[ 024 ]

531 92 24
                                    

 "woahh" seungmin terperangah melihat jumlah daging yang felix pesan.

jeongin, tak tahu malu mulai memanggang daging kualitas tinggi itu.

felix hanya tersenyum. senang bisa menraktir support systemnya.

membayar semua makan siang yang sudah seungmin buatkan. meminta maaf sudah mengambil alih ruang pribadi jeongin, memeluknya hingga terlelap.

itu adalah perasaan yang menyenangkan. tidak perlu khawatir tentang uang. tidak perlu mengorbankan hari esok hanya karena ingin menghabiskan uang hari ini.

mereka makan dan mengobrol. bersenang senang. felix mengirim foto ketiganya sedang menikmati barbekyu.

ketika felix mengangkat wajah, ia langsung disapa dengan senyum usil.

"apa?" felix merengut.

"kamu pacaran sama chan hyung ya" tuduh jeongin.

felix tersedak. seungmin menepuk nepuk punggung felix. membantu mengeluarkan daging yang belum sempurna dikunyah.

ia memberikan segelas air untuk felix, "engga lah. kalau iya dia bakal kelihatan lebih menyedihkan daripada sekarang ini!"

"heiiiiii" keluh felix tersinggung.

"mau sampai kapan, lix?" goda jeongin, setan kecil yang usil.

"felix itu cantik tapi juga idiot" kata seungmin semanis mungkin.

ah ya, yang satu itu juga setan. lucifer, namanya.

"diam. aku gak idiot" geram felix, "kita cuman teman"

"tentu saja" seungmin mengangkat bahu.

jeongin menatapnya tak puas, "kamu menggelikan. jisung hyung bilang kalau chan hyung sering bikin lagu cinta akhir akhir ini. dia juga menggelikan. kalian sama aja. kenapa kalian belum main di ranjang?"

"hei, ga sopan!" felix memerah. ia tidak suka digurui jeongin. membuatnya merasa seperti anak kecil. padalah ia lebih tua dari jeongin.

"jeongin benar." kata seungmin cepat, "dia jelas jelas suka kamu. percaya deh, aku kenal chan hyung. yakin seribu persen dia cinta sama kamu"

jantung felix berdebar terlalu cepat. bercampur aduk rasa tidak percaya dan penuh harap. dia baru saja dapat kepastian dari kedua teman chan.

tentu saja mereka tidak bohong kan? tapi bagaimana kalau mereka salah?

bagaimana kalau felix mengacaukan pertemana mereka? apa tidak etis karena chan saat ini tidak beda dari walinya, yang membiayai felix? bagaimana kalau felix hanya suka karena uang chan?

jeongin segera mengusap pundak felix, "shh.. kamu panik. bernafas oke? semua akan baik baik saja."

felix menutup wajah dengan kedua tangan. seungmin menghela napas, "ugh. kalian berdua gak bisa diharapkan. hei, sini dengerin aku" seungmin menarik tangan felix.

"chan hyung gak mau mulai duluan. dia gak mau... ngambil kesempatan dari kamu. jadi kalau kamu ingin berhasil, harus kamu yang mulai. kalau bisa, pukul kepalanya sampai dia percaya kalau kamu benar benar menyukainya"

jeongin terbahak. getaran dari tubuh jeongin menenangkan felix, "yea, chan hyung lebih idiot dari kamu. dia gak pernah sadar kalau ada orang yang godain dia."

"ugh... susah ini susah" felix menutup wajahnya lagi. jeongin dan seungmin masih belum puas menertawakan felix.

mungkin seungmin benar...

felix paham karakter bang chan. kalau chan menyimpan rasa untuknya, pasti dia akan terlalu cemas untuk memulai. takut bertindak melewati batas.

itu sangat menggemaskan. dan menyebalkan.

sepertinya kalau memang felix ingin keduanya melakukan progress, harus dia sendiri yang berani memulai. dan itulah yang memutuskan felix untuk mewarnai rambutnya menjadi silver dan membuatkan brownies.

kalau semuanya berjalan sesuai rencana. ya, dia akan punya pacar.

felix berharap—saat memberi kejutan warna rambut barunya—chan akan memerah dan memujinya.

chan sangat loyal memberikan pujian kapanpun ada kesempatan. sama sekali tidak sadar setiap pujian itu membuat felix meleleh dalam hati.

chan memang lebih suka warna netral. tapi felix sangat ingin warna silver kali ini. semoga saja chan suka.

reaksi yang ia dapatkan sama sekali tidak felix bayangkan.

felix berdiri di depan pintu. merasa lebih gugup daripada biasanya. mata chan jatuh di rambutnya. kemudian sweater turtlenecknya. kemudian. diam.

felix mengumpulkan semua keberanian yang tersisa, "hyung suka?"

"yea.." chan menggeram, tenggorokan sekering gurun sahara, "ya. i-itu catik. sangat cantik, felix"

felix termangu. chan menatapnya seolah dia ingin memakan felix.

felix akan dengan senang hati membolehkan chan. ingin chan menciumnya, memeluknya, dan mengatakan bahwa ia sangat mencintainya.

dan oh felix pikir chan juga menginginkan hal yang sama.

udara terasa berat. sulit untuk bernapas. bahkan chan juga—oh, apa dia sungguhan menahan napas?

"chan hyung?" felix bertanya dengan mata khawatir, "gak papa?"

chan nampak kaget. ia segera menggelengkan kepala. wajahnya dan telinganya merah. felix menahan senyuman puas saat chan bilang, lagi, kalau ia terlihat cantik.

"chan hyung sudah bilang" kata felix ingin sedikit menggoda, "sudah makan?"

syukurlah. dengan begitu felix bisa melanjutkan rencananya untuk membuatkan brownies sebagai dessert. chan hampir terpeleset ketika mengikuti felix ke arah dapur.

felix susah payah menyembunyikan tawa kecilnya. chan nampak sangat malu dan felix tidak ingin semakin membuatnya tidak nyaman.

memanggang selalu membuat felix bahagia. rasanya seperti melayang ketika chan memerhatikannya. mata membulat dan terengah engah.

felix akan pura pura tidak sadar. meski itu membuat jantungnya tidak sehat. felix punya rencana dan felix akan memastikan rencana itu berhasil.

jadi, felix bersikap sepolos mungkin. mengajak chan mengobrol dan menawarkan chan untuk membantunya.

"besok malem aku mau nobar" kata chan sembari felix menuangkan adonan ke dalam cetakan.

"sama semuanya. sebenarnya hanya changbin dan jisung. tapi karena mulut jisung tidak bisa diam, minho maksa ikut. hyunjin juga gak mau ketinggalan traktiran. uhm, aku ga tau seungmin dengar dari siapa tapi dia juga dateng sama jeongin"

"wow- kedengaran asyik" felix tersenyum meletakkan mangkok adonan yang kosong.

"iya, itu bakal—" felix mencolek sisa adonan di mangkok, berkedip polos menjilat cokelat cair, "—menyenangkan"

chan menelan ludah. tatapannya mengikuti jemari felix yang dimasukkan ke dalam mulutnya untuk menjilat cokelat, "bisa ketemu sama semuanya.."

felix bergumam puas dengan rasanya. chan menelan ludah sekali lagi. tatapannya hanya fokus di mulut felix.

"felix?" panggil chan. felix merasa dadanya berdegup kencang.

apa chan akan—

TBC

a/n aw aw aw aw

*heavy blush*

Love is an Open Door ; chanlix ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang