[ 029 ]

494 90 18
                                    

kemarin hanyalah mimpi.

felix yakin saat ia bangun tidur. mengecek notifikasi dari bank di ponsel. seperti biasa, di hari minggu dalam tiga bulan terakhir.

chan masih terlelap di sampingnya. felix menatap ponselnya. menatap jumlah di dalam rekeningnya. kemudian menatap chan lagi. dan felix,

merasa sakit hati.

itu adalah sakit yang menusuk. menembus hingga melubangi jantungnya. seperti ditusuk pedang, hanya pengandaian karena felix belum pernah ditusuk pedang.

felix hanya sedang merasa dramatis. merasa sangat sedih.

sudah aku bilang.

sebisa mungkin felix tak mendengarkan bisikan itu.

sudah aku bilang.

felix bangkit dari ranjang. sepelan mungkin agar tak membuat suara. agak sulit karena chan mudah terbangun. dia bergumam sesuatu dan berkedip.

"lix?" dia memanggil, suaranya serak.

felix pura pura tak melihatnya. pura pura tak melihat chan yang berusaha menyentuhnya. felix pergi ke kamar mandi, mengunci pintunya dan jatuh di lantai.

ia menatap ponsel. berharap itu hanya notifikasi spam dan ia hanya salah lihat.

itu tidak.

uangnya ada disana. di dalam rekeningnya. itu bukan transfer otomatis, chan tidak pernah mengirim jumlah yang sama. entah untuk alasan apa.

chan memberinya uang kemarin malam. setelah semua yang sudah terjadi. setelah nonton bareng kemarin malam. setelah mereka—

hanya mimpi.

terdengar seperti felix yang berusia 13 tahun yang mengatakannya. felix yang berusia 13 tahun hanya akan memutar keras keras lagu Imagine Dragons untuk meluapkan emosi. walaupun ibu dan kakaknya akan mengomel.

felix melempar ponselnya. tak peduli dengan suarau retak yang mengiringinya. ia menenggelamkan wajah diantara lutut. dadanya sangat sakit seperti ia kehabisan napas.

felix tidak mengerti. kemarin. semuanya sangat luar biaas. sangat membahagiakan.

kemarin ia bangun tidur dengan chan di sampingnya. melakukan sex dengan chan (lagi) setelahnya. sarapan bersama chan, menciumnya.

berangkat kerja. meski tubuhnya remuk dan leher dihiasi bekas kemerahan. senyumnya sangat lebar sembari chenle terus menggodanya.

seungmin pura pura muntah, berlagak seperti tidak bahagia untuk felix. meski sesungguhnya adalah hal sebaliknya.

"kalian akan baik baik saja kan?" tanya seungmin mengantar felix untuk acara nobar mereka.

"kalian sudah diskusikan hal itu kan? bukan hanya untuk hubungan sugar baby sugar daddy kalian?"

"yeah, sedikit" felix mengangguk seperti orang bodoh, "ini sungguhan!"

seungmin tersenyum. namapk sangat lega dan bahagia. ia mengusak rambut felix seolah ia bangga dengannya. mereka sampai ke apartemen chan bersama changbin dan jisung.

felix tetap gugup bertemu semua teman chan. kecuali yeah, seungmin dan jeongin. tapi semuanya memerlakukan felix dengan normal. bahkan jauh lebih baik.

mereka memerlakukan felix seperti dia adalah salah satu bagian dari mereka. hyunjin memuji rambut silvernya, "kalau tidak salah aku punya rok yang cocok buat kamu"

membuat chan tersedak bir. hyunjin tersenyum usil. jeongin mendengus tidak suka lihat sinetron romantis. seungmin terkekeh, bilang jangan bikin orang tua jantungan.

felix mengangguk, diam diam mencatat hal itu untuk 'kebutuhan' di masa depan. hyunjin mengedipkan mata, dengan senang hati akan membantu felix.

changbin yang membuka pintu. dia dan minho sudah datang duluan. chan mencium pipi felix, di depan semua orang. yang membuat felix memerah dan sedikit angkuh.

sebelum nonton, mereka berbagi pizza. jisung dengan semangat menceritakan kisah memalukan chan ketika masih kuliah. chan dengan sekuat tenaga membela diri bahwa itu semua adalah ulah jisung.

felix tertawa lepas dan berusaha untuk tak tersedak pizza.

semuanya sangat bahagia. sangat nyaman. sangat mudah.

semuanya mengobrol. mengakrabkan diri. sedikit kacau dengan suara bersahutan. satu cerita belum selesai sudah ada yang memulai cerita lain.

saling berdebat tentang siapa melakukan apa. dan salah siapa yang memulai. semuanya memberi ruang untuk felix merasa menjadi bagian diantara mereka.

felix sangat antusias. ingin mengenal mereka lebih dekat. menerima cerita demi cerita. tapi sebagian besar hanya menonton interaksi kelompok kecil mereka.

chan adalah gabungan dari kakak laki laki dan orang tua yang bertanggung jawab,

menanyakan kabar kerjaan mereka. bagaimana kuliah mereka. memastikan semuanya nyaman. dan yah, lebih sering memerhatikan mereka baik baik saja.

dia mengomeli minho yang jahil ingin duduk di pangkuan seungmin. karena seungmin tidak mau geser dari sofa. kemudian chan mengomeli seungmin karena tak mau berbagi.

dia menawarkan bantal tambahan untuk hyunjin dan jisung. sebagai perisai yang bagus mengingat berapa banyak jumpscare yang ada di film horror.

dia memasukkan makanan ke mulut changbin. karena changbin tidak bisa multitasking sampai lupa memakan camilan yang dia sentuh.

chan menggendong jeongin—yang sudah terlelap—ke dalam mobil yang dia pesan untuk seungmin dan jeongin.

setelah film selesai, semuanya pulang, felix berniat untuk tinggal sebentar. membantu chan membereskan semuanya. tapi ia juga ingin tahu apa dia bisa menginap lagi.

chan bertanya apa dia senang bertemu semuanya.

"aku senang bertemu anak anak chan hyung" felix berkata, membuat pipi chan memerah dan tak bisa menyembunyikan senyumnya.

felix juga tertidur malam itu. nyenyak dipeluk chan. berbantalkan dada bidang chan. memikirkan kapan terakhir kali ia merasa sebahagia ini.

semua hanya mimpi

tentu saja itu semua hanyalah mimpi. tentu saja akan terlalu indah untuk menjadi kenyataan. felix berharap dia tidak akan pernah bangun dari mimpi itu.

namun felix sudah bangun sekarang. uang sudah ditransfer ke rekeningnya. chan mengetuk pintu karena felix terlalu lama di dalam tanpa suara.

"felix? kamu—apa kamu baik baik saja?"

TBC

a/n bau bau drama

udh kebanyakan fluff haha hihi

sekarang waktunya angsty huhu hikseu

Love is an Open Door ; chanlix ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang