[ 043 ]

672 74 3
                                    

tiba tiba sudah menyelip diantara chan dan seungmin. chan tersedak tawa. ia diam dan mengusak rambut felix. membiarkan semua orang menyayanginya.

beberapa saat kemudian, mereka berdelapan berkumpul untuk 'pesta makan malam kita semua teman dan kita sayang semua orang dan semua sudah baik baik saja'

"itu nama yang terlalu panjang!" kata hyunjin, karena sangat menyenangkan mengajak ribut dengan jisung.

"tapi itu sesuai fakta!" jisung memeletkan lidah.

setelah pesta makan malam itu, dilanjutkan dengan begadang tidur bersama. di ruang tengah chan yang lebar. apartemen chan tidak pernah terasa sehidup ini dalam setahun terakhir.

"bukankah kita sudah terlalu tua untuk hal semacam ini?" tanya jeongin.

padahal dia yang pertama mengeklaim selimut beludru tebal berwarna biru.

mereka memenuhi ruang tengah chan dengan banyak kasur, banyak selimut, hingga bantal yang bertumpuk satu sama lain. menghasilkan sebuah kekacauan sarang berisikan bantal, selimut, dan tubuh manusia.

chan satu satunya yang masih bangun. felix terlelap di pelukannya. terlihat mungil, hangat, dan nyaman. seungmin memeluk felix dari belakang. kedua tangan tenggelam di pinggangnya.

di sisi kanan chan changbin tidur dengan separuh kaki di atas paha chan. pipi tertampar siku hyunjin yang tidur dengan posisi menghabiskan ruang karena tidur paling pojok.

jeongin dengan santainya tidur di atas changbin dan hyunjin. adu posisi tidur paling aneh dengan hyunjin. kepala diantara changbin dan hyunjin. entah bagaimana mereka bertiga bisa tidur dengan nyenyak.

jisung tidur berbantalkan kaki chan. minho duduk bersandarkan sofa di sebelah seungmin. tangan kiri lebar hingga sampai menyentuh pundak chan.

chan mengantuk. malam ini, rasanya terasa sangat mudah untuk tidur.

"hyung?" jemari minho mengusap pundak chan.

chan perlahan membuka mata. menemukan minho berkedip pelan. nampaknya juga melawan rasa kantuk. tapi masih ada satu pertanyaan yang ingin dia sampaikan.

"hm?"

"kamu tidak menyesal kan?"

"menyesal tentang?"

"semua tentang sugar baby. semua karena aku kenalkan kamu dengan felix?"

chan menggelengkan kepala. senyum tersungging merasa ringan karena dikelilingi dengan bahagia dan cinta.

"tidak" kata chan tenang, "aku sama sekali tidak menyesal. terima kasih minho."

minho tidak menjawab apapun. tapi senyumnya menunjukkan kalau ia lega. dia mengangguk. memejamkan mata dan menyandarkan kepala di sofa. menatap lurus ke langit langit ruangan.

posisi yang terlalu aneh untuk tidur.

di pelukan chan, felix bergerak pelan. membuat suara lembut. chan membelai punggungnya pelan hingga felix tenang kembali. membiarkan tidur nyenyak yang hangat membawa chan pergi.

FIN

a/n ending

beneran tamat ^^

Love is an Open Door ; chanlix ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang