15. Cokelat Berpita Merah

590 130 17
                                    

Happy Reading!
Di part sebelumnya komennya sepi banget, di part ini kalo bisa diramein yaa (ˊᵕˋ)

Sebenernya mau update kemaren pas ultah, tapi nggak sempet gara-gara ada kerjaan di kampus. Jadi hari ini aja. So, jangan lupa vote yaa!

-
-

Titik Ubah15

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Titik Ubah
15. Cokelat Berpita Merah

Seorang laki-laki dengan setelan kemeja ala anak kampus, menoleh ke kanan dan ke kiri sebelum menyebrangi jalanan yang ramai dengan kendaraan. Dua kantong plastik berisi bubur ayam pesanan Wangga menjadi alasan mengapa Kayana datang jam sepuluh pagi dan rela memarkirkan mobilnya di parkiran gedung fakultas yang untungnya tidak terlalu jauh dari gerbang keluar. Sebenarnya dia tidak ada kegiatan apapun, tetapi mengingat di rumah juga ia merasa bosan, akhirnya setelah Wangga menelepon tadi pagi, laki-laki itu memilih mengendarai mobilnya menuju kampus untuk menemui laki-laki itu.

Saat dirinya sudah berada di depan gerbang kampus. Matanya menangkap sosok yang tidak asing, perawakannya yang tinggi dan jas yang orang itu kenakan membuat Kayana yakin bahwa yang dia lihat adalah Alfeandra, orang yang beberapa waktu lalu ia temukan dompetnya di depan super market persimpangan jalan. Maka tanpa pikir panjang, Kayana menghampiri Alfeandra untuk sekedar menyapa.

"Al!" panggilnya membuat orang itu menoleh, menandakan bahwa Kayana tidak salah orang.

Alfeandra sedikit heran saat seseorang tiba-tiba datang dan menepuk pundaknya dari arah belakang. Namun, saat mengetahui orang itu adalah Kayana, Alfeandra lantas melepas kacamata hitamnya untuk melihat laki-laki itu lebih jelas.

"Kayana? Nggak nyangka bisa ketemu di sini," sapanya setelah bersalaman dengan orang yang beberapa waktu lalu menemukan dompetnya.

"Lo ngapain ke sini? Nggak mungkin kan lo kuliah di sini?" tebak Kayana dengan kekehannya.

"Haha, saya memang nggak kuliah di sini," jawab Alfeandra dengan tawanya membuat pipi sebelah kanan laki-laki itu membentuk lesung, "Saya cuma mampir, sekalian nganterin buku catatan yang ketinggalan," lanjutnya sambil memperlihatkan buku bersampul navy yang dipegangnya.

"Oh, pantesan lo kaya lagi nungguin orang. Siapa? Pacar lo?"

"Calon." Jawaban singkat yang terucap dari bibir Alfeandra membuat Kayana sedikit tersedak ludahnya sendiri.

Pasalnya, Alfeandra begitu santai saat mengatakan bahwa tujuannya ke sini adalah untuk menemui calon 'istrinya' mungkin.

"Sorry, gue kaget." Jawab Kayana sedikit canggung.

"Santai aja Kayana, saya bercanda, kok," ujarnya karena merasa lucu dengan respon seseorang yang sedang berbicara dengannya itu, "Ini buku teman saya. Kebetulan tadi saya lagi di rumahnya, terus orangtuanya minta tolong saya yang antarkan," jelasnya membuat Kayana mengangguk paham dengan penjelasan Alfeandra.

TITIK UBAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang