20. Rumah yang Hangat

533 127 12
                                    

Hallo!❤ Selamat malam minggu semuanya( ◜‿◝ )

Dengerin playlist nya ya sambil baca ceritanya

Di part ini nggak ada ilustrasi, karena belum sempat gambar. But... TETAP RAMEIN KOMEN DAN VOTE YAAA❤

Happy Reading!

-
-

Titik Ubah20

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Titik Ubah
20. Rumah yang Hangat

Ada perubahan rencana dari Kayana soal acara traktiran yang ia janjikan pada teman-temannya. Yang awalnya mereka sepakat untuk makan di salah satu tempat makan yang tidak jauh dari kampus, kini harus berpindah haluan ke arah rumah Kayana.

Setelah berbincang dengan Balqis dan akhirnya perempuan itu memutuskan untuk pulang, Kayana teringat bahwa tempo hari mamanya meminta agar dirinya mengajak teman-temannya untuk berkunjung ke rumah. Dengan alasan mereka yang sudah lama tidak terlihat bersama karena kesibukan masing-masing.

Kayana mengabari teman-temannya bahwa dia akan pulang duluan. Laki-laki itu juga menyuruh teman-temannya untuk sekedar berganti pakaian atau istirahat sebelum ke rumahnya.

"Wah... Udah lama banget kita nggak main ke rumahnya Key, terakhir kapan, ya?" ujar Arman setibanya di halaman rumah milik Kayana.

"Gue berasa jadi orang sibuk banget sampai nggak sadar sekarang tembok rumahnya udah ganti warna," sambung Wangga sembari memperhatikan tembok rumah Kayana yang terlihat lebih segar.

"Lo berdua sok sibuk, yang sibuk mah gue," ujar Bintang dengan santainya membuat Wangga dan Arman menatapnya tak terima.

"Sibuk apaan lo?" cerca Wangga.

"Skripsi."

"Lo pikir kita nggak? Bego!" umpat Arman sembari mencekik leher Bintang yang sedikit lebih tinggi darinya.

"Random banget sih pembahasannya," ucap Sherina tiba-tiba membuat ketiga laki-laki itu terdiam, "Segala bahas warna tembok rumah, tiba-tiba adu nasib siapa yang paling sibuk. Nggak capek apa jadi orang aneh terus?" lanjutnya.

"Wah! Nih, cewek sekalinya ngomong nusuk sampai jantung. Lo ngomongi kita aneh, Na? Wah! Parah!" jawab Wangga sambil melipat lengan bajunya sampai siku, bersiap layaknya seseorang yang akan maju bertarung.

Sedangkan Sherina hanya memutar bola matanya malas melihat tingkah teman-temannya.

"Kalo ngomong jangan sembarangan," tegur Bintang yang berdiri di sebelahnya.

"Nggak sembarangan kali, kalian emang aneh!"

"Lo lebih aneh kenapa mau berteman sama kita, wleee!" balas Arman sambil menjulurlan lidahnya ke arah Sherina.

TITIK UBAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang