu Hybrid, mereka buas" ujar sang prof

"Dalam diri mereka, mereka itu kayak begini, udah memang begitu jalannya" ujarnya dan pergi dari sana diikuti 2 orang itu.

Saat merasa mereka sudah meninggalkan ruangan, mereka ber 9 hanya mencerna perkataan sang prof. Sekarang semuanya jelas. Asap, asap bisa masuk ke celah celah kecil. Pantas di rekaman cctv Kenma tiba tiba menggeliat dengan gelisah.

Mereka keluar dari tempat persembunyian, dan berjalan mengelilingi tempat dengan penuh sel itu.

To Be Continued
.
.
.
.
.

Hybrid (2) - HaikyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang