3. Agniagara

792 188 13
                                    

Assalamualaikum, gimana kabarnya?
Sebentar lagi udah mau puasa, jaga kesehatan ya. Biar puasanya lancar dan supaya nggak ngebosenin insyaa allah aku bakal rajin update😍

Buat yang lupa sama ceritanya, sebelum baca boleh baca part sebelumnya dulu ya

jangan lupa vote dan komen nya diramein dengan emot LOVE BIRU (💙)

Happy Reading?

-
-

Titik Ubah
3. Agniagara

Saking asiknya menulis di bawah pohon ketapang di taman Fakultas Bahasa dan Seni ditambah angin yang sepoi-sepoi Balqis hampir lupa bahwa hari sudah semakin sore. Untunglah hari cerah membuat warna jingga sandikala dari arah barat memancar di sela-sela dedaunan.

Naskah yang ditulis Balqis sebenarnya jauh dari kata selesai. Ia bahkan baru akan memulai. Kali ini, Balqis memilih untuk tidak buru-buru dalam menyelesaikan tulisannya. Ia biarkan kisahnya mengalir selaras dengan jalan hidupnya yang kedepannya Balqis tidak tahu akan seperti apa.

Selesai mematikan ipad Balqis bersiap untuk pulang. Namun ia sempatkan sekali lagi melihat pintu gedung fakultas sebelah yang masih sepi. Ditambah lagi layar ponselnya yang terdapat satu pesan dari kontak bernama Kayana yang ia biarkan tidak terbaca.

Laki-laki yang ia lihat berlari terburu-buru beberapa saat lalu menanyakan apakah Balqis masih di kampus atau tidak. Berarti benar dugaan Balqis bahwa tadi, Key tidak melihatnya. Lagipula, tidak masalah Key melihatnya atau tidak. Balqis juga berpikir bahwa dirinya tidak penting juga untuk Kayana. Tetapi lain halnya,  Balqis sangat mudah menemukan eksistensi laki-laki itu meskipun dia berlari di antara banyaknya orang seperti tadi.

Buku bersampul putih dengan judul besar "Agniagara" ikut masuk ke dalam ransel yang Balqis kenakan. Kapan dan di manapun Balqis berada buku novel cetakan pertama yang ditulisnya itu tidak pernah tinggal. Karena buku itu yang menjadi saksi Balqis bisa seperti sekarang. Dengan buku itu rasanya Balqis bisa kembali bangkit dari keterpurukan. Beranjak sembuh dari luka akibat ditinggalkan.

Hari demi hari sudah berhasil dilalui. Kayana hidup dengan baik-baik saja tampaknya. Sudah terhitung satu minggu sejak terakhir kali ia dan mamanya berziarah ke makam sang papa, Key kembali tinggal di rumahnya bersama Rifda. Tidak lagi di apartemen dengan alasan ingin selalu bersama sang mama.

Sudah satu minggu juga ia dibayang-bayangi oleh perkataan Arman saat di kelas minggu lalu. Tentang Balqis yang katanya memperhatikannya tetapi dengan bodohnya Key melewatkan hal itu. Sudah satu minggu juga pesan yang ia kirimkan tidak mendapat jawaban dari Balqis. Padahal status online sempat muncul berkali-kali membuat Key berpikir bahwa Balqis sengaja mengabaikan pesannya.

TITIK UBAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang