felix sempat merasa bersalah mendengar bantingan pintu tersebut. tiba tiba ponselnya berdering. felix mengangkatnya tanpa pikir panjang.
"oh . . ." ujar suara yang lama tidak felix dengar, "aku pikir panggilanku gak akan pernah dijawab"
felix menatap layar ponsel. menemukan nama kontak yang memanggilnya: Ayah.
felix terbahak. tentu saja. tentu saja dia akan menelpon di saat felix tengah berusaha keras untuk tidak menjadi gila. atau merusak apapun di sekitarnya.
"felix . . ." panggilnya lagi sesaat.
felix menarik nafas panjang. suara ding pintu elevator terbuka. begitu berada di ruang yang cukup luas untuk bergerak, felix melemparkan ponsel itu sekuat tenaga ke dinding terdekat.
suara retak. kemudian jatuh ke lantai. layarnya tergores. begitupun beberapa kepingan ponsel yang jatuh di sekitarnya.
secara ajaib, ponsel itu masih berfungsi. begitupun dengan panggilan dari ayahnya yang masih berlangsung. felix tidak bisa dengar lagi ayahnya bilang apa.
felix secepat mungkin keluar dari gedung pencakar langit itu. memesan layanan antar jemput kemudian pulang ke rumah. di rumah, seongho bermain Call of Duty lagi.
felix bersyukur. setidaknya tidak akan ada yang mendengar kalau felix ingin menangis seharian. jadi felix menutup pintu rapat dan meringkuk di dalam selimut.
seorang staff datang menemui chan. ia memberikan ponsel felix yang sudah retak. benda itu ditemukan saat sedang mengepel koridor.
chan meringis menerima ponsel tersebut. bilang kalau dia akan membayar kerusakan dinding. itu bukan masalah. chan menutup pintu sembari membungkuk minta maaf.
chan memerhatikan kondisi ponsel itu. screen protector nya benar benar rusak. chan melepasnya hati hati. ia menemukan bagian layar yang retak dan beset di casing nya.
iPhone memang bukan ponsel yang kokoh tahan banting. tetap saja, dengan kerusakan seperti ini felix pasti membantingnya begitu keras.
chan menghela napas panjang. ia memasukkan ponsel felix ke dalam saku. langsung berangkat kerja dan mengurung diri di kantor. tak lupa menyampaikan pesan pada minho kalau ia tidak bisa diganggu, kecuali untuk sesuatu menyangkut nyawa dan keselamatan perusahaan.
"kecuali changbin dan jisung?" tanya minho mengangguk tanpa banyak tanya.
"tidak. mereka juga. kamu juga." chan berkata. tidak peduli tatapan tajam dari minho.
"ya. baiklah." minho mengalah, "mereka juga dilarang masuk" dia menutup pintu kantor dan meninggalkan chan sendirian.
chan memasang headpone nya dan tenggelam dalam lautan pekerjaan.
minho datang dua kali hari itu. bilang kalau dia datang sendirian dan membawa makanan. pikiran tentang makan membuat chan muntah.
tapi akhir akhir ini chan makan makanan sehat dengan rutin. itu menjadi kebiasaan, terima kasih pada—
chan makan. meskipun itu terasa hambar dan membuatnya merasa sedikit mual. dia hanya fokus bekerja. ponselnya bergetar sekali. dua kali. berkali kali. chan memasang mode pesawat.
terakhir kali minho datang, chan memberikan ponsel felix padanya.
"bisa kamu bawa ke service ponsel?" tanya chan, "dan kirimkan ke seungmin—kalian akan bertemu kan?"
"akan segera aku berikan, perlu aku titipkan pesan juga?"
chan terdiam sebentar, "bilang ke seungmin, ponsel itu ketinggalan. jangan bilang kalau rusak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is an Open Door ; chanlix ✓
Fanfictionmencintai orang lain dimulai dari mencintai diri sendiri. ini tentang sugar daddy yang berusaha memerbaiki hidupnya dan sugar baby yang berusaha berdamai dengan masa lalunya. ✓ lowercase intended ✓ sugar daddy AU ✓ mature content start : 23 - 01 - 2...