7. Overthingking

674 140 35
                                    

Titik Ubah7

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Titik Ubah
7. Overthingking

"Astaga Na! Lo ngapain berdiri di situ?" ucap Key saat ia menyadari keberadaan Sherina yang berdiri di sebelahnya.

"Hehe... Gue kira lo beneran mau ketemu dospem. Makanya gue ikut. Taunya malah duduk di sini. Lo lupa kita satu dospem?" jawab Sherina disertai kekehannya.

Key hanya diam sambil menggaruk tengkuknya karena ketahuan berbohong oleh Sherina.

Diam sempat menyelimuti keduanya sebelum akhirnya Sherina berani bersuara.

"Lo kenapa?" tanyanya.

"Nggak apa-apa, lagi pengen sendiri aja," jawab Key.

"Kalo mau cerita, lo bisa cerita ke gue Key."

Key mengangguk pelan membuat Sherina senang bukan main. Paling tidak,  sampai saat ini semuanya masih baik-baik saja. Sampai saatnya tiba, Sherina akan berusaha menciptakan kenangan baik bersama Key. Sebelum nanti,  bisa saja laki-laki itu enggan bertemu lagi dengannya.

"Bokap lo gimana?" tanya Key pada Sherina. Meski topik ini membuatnya sedikit sesak, Key tidak ada pilihan selain menanyakan keadaan orangtua gadis itu.

"Dibilang sehat, ya gitu. Cuma udah mendingan, makanya gue bisa balik," jawab Sherina.

"Syukur deh kalo gitu,  semoga bokap lo cepat pulih."

"Sekarang lo masih bisa bilang 'semoga cepat pulih' tapi nanti... Bisa aja lo bilang 'semoga cepat mati' , Key."

"Oh iya... Lo deket ya sama Balqis?" tanya Sherina setelah memilih opsi untuk tidak melanjutkan lagi topik sebelumnya.

"Kenal," jawab Key singkat.

Benar,  kan? Dirinya dan Balqis memang tidak dekat. Hanya sekedar kenal.

"Udah lama?"

"Empat tahun mungkin," jawab Key sembari melihat awan yang berlalu lalang di atas sana, mengingat-ingat kali pertama saat ia bertemu Balqis di pernikahan saudaranya.

"Udah lama berarti, ya? Gue kira lo sama dia pacaran," ujar Sherina yang terdengar memelan.

"Dia nggak mau pacaran."

"Tapi lo mau?" pertanyaan itu reflek keluar begitu saja sampai-sampai gadis itu langsung membekap mulutnya sendiri saat mendapat tatapan heran dari Key.

"Sorry, sorry... Gue reflek.  Gak usah dijawab," ujar Sherina tanpa mau menatap wajah Key yang ternyata tersenyum malu-malu di sebelahnya.

"Karena dia nggak mau, gue juga nggak mau," jawab Key santai.

Laki-laki itu tidak tahu bahwa gadis di sebelahnya itu tersenyum miris. Merasakan permukaan hatinya tersayat oleh kata-kata Key barusan. Jawaban Key hanya delapan kata,  tapi mempunyai begitu banyak makna yang tersirat. Salah satunya, Sherina jadi tahu laki-laki itu secara tidak sengaja mengatakan bahwa dirinya memang sudah jatuh cinta pada sosok perempuan yang selau mengenakan hijab itu.

TITIK UBAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang