29. Luka Lama

452 122 6
                                    

Kemarin aku udah bilang mau double update😁
Jadi hari ini aku teptin. Sekarang update 1 dulu, 1 nya lagi agak siangan atau mungkin sore.

Enjoy guys! Jangan lupa vote dan komennya

Happy Reading!❤️

-
-

Titik Ubah
29. Luka Lama

Balqis membawa Sherina menjauhi kerumunan itu. Tidak ada satu kata pun yang gadis itu ucapkan selama ia bersama Sherina. Tangannya dengan kuat memegangi pergelangan tangan Sherina untuk memastikan Sherina tetap berada di dekatnya.

"Lo apa-apaan, sih?!" tanya Sherina sambil menghempaskan genggaman tangan Balqis dari tangannya, "Lo ngapain bawa gue pergi dari sana? Gue mau selesaiin masalah gue sama Kayana! Lo nggak perlu ikut campur!" lanjutnya yang terdengar marah sebab merasa Balqis terlalu mencampuri urusannya.

"Saya cuma nggak mau kamu diperlakukan semakin tidak pantas sama dia," jawab Balqis tegas.

"Gue pantas dapatin itu! Kayana marah sama gue, dan gue tau cuma dengan cara itu dia bisa mengungkapkan kemarahannya."

"Tapi nggak dengan menyuruh kamu bersujud di kakinya, Sherina. Itu keterlaluan!" sanggah Balqis yang berusaha menyadarkan Sherina bahwa tidak seharusnya dia diperlakukan serendah itu oleh Kayana, "Kamu nggak harus merendahkan diri kamu sendiri hanya untuk menuruti permintaan dia yang sudah melewati batas," lanjutnya.

Sherina mengerang frustasi. Ia tidak mengerti kenapa perempuan itu begitu membelanya.

"Lo tau apa, sih, hah? Gue udah bilang, ini urusan gue sama Kayana. Orang lain nggak perlu ikut campur," ujar Sherina.

"Saya tau, saya dengar semua yang kalian bicarakan. Dan melihat dengan jelas kamu diperlakukan seperti tadi, saya nggak terima."

"Kenapa lo nggak terima? Kita bahkan nggak dekat. Harusnya lo biarin aja gue sujud di kakinya biar semuanya selesai!"

Balqis tahu saat ini Sherina sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja, sehingga perempuan itu menganggap semuanya menjadi mudah. Semudah dia sujud di kaki Kayana dan semuanya ia anggap selesai. Padahal tidak, Balqis yakin, laki-laki itu tidak akan semudah itu menganggap masalahnya selesai. Apalagi masalah ini sensitif, menyangkut keadilan untuk keluarganya.

"Sherina, saya tau kamu sedang kalut. Tapi jangan pasrah dengan apa yang orang lain lakukan kepada kamu. Kamu bisa melawan, kamu boleh tampar dia saat dia mengatai kamu murahan. Demi Allah, saya nggak terima kamu diperlakukan seperti tadi."

Sherina tidak habis pikir kenapa bisa ia dipertemukan oleh orang sebaik Balqis. Bahkan gadis itu rela membelanya, di saat orang-orang hanya menonton dirinya yang dipermalukan.

TITIK UBAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang