38. Orang yang Sama

516 136 22
                                    

Hallo! Nyempetin update di saat tugas numpuk hehe

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA

Happy Reading Guys!🤗

Happy Reading Guys!🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-

Titik Ubah
38. Orang yang Sama

❤️

Pagi ini terasa sedikit berbeda untuk seorang Adira Kayana Aldari. Karenanya ini merupakan hari di mana dia akan benar-benar memulai semuanya dari awal lagi. Dalam artian, setelah hari ini, Kayana ingin hidupnya berjalan selayaknya orang  biasa. Tanpa luka, tanpa lebam-lebam biru yang menyelimuti hatinya. Berdamai. Persis seperti yang pernah mama katakan padanya beberapa waktu yang lalu.

Jas dan kemeja yang disetrika licin, sepatu hitam yang disemir mengkilap, rambut yang disisir sedemikian rupa, serta jubah hitam wisuda kebanggan sudah melekat di tubuh laki-laki itu. Arlojinya juga sudah terpasang sempurna sebelum terakhir mama memasangkan toga di kepalanya.

"Sudah siap?" Suara mama dibarengi dengan senyum manis wanita itu.

Kayana ikut tersenyum, dan membalas ucapan mama dengan anggukan mantap. Dari tatapannya, Kayana ingin mama tahu bahwa dirinya ingin menebar bahagia sebanyak-banyaknya untuk wanita tercintanya itu.

"Makasih ya, Mah, udah mau temenin Key sampai sekarang," ucap Kayana tiba-tiba membuat mama terharu seketika.

"Kalau bukan Mama, terus siapa lagi? Sudah tugas Mama, sayang, kamu nggak perlu bilang terimakasih," jawabnya.

"Tetep aja, Mah. Udah banyak banget yang Mama  kasih buat Key, tapi balasannya apa? Belum ada yang bisa Key kasih buat Mama."

"No! That's wrong, Kayana. Dengan melihat kamu tumbuh seperti sekarang, itu sudah lebih dari cukup. Mama bangga sama kamu."

Itukah yang dirasakan mama sekarang? Batin Kayana bergejolak mendengar kata bangga keluar dari bibir sang mama. Pasalnya ia merasa belum cukup membanggakan. Apa yang bisa dibanggakan dari laki-laki yang bisanya hanya berlari tanpa tahu kapan harus berhenti dari kejaran masalah? Tapi jika itu yang mama mau, maka biarlah Kayana mewujudkannya. Menjadi kebanggaan mama yang sesungguhnya.

"Emm... Mah." Mama bergumam, "Hari Senin nanti bisa temani Key ke kantor, kan?" Tanyanya.

Mama tidak menjawab pertanyaan Kayana. Wanita itu hanya menatapnya dengan mata yang berbinar selama beberapa saat.

"Soalnya Key belum terbiasa ke kantor, apalagi kalau harus langsung handle kerjaan," lanjut Kayana sembari menggaruk tengkuknya. Merasa malu karena sampai saat ini ia masih belum tau apa-apa tentang cara menjadi pemimpin di sebuah perusahaan besar.

TITIK UBAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang