[ 036 ]

391 70 1
                                    

chan sudah berusaha.

dia janji dia sudah berusaha. dia tidak suka seperti ini. berantakan dan kacau. tidak suka membuat teman temannya khawatir dan membuat mereka sedih.

jadi ia berusaha untuk tidak lupa makan. berusaha untuk istirahat dan tidur. memasang alarm untuk bekerja maksimal delapan jam sehari. berusaha kembali bicara dengan manusia.

semua hanya terasa sulit jika ia pikirkan kembali.

rasanya mudah karena ia melakukan ini demi teman temannya. meskipun pasti aka jauh lebih baik jika ia melakukan ini untuk dirinya sendiri.

chan hanya belum berada dalam tahap mencintai dirinya seperti itu. mungkin bisa, suatu hari nanti. dalam prosesnya chan akan berusaha.

kadang ia melakukan dengan baik. kadang changbin memaksa keluar dari studio. kadang hyunjin menyelipkan obat tidur dalam makanan. kadang jisung yang memeluknya sampai tidur.

jeongin mengirimkan video anak anjing tiap kali ada kesempatan. seungmin mengerjakan tugasnya bersama chan. minho sekarang membawa tiga kucingnya ke kantor. hanya untuk dititipkan di studio chan supaya ia tidak kesepian.

chan minta maaf ke semuanya. secara grup dan secara personal. mereka memaafkan chan—yang hanya membuat chan merasa makin merasa bersalah. daripada ketika mereka khawatir dan marah.

bahkan minho yang jarang menunjukkan emosinya. bahkan seungmin yang sangat berhak membenci chan karena menyakiti sahabat baiknya.

tapi mereka tetap memaafkan chan. dengan sumpah kalau chan tidak akan pernah lagi tiba tiba menghilang kalau ada masalah.

dia cerita pada changbin apa yang sudah terjadi. apa yang sudah chan lakukan. changbin tidak berkata apapun. hanya memberikan pelukan erat.

chan tidak tahu apakah yang lain tahu. tapi mereka berhenti bertanya, jadi chan pikir mereka sudah tahu. syukurlah, mungkin changbin yang cerita. atau felix yang cerita pada seungmin dan dia sebar.

tetap, tidak ada satupun yang mengatagonisi chan. tidak ada yang bicara tentang felix. setidaknya saat mereka yakin chan tidak akan dengar.

chan tidak tahu seberuntung apa dia punya teman teman seperti ini. yang sangat pengertian dan menghargai perasaan. chan sangat menyayangi mereka.

chan memikirkan bagaimana kabar felix. chan memikirkan apa felix punya teman teman yang suportif seperti ini. chan tahu dia punya seungmin. tapi rachel tinggal jauh dan dia punya roommate yang tidak berguna.

chan tahu ia tidak perlu khawatir. tapi ia tidak bisa menahan diri.

hari hari berlalu hanya untuk merasa semakin bersalah. ia berpikir untuk mengirim felix pesan. mengatakan kalau ia sangat sangat minta maaf ratusan kali dalam sehari.

menelpon felix. atau pergi ke kampus dan apartemen felix. mengecek apa felix baik baik saja. tapi jujur, chan sangat pengecut.

terlalu takut felix tidak akan mau bertemu. takut felix tidak akan membalas pesannya. takut felix akan marah kalau chan sedikit saja muncul di kehidupannya.

hari jumat, changbin pergi untuk mengambil beberapa barang di apartemen chan. waktu itu chan ada di apartemen hyunjin. dia mengetuk pintu kamar chan—kamar cadangan.

"hai.." sapa hyunjin, "hyung, ada waktu untuk bicara sebentar?"

chan mematikan laptop. sudah selesai mengirimkan email dan sisa pekerjaan bisaditinggalkan sesaat. ia mengangguk dan hyunjin duduk di seberang kasur.

kakinya menyilang, nampak berusaha santai. chan menoleh dari kursi, "ada apa, hyunjin?"

hyunjin tidak langsung menjawab. dia menarik nafas panjang.

"mungkin ini bukan urusanku. tapi aku hanya ingin tahu kalau hyung baik baik saja dan mungkin hyung butuh tempat untuk bicara. seseorang dari luar semua masalah ini yang bisa kamu ajak bicara santai. dan kalau iya, aku disini."

chan tersenyum merasa hangat, "terima kasih, hyunjin."

hyunjin bernafas lega. seperti mengira chan akan membentaknya atau mengusirnya. chan tidak bisa menyalahkan hyunjin, setelah semua yang sudah terjadi.

chan terdiam untuk beberapa saat. memikirkan apa yang ingin dia sampaikan. sebagian besar dari dirinya tidak ingin membicarakan ini. tapi ia tidak bisa selamanya lari.

"sejujurnya... aku tidak tahu harus bicara apa" kata chan menyerah, "aku tidak tahu.. felix sangat berhak marah dan.. aku tidak mau membicarakan hal hal privasi. aku tidak tahu seberapa banyak kamu tahu—tentang yang sudah terjadi"

"aku tahu, kok. cukup tahu." hyunjin berkata pelan. chan tertawa lemah menggigit bibirnya.

"ya, sepertinya. jadi, um. aku pikir. entahlah. aku tidak pandai soal beginian." chan merasa matanya berair tapi ia berkedip untuk menghapusnya. ia lelah untuk menangis.

"aku tidak punya banyak pengalaman bersama pasangan, oke? dan aku sangat sangat suka felix. aku tidak tahu. aku tidak bisa melakukan ini dengan benar."

chan sama sekali tidak masuk akal, dia tahu. dia bahkan tidak tahu apa yang ingin dia sampaikan. tapi hyunjin mengangguk dan nampak serius.

"boleh aku tanya sesuatu?" tanya hyunjin.

"hyung gak harus jawab dan aku gak akan maksa"

chan mendengus. sedikit tegang dan menyiapkan mental, "baiklah"

"bagaimana hyung dan felix memutuskan untuk pacaran?"

"oh.." chan tidak menduga yang satu itu. dia berkedip pelan memikirkan sesuatu.

"hmm felix mampir hari sabtu lalu. pamer rambut silvernya. dan aku... aku gak bisa berpikir apapun. daan uhm—dia bilang. dia bilang dia suka aku terus—" chan menelan ludah. ia menunduk memainkan gelang di tangannya.

"dia bilang dia menyukaiku. dan dia bilang ingin kita pacaran. dan dia cium aku."

astaga. kenangan itu terasa jauh sekali namun kenyataannya hanya seminggu yang lalu.

chan hanya tidak sadar sudah selama apa ia menyukai felix. terlalu lama sampai ia sangat yakin kalau tidak akan ada hal buruk yang bisa terjadi.

terlalu lama hingga akhirnya chan baru sadar ketika minho memberinya nasehat. mengajari chan untuk berusaha mengenal felix. melihat apa felix bisa dipercaya.

melihat apa chan yakin kalau ini benar benar perasaan yang tulus. bukan hanya karena chan merasa bertanggung jawab. betapa naif nya chan, berpikir hanya itu masalah yang akan ia hadapi.

"kemudian?" hyunjin menyadarkan chan dari lamunan. saat itulah chan akhirnya memerah.

"uhmm kami terbawa suasana" gumam chan menutup wajah dengan tangan. malu.

hyunjin menyeringai. namun segera pudar, "jadi.. kalian berdua tidak pernah benar benar bicara sebelumnya?"

TBC

Love is an Open Door ; chanlix ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang