[ 035 ]

463 73 9
                                    

seungmin datang membawakan ponselnya. mulus dan berfungsi seperti felix tidak pernah membantingnya ke dinding. felix menatapnya sejenak dan menahan untuk tidak mual.

seungmin bertanya apa yang terjadi. felix tidak bisa membuka mulut. tidak bisa menjelaskan semuanya karena felix tahu.

felix tahu chan sama sekali tidak bermaksud untuk menyakitinya. felix tahu chan hanya berusaha mencari jalan keluar untuk keduanya. meraih hubungan yang mereka impikan dan uang yang ia butuhkan.

tetap saja itu tidak menjustifikasi bahwa chan melakukannya dengan cara terburuk yang bisa felix bayangkan. tidak merubah fakta bahwa chan memaksakan kehendak pada felix.

felix masi sangat sangat marah. dan sedih. kecewa. dan sakit hati.

ia tidak bisa berfungsi dengan normal. dia makan dan tidur secara autopilot. seungmin sampai merelakan dua hari kuliah hanya demi felix bertahan hidup.

ia selalu ada di sisi felix. membully seongho karena menjadi roommate yang tidak ada gunanya. membantu felix untuk mandi. mengantar kuliah, kerja, hingga membantu tidur.

hari ketiga, felix merasa cukup sanggup untuk melakukan semuanya sendiri. ia menyuruh seungmin pulang dan mengejar ketinggalan kelas.

felix tidak mau seungmin sampai membuat karir akademik nya beresiko. jadi ia janji untuk normal kembali pada rutinitasnya. janji untuk terus mengabari seungmin setiap jam.

kalau tidak, jeongin akan dengan mudah menculik felix. masukkan ke karung dan dikurung untuk tinggal bertiga di apartemen sempit mereka.

hari keempat, changbin mampir ke bakery untuk bertemu. felix rasanya ingin kabur lewat pintu belakang dan tak pernah kembali. tapi tidak, felix tidak bisa selamanya lari.

changbin membawa mantel felix. mantel yang ketinggalan di apartemen felix. changbin tidak menatapnya tajam atau melempar mantel itu atau marah pada felix.

dia hanya memberikan mantel itu. berkata, "kamu baik baik saja?"

dia cukup peduli untuk menanyakan kabar felix.

felix merasa air matanya sudah cukup habis hari rabu kemarin. entah kenapa air matanya tetap menggenang di mata sekarang ini. felix mengangguk kecil.

"aku hanya tahu dari yang chan hyung tahu" kata changbin lembut, "dia—dia ingin bicara sama kamu. kalau kamu ingin. chan akan paham kalau kamu gak ingin"

"chan belum bilang ke aku" kata felix lirih.

changbin mengangguk. ia mendengus, "aku sudah suruh. sepertinya dia yakin kamu sudah blokir nomornya. atau kalau dia kirim pesan mungkin tidak akan dibalas."

felix berpikir apakah chan benar benar sudah putus asa tentangnya.

"chan hyung tahu kalau changbin hyung disini?" changbin menggelengkan kepala.

"enggak. dia bersama hyunjin sekarang. dia.. tidak sedang baik kondisinya."

felix merasa tenggorokannya kering. mengingat hal hal buruk yang ia sampaikan—hal hal buruk yang felix tidak bermaksud ia katakan.

"dia hancur lebih buruk dari yang aku kira" changbin bilang, seperti bisa membaca felix dengan baik.

"aku sayang sahabatku. tapi aku minta maaf tentang semuanya. tentang semua yang sudah terjadi. maaf kalau dia seperti ini. maaf kalau kamu juga terluka." changbin meraih tangan felix.

"aku tahu aku gak bisa minta apapun dari kamu. aku hanya ingin kamu tahu kalau dia benar benar merasa bersalah dan ingin bicara sama kamu. kamu bisa usir aku sekarang dan aku paham, aku gak akan marah tapi . . ." changbin menunduk, terdiam sebentar.

felix menarik dan membuang nafas perlahan. tenang dan tanpa pikiran. ia menghitung hingga lima belas. seperti yang konselor nya ajarkan ketika dia butuh itu.

"aku belum siap bertemu" felix bilang pada sepatu changbin, karena ia tidak berani menatap wajahnya, "tidak sekarang."

"baik" kata changbin pelan, "baiklah. apa aku boleh sampaikan itu ke chan hyung?" felix mengangguk.

"okay" changbin berkata lagi. kemudian, "apa aneh kalau aku mau meluk kamu?"

felix terbahak. suaranya serak. namun menerima pelukan changbin. changbin lebih pendek tapi terasa lebih berisi.

pelukan itu sebentar. tapi cukup untuk dukungan dan semua simpati yang ingin changbin sampaikan namun tak sanggup terucap.

pelukan itu sebentar. tapi cukup untuk membuat felix merasa hangat dan tenang. setidaknya masih ada orang orang baik di sekitar felix.

"baik baik, ya?" changbin menatap felix dalam.

"aku tahu kita baru kenal sebentar. tapi kita semua nerima kamu. kita semua khawatir sama kamu, sama seperti chan hyung juga."

changbin menghela napas panjang, "mungkin kamu gak akan mau bertemu kita lagi. tapi kalau—kalau kamu dan chan hyung memang ga bisa jadi. kita gak ingin kamu pergi gitu aja, okay? kita sudah dewasa. kita bisa membangun hubungan yang sehat di luar masalah internal kita."

felix terisak pelan dan mengangguk. suaranya lagi lagi tercekat di tenggorokan. changbin tersenyum padanya. menepuk kepalanya pelan kemudian pergi.

di dapur bakery, felix mengalami sedikit breakdown. air matanya tidak bisa ditahan lagi. seungmin ada disana, menggenggam felix sampai tenang. tak mengucap sepatah kata apapun.

enam hari setelah pertengkaran mereka, felix mengirim chan pesan.

felix
| kapan bisa bertemu?

TBC

a/n everything's going to be okay

maybe not

idk

.-.

Love is an Open Door ; chanlix ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang