[ 001 ]

1.5K 134 10
                                    

minho yang mulai. tentu saja. dia selalu punya ide paling aneh.

semua itu terjadi seperti ini.

dia datang ke studio. berniat untuk mengajak makan malam bersama. namun melihat jisung yang tenggelam dalam kertas liriknya dan chan yang berkantung mata, minho mengurungkan niat.

ia duduk di sebelah chan, "kamu mengerikan"

"terima kasih" kata chan datar.

ia menggosok mata yang lelah, lanjut fokus di instrumen yang dia kerjakan.

"tidak, sungguh. kamu tetap mengerikan seperti kuliah dulu." minho melanjutkan, "aku tidak percaya binnie membiarkan mu seperti ini"

"jangan salahkan binnie" geram chan.

bukan salah changbin kalau chan tidak bisa merawat diri.

"biasanya dia selalu bisa mengeluarkanmu dari studio sebelum berubah menjadi zombie" kata minho, "kalian sudah dewasa ya?"

dewasa. yah, chan menyadari banyak yang berubah beberapa bulan terakhir.

dia tinggal sendirian. changbin sudah tidak berbagi apartemen dengannya dan chan.. kerepotan.

dia tidak pernah hidup sendirian untuk waktu yang lama. changbin selalu menjadi saudara sejak SMA, selalu ada untuk merawatnya.

bukan maksudnya sekarang sudah tidak peduli dengan chan.

changbin sekarang sudah punya rumah yang lebih dekat dengan tempat kerja. ia sedang mengejar impiannya untuk menjadi rapper ternama.

chan bahagia untuk changbin, sungguh. changbin fokus dengan cita citanya, chan sudah menduga changbin tidak punya banyak waktu lagi untuk merawat bayi besar.

changbin bukan apapun selain menjadi teman baik. bahkan di sela kesibukannya pun, changbin selalu punya waktu untuk mengingatkan chan.

sangat membantu karena changbin berteman dengan hyunjin di satu divisi yang sama sebagai solo artist.

hyunjin sering bertemu chan karena dialah produser lagu lagu populer idol tersebut. jisung juga sering di chat changbin untuk mengingatkan chan istirahat.

jadi, minho salah. changbin tidak membiarkan hal ini terjadi.

chan yang membiarkannya.

dia terus bekerja tanpa henti tanpa bilang ke changbin. chan tidak mau membebani sahabatnya itu dengan terus membutuhkan seseorang yang merawatnya.

jadi ia melakukan hal sebaliknya, chan berusaha sebaik mungkin merawat diri sendiri.

hanya saja itu bukan kelebihan seorang bang chan.

"kalau gitu kamu butuh seseorang" minho memutuskan, "pacar. cewek. cowok. terserah."

chan mendengus, menatap minho yang menyeringai usil seperti biasa.

"kamu tahu aku tidak punya waktu untuk menjalani hubungan"

chan berkata sabar. dia sudah ditanya tentang hal ini oleh beberapa temannya. chan yakin ia akan terus ditanya kembali.

mereka hanya tidak bisa menerima kenyataannya.

"aku tidak akan berhubungan dengan seseorang hanya supaya mereka—"

"menjadi alasan agar kamu pulang ke rumah? istirahat? makan teratur?"

"ya, begitulah" ujar chan, "apapun itu tidak adil"

minho bergumam memahami. di ruang rekaman, jisung mengerutkan alis dan masih menulis beberapa baris di notesnya. chan kembali membuat instrumen.

"kamu sewa sugar baby"

Love is an Open Door ; chanlix ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang