[ 017 ]

529 98 12
                                    

felix tidak tahu sudah menangis untuk berapa lama. dia putus asa, sekuat tenaga menahan diri. tapi hanya membuatnya tersedak isakan.

seluruh tubuhnya bergetar dipeluk chan. erangan kecil terdengar menyedihkan. chan berusaha untuk menenangkan dengan belaian lembut.

chan membuat felix menangis. dia tidak akan memaafkan itu.

dia akan memanjakan felix lebih lebih dan lebih lagi setelah ini. memberikan apapun yang dia inginkan. apapun yang dia butuhkan sebelum dia minta.

dan chan akan melakukan apapun untuk mengusir rasa sedih felix.

pada akhirnya felix melepaskan diri. mengucek mata yang memerah. ia menunduk seolah tidak ingin dilihat.

chan dengan berat hati melepaskan felix. ia meremas tubuhnya pelan sebelum ikut memundurkan diri. ia menyerahkan tisu untuk felix. tersedia di meja dapur.

"terima kasih" kata felix serak, membersihkan ingus dan air matanya, "ugh.. menjijikkan. maaf"

"gapapa.. apa kamu masih mau belanja?"

felix mengangguk, "ya.. aku cuci muka dulu"

chan memandang felix yang pergi ke kamar mandi. hatinya sakit.. sangat sakit, jujur. tapi ia berusaha keras untuk tak menunjukkan itu di depan felix.

alasannya adalah, felix tidak harus bertanggung jawab atas perasaan chan. ia tidak boleh membebani felix dengan sesuatu yang tumbuh di hatinya.

jadi ketika felix keluar kamar mandi, wajah bersih, meski hidung dan mata merah, chan hanya tersenyum lemah.

"mau ke supermarket mana?" tanya chan duduk di kursi pengemudi.

felix menggelengkan kepala. tubuhnya melengos di kursi penumpang.

"okay.." chan mengangguk paham. terserah, begitu kode dari felix.

chan menjalankan mobil. itu adalah hari yang cerah. tidak ada matahari, hanya awan yang membentang menutupi langit. angin lembut menerpa diri.

mereka diam selama perjalanan. chan memutar musik serendah mungkin, hanya cukup untuk menutupi suara mesin. sayup sayup damai.

ia sekali dua kali melirik felix. diam diam, tentu saja.

tapi felix menatap ke luar jendela. kepala berat bersandar pada cermin. menatap kosong di kejauhan. tidak mungkin menyadari ada orang yang memerhatikannya.

chan sangat ingin menggenggam tangannya. tapi tentu saja felix sedang tidak ingin diganggu. ia hanya bisa meremas erat setir kemudi sebagai gantinya.

mereka sampai di supermarket dan memarkirkan mobil. felix hampir tersandung ketika keluar dari mobil.

chan menatapnya khawatir. dia seperti tidak fokus. apa dia selalu seperti ini setelah menangis?

chan memikirkan orang orang yang dia kenal. bagaimana mereka menghadapi breakdown.

jisung akan sensitif dan mudah marah.

minho tidak mau diganggu.

changbin lebih suka pura pura tidak terjadi apapun.

hyunjin akan memangis sampai capek sendiri.

seungmin sepertinya adalah sesuatu yang privat untuknya.

dan jeongin, jeongin jarang menangis. tidak suka menunjukkan sisi lemahnya. jadi chan tidak begitu mengerti.

chan sendiri akan sangat mengantuk setelah lama menangis. itu dia manfaatkan untuk membuatnya tidur saat sekolah menengah.

Love is an Open Door ; chanlix ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang