-
-Titik Ubah
31. Anak Ganteng Mama❤
Sesampainya di halaman rumah, Kayana keluar dari mobilnya dengan membanting pintu kendaraannya itu dengan kencang. Membuat Bi Asih yang sedang asik merapikan tanaman terlonjak kaget. Wanita paruh baya itu ingin menanyakan sebenarnya ada apa? Tapi melihat ekspresi wajah anak itu membuatnya urung bertanya dan milih untuk melanjutkan pekerjaan saja.
Begitu pula saat di dalam rumah, laki-laki itu seolah tidak melihat keberadaan Rifdah-mamanya yang tersenyum hangat saat baru saja keluar dari ruangan kerjanya karena mendengar suara mobil Kayana yang baru saja sampai.
Namun, senyumnya luntur ketika Kayana melewatinya begitu saja. Dengan ekspresi wajah yang entah apa artinya, Rifdah yakin telah terjadi sesuatu pada putra semata wayangnya.
Dugaannya semakin kuat, ketika mendengar pintu kamar Kayana tertutup begitu keras. Dengan langkah tergesa ia menaiki tangga, mengetuk berkali-kali pintu itu agar terbuka. Namun sayangnya terkunci, pemiliknya seolah tuli tidak ingin membukakan pintu untuk dirinya. Rasa khawatir tidak bisa ia hindari saat samar-sama mendengar di dalam sana Kayana-nya menangis. Ada apa?
"Key? Sayang, kamu kenapa?" tanyanya berusaha setenang mungkin dan berpikir positif jika tadi ia hanya salah dengar. Mungkin saja Kayana sedang kecapean, pikirnya.
Tetapi lagi-lagi tidak ada jawaban.
"Mas, Mama mau masuk, buka pintunya sebentar, Nak," pintanya sembari terus mengetuk pintu kamar anaknya.
"Kayana, perasaan Mama dari tadi nggak enak, terus kamu pulang-pulang kaya gini, pasti ada sesuatu. Please, open the door!"
"Key lagi capek, Mah, mau istirahat. Biarin aku sendiri dulu," jawab Kayana dari dalam sana.
"Bohong! Mama nggak akan biarin kamu sendirian kalau lagi ada masalah. Mas, inget Mama pernah bilang apa? Kamu itu nggak sendiri, ada Mama di sini, kamu bisa cerita sama Mama tentang apapun." Rifdah masih mencoba meyakinkan putranya. Memberitahu kepada anak itu untuk melihat dirinya.
Rifdah hanya ingin Kayana tahu bahwa dirinya juga bisa menjadi sosok mama sekaligus Papa untuk Kayana. Karena yang Rifdah tahu, semasa mendiang suaminya masih hidup, Kayana sangat aktif bicara dan bercerita dengan papanya. Dari hal sekecil ia menemukan penghapus di laci meja sekolahnya, sampai kesedihannya saat mendapat nilai kecil di pelajaran yang tidak ia sukai, Kayana ceritakan semuanya pada Sergio.
Tapi setelah kejadian itu, kebiasaan Kayana berubah. Anak itu tidak pernah lagi bicara seperti dia sedang bercerita dengan papanya. Anak itu seolah-olah kehilangan tempat bercerita. Rifdah hanya ingin Kayana tahu bahwa setelah Sergio pergi, masih ada dirinya. Rifdah juga ingin menjadi tempat bercerita bagi Kayana. Bukan hanya ketika anak itu merasa senang, tapi juga saat Kayana merasa kelelahan. Rifdah sangat ingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
TITIK UBAH
Teen FictionJika banyak orang mengatakan "Mati satu tumbuh seribu." Kayana alias Key tidak setuju tentang itu. Menurutnya, satu kehilangan percuma jika diganti dengan seribu kedatangan jika semua itu tidak cukup. Key tidak butuh banyak orang yang datang untuk m...