32. Pelampiasan : Pengalihan Rasa Sakit

508 129 25
                                    

Happy Reading!

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-

Titik Ubah
32. Pelampiasan : Pengalihan Rasa Sakit

Sejak sore tadi, Kayana hanya mengurung dirinya di kamar. Terakhir kali Rifdah meninggalkannya, putranya itu sedang tertidur. Tapi sampai malam, Kayana tak kunjung menampakkan batang hidungnya meski sekedar untuk makan malam.

Bi Asih, asisten rumah tangga mereka pun sudah berulang kali mengetuk pintu kamar laki-laki itu, namun nihil, Kayana masih enggan untuk keluar.

Hingga yang terakhir, Bi Asih menyerah. Wanita itu diminta oleh Rifdah untuk menemaninya makan. Dibandingkan berita yang tadi dibawa pulang oleh Kayana tentang dia yang sudah menemukan pelaku pembunuhan ayahnya, Rifdah lebih terpukul dengan sikap putranya yang kembali menjadi tak tersentuh seperti sekarang.

Kayana memang tidak main-main saat mengatakan bahwa dirinya sedang tidak ingin diganggu. Rifdah memberikan kesempatan itu, tapi tidak untuk waktu selama ini.

Ia pikir setelah tidur siang, Kayana akan merasa lebih baik. Tetapi ternyata tidak. Anak itu jauh lebih terpukul dibandingkan dengan dirinya.

Ditengah-tengah kegiatan makan malamnya yang sudah sangat terlambat, karena sekarang jam sudah menunjukan pukul sembilan malam, pak Bismo-supir keluarga mereka tiba-tiba saja datang membuat Rifdah yang sedang menghabiskan makannya berhenti sejenak.

"Permisi, Bu," ujar pak Bismo.

"Ada apa, pak Bismo?"

"Di depan ada Mas Athalla sama teman-teman Mas Kayana."

Rifdah mengerti, pasti Kayana yang meminta mereka datang. Karena mungkin, selain dirinya, Kayana juga butuh teman-temannya untuk bercerita. Maksudnya, teman-teman yang dia percaya.

"Yaudah, suruh masuk aja, Pak," jawab Rifdah.

Kemudian pak Bismo berlalu untuk membukakan pintu pagar agar mobil yang dibawa oleh Athalla dan juga Adit dapat terparkir di depan garasi rumah itu.

Setelah meminta Bi Asih membereskan meja makan, Rifdah lantas menghampiri tamu putranya itu. Dan mempersilahkannya untuk masuk.

"Assalamu'alaikum...." itu suara Athalla, keponakannya.

"Waalaikumsalam," jawab Rifdah yang menyambut mereka dengan senyum merekah.

Athalla langsung menyalami tantenya dan memberikan wanita itu pelukan, sudah kebiasaan. Disusul dengan Adit dan Jorell yang juga ada di sana.

"Apa kabar, Athalla, Adit, El?" tanya Rifdah pada ketiga laki-laki itu.

"Baik, Tante. Tante sendiri gimana kabarnya?" tanya Jorell pula.

TITIK UBAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang