[ 016 ]

563 104 23
                                    

 "felix, aku—"

felix tak mengindahkan kalimat chan. ia berdiri mengangkat semua piring kotor dan berjalan ke wastafel. mencuci piring dalam diam.

"aku minta maaf." chan berkata pelan. masih cukup terdengar diantara keran air, "itu salah. aku menyebalkan. aku hanya.. aku pikir seharusnya bisa berbuat lebih banyak buat kamu"

hal itu yang membuat felix semakin kesal. chan sama sekali tidak tahu kalau dia adalah sugar daddy yang baik. ia menggeram, menggosok piring dengan spons.

"tidak apa apa" gumam felix.

ia tahu kalau sedang bertindak bodoh. terlalu serius dengan candaan. tetap saja membuatnya sakit hati. jadi felix menarik nafas panjang dan mematikan wastafel.

chan ada di belakangnya. bersandar di counter dengan mata sedih. bahu lebarnya membungkuk.

"ini tidak semudah itu hyung," felix menelan ludah, "ini—tidak, aku bersyukur. sangat bersyukur. tapi semuanya tidak bisa diselesaikan dengan hanya uang, uang, dan uang. iya, aku butuh uang. itu sebabnya aku disini."

felix menghela napas pelan, "suatu saat, kakak akan bertanya darimana aku dapat semua uang ini. kenapa aku tiba tiba mengirim banyak uang. ini juga sulit buat aku bohong sama kakak."

"padahal aku sendiri yang bilang, waktu hyung cemas mau bilang hubungan kita ke teman hyung? kalau hubungan ini tidak memalukan? selain menasehati hyung, aku juga sedang meyakinkan diri sendiri..."

"felix.." chan bergumam dengan suara kecil dan sedih.

"karena disini aku yang jual diri!" felix berseru.

"dan aku hanya beruntung bertemu orang baik. hyung bisa bayangin gimana kalau aku ketemu sugar daddy yang lain? laki laki tua busuk yang hanya ingin dipuaskan?" chan merasa tinjunya mengepal.

"hyung orang baik. sangat baik. aku yakin kita bisa jadi teman baik seandainya di kehidupan lain. tapi tetap saja, aku disini yang jual diri! chan hyung mengerti?"

chan merasakan tangan kecil yang meremas pundaknya. mata berair, bergetar mengikuti gerakan tangan. chan tercekat melihat pemandangan itu.

"kakak akan khawatir. meskipun aku bilang ini pilihanku. meskipun aku bilang tidak ada hubungan seksual di antara kita. kakak akan menyalahkan diri karena hamil. merasa bersalah tidak bisa menafkahi kami karena punya anak yang harus diurus"

felix menjatuhkan kepala di dada chan. merasa tidak akan sanggup berkata kata jika ia terus menatap wajah sedih chan.

"aku butuh hubungan ini. aku butuh chan hyung. tapi ini gak mudah. jadi tolong.. jangan bertindak seperti semua ini gak ada artinya. meskipun itu yang hyung pikirkan."

"ini semua bukan gak ada artinya" chan berkata seteah keheningan yang lama, "sungguh. hubungan ini, kamu, semuanya sangat berarti buat aku. felix. felix, angkat wajahmu. tolong."

felix perlahan memberanikan diri mengangkat wajah. bertemu dengan chan yang menatap felix sedih. mata gelap dan alis berkerut. felix tidak suka sekali melihat itu di wajah riang chan hyung.

"aku sangat bahagia" chan berkata.

"aku bahagia kamu memilih aku. minho yang bilang kamu belum pernah jadi sugar baby dan butuh bantuan. itu sebabnya aku bahagia bisa membantu kamu."

"hyung belum kenal aku waktu itu..."

"ya. kamu teman seungmin tapi itu tidak penting. felix, lihat sekelilingmu. aku punya semua ini. punya harta. punya uang. tidak satupun membuatku bahagia."

chan menggigit bibir. meraih tangan felix yang meremas pundaknya. dia menyatukan tangan mereka, dan meremas lembut.

"kamu bukan orang miskin yang bikin aku ngerasa harus ngasih sedekah. karena sebanyak kamu membutuhkan aku, lee felix. aku juga butuh kamu."

setetes air mata mengalir di pipi felix. chan mengelapnya dengan satu tangan. memberikan belaian lembut di pipi felix.

"aku juga butuh kamu. persetan dengan hubungan normal. hal yang paling penting adalah kita butuh untuk merawat satu sama lain."

felix tertawa kecil, kaget dengan umpatan chan.

"sungguh. persetan dengan sugar daddy ini. sugar baby itu. lupakan kontraknya. itu hanya ada untuk menjaga keamanan kita."

chan menggenggam kedua pundak felix, "kita adalah teman. teman yang dipertemukan dengan cara yang unik. aku akan bantu kamu. dan kamu akan bantu aku.. hubungan mutual. okay?"

"a-aku masih butuh uangnya..." felix masih sesenggukan. tidak sadar dengan kekacauan di hidung dan bibirnya.

"anggap saja investasi" chan mengangkat bahu.

"investasi yang tidak ada bedanya dengan trainee yang aku miliki. aku bantu mereka menjadi idol. aku bantu kamu meraih mimpi kamu."

chan tersenyum, "sebagai gantinya, kamu temani aku. ingatkan aku untuk makan. ingatkan aku untuk istirahat."

"yeah.. ya, itu terdengar lebih baik" felix berusaha tersenyum kecil.

"sipp" chan mengusak kepala felix.

"juga, aku minta maaf dengan candaan tadi. aku gak akan lakukan itu lagi. kamu baik baik saja? aku harus apa biar dimaafkan? apa aku boleh peluk kamu?"

tanpa pikir panjang felix melontarkan diri ke dalam pelukan chan. mengalungkan lengan di dada chan. menenggelamkan kepala di pundak lebarnya.

felix bersusah payah menahan diri tidak menangis lagi. tapi detik ketika chan mengalungkan lengan di pinggangnya, menyalurkan kehangatan dari pelukan erat, felix menyerah.

semua perasaan yang menumpuk, tersembunyi di dalam hati. mengalir begitu saja. air mata karena perjuangan hidup. air mata karena semua rasa malu. air mata karena stress.

felix tidak asing dengan menangis. lebih dari sekali ia membuat basah bantalnya hingga mengering di keesokan pagi.

tapi ini adalah pertama kali, ia bisa meneteskan air mata begitu bebas. membiarkan mengalir hingga wajahnya seperti disiram air. isakan tangis pecah di ruangan itu.

chan hanya memeluknya dan mengelus punggungnya. pelan pelan menggoyangkan tubuh felix ke kanan dan kiri. seperti menenangkan anak kecil.

diantara tangisannya, felix bisa mendengar chan yang membisikkan kalimat.

"shhh tidak apa apa" gumam chan, "kamu sudah berusaha sangat keras. kamu sudah melakukan banyak hal. kamu akan baik baik saja. tidak apa apa. kamu akan baik baik saja"

itu hanya membuat tangisan felix semakin menjadi. kesulitan untuk menangis dan bernafas. ia berusaha keras untuk tenang.

tapi tubuhnya seperti menyerah menopang diri. terima kasih pada lengan chan yang menahan pinggangnya. chan hanya menggenggamnya semakin erat.

"kamu akan baik baik saja, felix" chan mengulang kalimat itu. lagi dan lagi. seperti mantra yang menghipnotis felix. meyakinkan bahwa itu adalah kenyataan.

"kamu akan baik baik saja."

TBC

a/n okay ._.

elif butuh waktu sejenak ._.

three months hiatus for mental theraphy :")

Love is an Open Door ; chanlix ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang