[ 037 ]

420 75 8
                                    

chan tidak punya apapun lagi untuk membela diri. jadi chan menggelengkan kepala dan kembali merasa bersalah, "tidak" kata chan.

"aku bilang aku juga menyukainya. dan hanya sampai disana. ya, aku tahu itu bodoh. aku pikir... aku pikir kita punya pikiraan yang sama. kita—kita hanya bahagia. bersenang senang. semuanya baik baik saja. sampai hari senin tiba"

hyunjin menyandarkan diri di dinding. relaks sebentar, "kalian benar benar cepat ya" komentar hyunjin, "tidak heran kalau salah pahamnya sebesar ini"

chan menggaruk kepala, "lebih dari sekedar salah paham, aku pikir"

"hyung, tidak." hyunjin menggenggam lengannya hinnga chan kembali menatap hyunjin.

hyunjin nampak serius. alis mengerut dan sedikit menakutkan. tapi chan memberanikan diri, "sebagai seseorang yang selalu negatif thinking. katrastopik, terapisku bilang. tolong percaya sama aku, hyung. kalian hanya sangat salah paham. itu saja. aku pikir—aku pikir kalau kalian berani membicarakan ini lagi, kalian bisa baikan? aku tidak tahu felix dengan baik. tapi seungmin bilang . . ."

hyunjin mengerutkan alis lagi, "yah, sebenarnya seungmin tidak banyak cerita. kamu tahu gimana kalau dia posesif. tapi sepertinya felix punya alasan yang bikin dia tidak bisa menerima uang begitu saja. jadi mungkin. sepertinya kamu bikin dia teringat akan sesuatu, tapi tentu saja itu hanya kecelakaan. hyung tidak bermaksud. dan dari yang aku paham, sepertinya felix tidak cerita ke hyung. jadi ya, ya. aku pikir kalau kalian bicara. kali ini sungguh sungguh. hati ke hati. kalian akan baik baik saja."

"hyunjin..." chan tertawa kecil. itu sangat menyentuh, chan hargai itu.

chan tidak tahu darimana hyunjin mengharapkan mereka untuk bicara. itu tidak akan mengubah segalanya. tidak chan dan tidak felix akan berubah dalam semalam.

hyunjin mendengus, "hei, dari yang aku lihat. felix itu sangat manis dan perhatian. dia bukan orang yang sengaja berbuat jahat. jadi yeah.. coba demi kalian berikan kesempatan kedua, mungkin?"

chan tersenyum merasa hatinya jauh lebih baik, "okay" kata chan pada akhirnya, "baiklah. terima kasih hyunjin."

hyunjin meniru senyuman chan. dia menepuk pundak yang lebih tua.

"sama sama" kata hyunjin, "hei, mau ke ruang practice hari ini? kita udah lama ga dance bareng. hyung masih suka lagu lagu stray kids?"

chan membuka mulut. memikirkan pekerjaan yang menunggu diselesaikan. tapi menutup mulutnya.

toh, dia sudah lama tidak beraktivitas fisik seminggu terakhir. dan chan sedang berusaha untuk menjadi orang dewasa yang lebih baik. menjadi teman yang lebih baik.

"boleh" kata chan berdiri merasa jauh lebih baik ketika hyunjin semangat mengambil hoodie dan botol minum.

ketika felix mengirimkan pesan. di hari sabtu, mereka sedang bersantai setelah makan malam bersama. changbin dan hyunjin di sisinya.

hyunjin terlelap dengan bantal pahanya. kaki chan di pangkuan minho. jeongin kebagian tugas menjadi polisi ponsel chan. jadi dia yang melihat notifikasi.

chan berpikir mungkin seungmin bersama felix. tapi ia tidak bertanya. dan tidak ada satupun yang bilang.

"hyung?" jeongin memanggil pelan. chan membuka mata untuk mengecek hyung mana yang ia panggil.

"ada pesan. um, dari felix" kata jeongin.

mata chan terbelalak. hyunjin terbangun dan menatap chan dengan alis keheranan.

"ada apa?" gumam hyunjin masih mengantuk. chan menggelengkan wajah dan duduk. meraih ponsel yang disodorkan jeongin.

kapan bisa bertemu?

felix bertanya. jemari chan gemetar saat ia menulis pesan sekarang. butuh tiga kali memastikan kalau ia mengetik dengan benar.

beberapa detik kemudian mereka setuju untuk bertemu di apartemen seungmin. tidak lupa felix meminta chan membawa salinan kontrak mereka.

"hyung... tenang oke? bernafas dulu. kamu dengar suaraku?" jisung menggenggam pundak chan.

chan bernafas. pelan. fokus. dan melihat teman temannya menatap chan balik dengan tatapan khawatir.

"aku baik" kata chan berusaha untuk yakin dia baik baik saja.

"felix ingin bertemu" jelas chan, "aku. aku, um. aku harus pergi. apa boleh—"

chan memejamkan mata. menarik nafas panjang sekali lagi. dia berusaha. chan mengingatkan diri sendiri. dia sedang berusaha untuk menjadi lebih baik.

"apa boleh seseorang datang bersamaku?"

mereka semua ingin pergi. tapi changbin—dan hanya changbin yang berakhir menemani chan.

keduanya masuk ke dalam mobil. changbin bilang mereka tidak ingin membuat felix merasa diserbu, "dan aku sudah tidak sabar bertemu dia lagi."

chan melirik panjang, "beberapa hari lalu. biasa saja kok. sepertinya dia gak masalah ketemu aku lagi"

ohhhhhh

chan berusaha keras tidak menyerbu changbin dengan pertanyan. kapan bagaimana kenapa dan apa yang mereka bicarakan. kabar felix apa baik baik saja. tapi chan diam.

justru ia memasukkan salinan kontrak tiga bulan lalu ke dalam map. mengambil barang barang yang dia butuhkan dan memakai sepatu serta mantel.

ia pamit dengan semuanya dan semuanya memberikan pelukan pada chan. seperti chan akan pergi untuk liburan panjang bukan bertemu... teman?

entahlah. chan tidak yakin apakah mereka masih bisa disebut teman.

changbin menggenggam tangannya erat. tidak sepenuhnya menyetir. mobil changbin otomatis, tidak seperti chan. ketika sampai di apartemen seungmin dan jeongin, seungmin sudah di luar.

"hai" seungmin menyapa keduanya dengan pelukan singkat.

ketika selesai memeluk chan, ia menatapnya dengan serius, "dengarkan felix dengan baik kali ini." kata seungmin, "okay?"

chan mengangguk. seungmin balik pada changbin, "aku pengen cokelat panas. ada kafe enak dekat sini. kau traktir kan?" kata seungmin santai.

"kamu akan baik baik saja. kabarin kalau udah selesai ya?" kata changbin.

keduanya berjalan ke arah lain. menuju kafe yang tidak jauh dari kompleks. chan membiarkan keduanya pergi. sangat ingin percaya dengan kalimat changbin.

kamu akan baik baik saja.

apa iya?

memasuki apartemen seungmin, felix ada di dalam. duduk di sofa cokelat. nampak sangat mungil, pucat, dan lelah. tetap terlihat paling menggemaskan seperti biasa.

ketika ia tersenyum, yang biasa cerah dengan matahari sekarang sedikit mendung. tapi chan cukup menghargai kehangatannya.

"hai" sapa felix.

TBC

Love is an Open Door ; chanlix ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang