41. Kepergian Membuatku Rapuh

623 144 10
                                    

--

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-

Titik Ubah
41. Kepergianmu Membuatku Rapuh

❤️

Satu bulan berlalu sejak hari kelulusannya. Kini, Kayana berhasil mengubah dirinya menjadi sosok yang selalu bangun pagi untuk berangkat ke kantor. Sejak hari di mana dia memutuskan akan mengambil alih perusahaan papanya, Kayana benar-benar menekuni tugasnya sebagai seorang CEO. Menggantikan peran mama yang sudah bertahun-tahun menjadi pimpinan di sana.

Pemandangan ibukota yang dilihat dari lantai 14 terlihat begitu ramai dengan lalu lalang kendaraan dan pejalan kaki yang memenuhi jalanan. Visual dari gedung-gedung tinggi mejadikan jendela kaca itu terlihat seperti canvas yang berisikan lukisan berukuran besar.

Itu artinya sudah satu bulan pula, Kayana tidak mendengar kabar tentang Balqis. Gadis pujaannya yang digadang-gadang sudah memiliki 'calon suami'. Kayana benar-benar menahan diri untuk tidak mencaritahu tentang kabar keduanya, baik Balqis maupun Afeandra. Mungkin saja saat ini sepasang kekasih itu tengah sibuk mengurusi rencana pernikahannya?

Dia sangat menghindari semua tentang gadis itu. Tetapi, jika dipikir-pikir, tidak ada artinya Kayana menghindar dari Balqis apalagi sampai memutuskan untuk memblokir semua sosisal media gadis itu. Toh, Balqis tidak pernah tahu tentang perasaannya.

Kayana patah hati. Tetapi itu jelas bukan salah si penulis itu. Ini hanya tentang dirinya dan perasaan yang selalu dia pendam tanpa pengakuan. Ternyata benar, mencintai dalam diam memiliki resiko yang sangat besar, yaitu ditinggalkan. Apalagi jika cinta itu belum sempat diungkapkan. Maka kehilangan yang dirasakan akan semakin membekas.

Mungkin jika Alfeandra hanya sekedar kekasih untuk Balqis, Kayana tidak akan se-galau sekarang. Tetapi status sebagai 'calon suami' yang selalu laki-laki itu banggakan membuatnya merasa bahwa dirinya memang kalah sebelum memulai. Ada sedikit penyesalan karena tidak memiliki keberanian untuk menyatakan perasaannya pada Balqis lebih cepat. Selalu menunggu waktu yang tepat sampai akhirnya ia tahu bahwa Alfeandra sudah hampir memenangkan hati gadis itu. 

Satu bulan belakangan Kayana memang tidak mendengar kabar Balqis, tetapi bukan berarti ia tidak memikirkannya. Sebanyak apapun hal yang dia kerjakan akan selalu ada nama gadis itu di setiap hal yang ia lakukan.

Ada banyak sekali pertanyaan di kepala Kayana tentang bagaimana cara kerja hati saat sedang jatuh cinta? Sebagai seseorang yang baru pertama kali merasakannya, Kayana tidak tahu pasti jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu. Yang jelas, mengenal Balqis membuatnya menjadi seseorang yang penasaran. Dia selalu ingin tahu apa yang dikerjakan gadis itu, sedang di mana, siapa saja yang dia temui, tentang semuanya, Kayana ingin tahu. Dan sampai saat ini, ia tidak menemukan itu.

Balqis-nya sudah lebih dulu pergi--ah mungkin Kayana yang sengaja menjauh demi menyelamatkan hatinya yang bisa saja semakin retak jika memaksa dekat. Lebih tepatnya merelakan seseorang yang dicintainya untuk pergi sementara waktu untuk membuat kisah yang indah dengan orang lain. Ia hanya menunggu jika saja tuhan berbaik hati memberikannya kesempatan, Kayana hanya berharap perempuannya akan kembali. Itu saja.

TITIK UBAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang