[ 020 ]

540 101 6
                                    

chan terbangun. ia sama sekali tak berniat untuk tidur. dan sama sekali tidak menyangka sampai ketiduran.

tapi sekarang sudah gelap di luar. awan menggumpal menutupi sinar matahari sore yang bahkan sudah berkurang.

felix sudah bangun duluan, memainkan ponselnya.

"astaga" suara chan serak.

felix tersenyum mengangkat kepala, "wow- berapa lama aku tidur? sudah bangun dari tadi?"

"udah mau jam lima" jawab felix, "aku bangun satu jam yang lalu"

"oh..."

chan tidur selama... lima jam?

dia tidak tahu pasti kapan ia tertidur. tapi, wow. lima jam adalah rekor terbaru. dan ia tidak pernah tidur senyenyak ini.

chan merasa luar biasa. agak pusing tapi tubuhnya segar.

dia penasaran kenapa felix tidak membangunakannya. mungkin felix hanya tidak ingin mengganggu istirahatnya? astaga, dia sangat manis.

"uh... kamu baikan sekarang?"

"lebih baik" kata felix, dan chan bisa melihat mood bagus felix. syukurlah, "terima kasih bolehin aku tidur di pangkuanmu"

"sama sama" jawab chan tulus. perutnya tiba tiba bergemuruh. felix tertawa kecil menutup mulut dengan tangannya. chan merasakan pipinya menghangat.

"ayo makan" gumam chan dan felix mengangguk.

ia berdiri, membantu menarik tangan chan untuk bangkit dari sofa.

"mau makan apa?"

felix lagi lagi membiarkan chan untuk memilihkan menu. jadi chan mulai untuk menyiapkan menggoreng ayam dan nasi.

sambil menunggu, felix mengeluarkan buku bacaan dan notebook nya. di sela sesi belajar, ia juga menjawab pertanyaan ringan yang dilontarkan chan.

chan menceritakan beberapa kisah konyol di kantor. sebagian besar ia mendengarkan cerita felix tentang kegiatan kuliahnya, kakaknya rachel, dan keponakannya bbokie.

tak sampai satu jam kemudian, keduanya duduk di meja makan. felix bergumam nikmat setelah gigitan pertama. chan tersenyum puas. setelah selesai, felix mencucikan piring.

rasanya sangat normal. sangat domestik. makan bersama felix dan menjalani hari hari bersama felix.

chan harus segera sadar ke dunia nyata.

felix meletakkan piring terakhir di salah satu laci. ia berbalik, mendengus melihat kresek bahan makanan yang masih ada di meja counter dapur.

"aku harus segera pulang" gumam felix cemberut, "kalau tidak roommate ku bakal maksa masuk kamarku lagi"

"lagi?" chan mengerutkan alis, "apa maksudnya lagi?"

"uhh" felix menggigit bibir, "lupakan. hanya becanda, maaf."

chan tidak percaya sama sekali. felix bukan pembohong yang handal. tapi chan tidak mau memaksa, mereka sudah membicarakan topik berat hari ini. chan tidak mau meminta lebih banyak untuk kondisi emosional felix.

chan menawarkan diri untuk mengantar felix lagi. dia menyetujuinya begitu saja. felix merapikan barang barang sementara chan mengambil makanan frozen di kulkas untuk dikembalikan ke kantung belanjaan.

"alamat rumahmu?" dan felix tidak menjawab.

sebagai gantinya, felix mengalihkan pandangan dan berkata, "apa hyung bisa antar aku aja sampai halte bus yang kemarin?"

"bukannya kamu butuh jalan kaki beberapa menit dari sana? kamu mau bawa ini semua? gelap gelap begini?"

"hyunggg" felix mengelak, berusaha menyembunyikan wajah dengan tangannya, "gapapa, aku bisa kok"

Love is an Open Door ; chanlix ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang