16. Mesaage

556 147 13
                                    

Happy Reading!
Sorry for the late update:(

Jangan lupa klik tombol vote dan ramaikan komentarnyaa❤

-
-

Titik Ubah16

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Titik Ubah
16. Message

Sebenarnya bukan hanya karena Wangga menelepon dan minta dibelikan sarapa,  Kayana rela berangkat ke kampus jam sepuluh pagi. Tetapi karena dia juga tahu bahwa hari ini, Balqis tengah menjalani sidang skripsinya.

Sayangnya, laki-laki bertubuh tegap itu harus merelakan waktunya untuk mencari ruangan di mana perempuan itu sidang. Hampir setengah jam Kayana mengelilingi gedung Fakultas Bahasa dan Seni, hingga akhirnya dia menemukan ruangan, di mana Balqis sedang ditanyai oleh dosen pengujinya.

Karena terlambat, Kayana hanya dapat melihat saat perempuan itu menjawab pertanyaan terakhir. Caranya bicara, gerakan tangannya yang sinkron dengan ucapannya, mata yang teduh, dan mimik wajah yang tenang berhasil membuat Kayana kembali terhanyut dengan rasa kagum yang berkali-kali lipat lebih besar dari sebelumnya terhadap sosok Balqis.

Entah sampai kapan dirinya harus memendam perasaan yang semakin lama, semakin bertambah banyak ini sendirian. Kayana ingin maju, tapi takut Balqis menjauh. Kayana ingin mulai, tapi takut Balqis malah menyuruhnya untuk selesai. Kayana tidak tahu perasaan gadisnya. Kayana bahkan tidak memiliki keberanian yang cukup jika harus menanyakan langsung pada Balqis tentang perasaan gadis itu padanya.

"Saya cukupkan presentasi saya pada hari ini. Terimakasih atas bimbingan dan masukan bapak ibu dosen kepada saya. Mohon maaf atas kesalahan kata, saya akhiri, Wassalamualaikum warhamatullahi wabarakatuh."

Suara lembut itu terdengar dari arah depan. Menghasilkan suara riuh tepukan tangan dari mahasiswa semester akhir yang ikut hadir di sana yang Kayana pikir mereka itu merupakan teman-teman Balqis. Daripada tepuk tangan, Kayana lebih memilih berani menatap gadis dengan baju putih di depan sana lebih lama.  Menggenggam cokelat berpita merah yang diam-diam ia beli bersama bubur pesanan Wangga tadi. Sembari menimang kata apa yang cocok ia ucapkan saat memberikannya pada Balqis nanti.

Tatapan yang Kayana berikan ternyata tidak sendirian. Dari depan sana, Balqis berhasil menemukan Kayana yang ternyata hadir saat dia sidang. Balqis sama sekali tidak memberikan tanggal pasti kapan dia akan melakukan sidang, tapi lihatlah, laki-laki itu bahkan duduk di sana sembari tersenyum menatap begitu lama. Entah perasaan Balqis saja atau bukan, tatapan Kayana terlalu dalam hingga Balqis pikir ia telah salah langkah dan berakhir tenggelam dalam tatapan itu.

Sadar, dirinya sudah salah menatap lawan jenis terlalu lama. Balqis buru-buru membereskan barang-barangnya dan segera keluar dari ruang sidang yang sangat menegangkan baginya.

TITIK UBAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang