34. Sadari

430 122 8
                                    

Haii haii semuanya!!! Apa kabar?
Tadinya mau update sore, tapi baru selesai revisinya sekarang hehe, sorry ya🤗

Seneng banget sebentar lagi EPHEMERAL 1M views😍 ayo ajak teman-temannya yang lain baca juga dong biar besok udah 1M. Semoga TITIK UBAH bisa nyusul ya, aamiin❤️

Sebelum baca, jangan lupa vote dan komennya!

Happy Reading!

-
-

Titik Ubah34

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Titik Ubah
34. Sadari

Setelah memutuskan untuk mengikuti Jorell ke private space yang ada di Kafenya. Kayana tidak berbicara sama sekali. Lebih tepatnya laki-laki itu masih berusaha menenangkan isi kepalanya yang ribut. Kayana tidak mengerti bagaimana caranya Jorell bisa mengenal Sherina. Ia hanya menyiapkan perasaannya kalau-kalau masih ada fakta yang belum diketahuinya. Fakta yang bisa saja lebih menyakiti hatinya.

"Lo nggak bohongin gue juga, kan?" tanya Kayana sembari menahan lengan Jorell yang sejak tadi belum memberikan penjelasan apa-apa.

"Duduk." pinta Jorell pada Kayana pun pada Sherina yang merasa tidak nyaman dengan situasi saat ini.

Kayana dan Sherina duduk berhadapan. Tetapi Sherina jelas sadar jika mata Kayana sama sekali tidak menatap ke arahnya. Laki-laki itu bersikap seolah-olah tidak ada orang lain selain Jorell di sana. Sherina seolah tidak terlihat di mata Kayana.

"Jawab pertanyaan gue, El!" tegas Kayana dengan perasaan berkecamuk. Karena laki-laki itu sangat berharap kali ini ia tidak dikhianati lagi.

"Lo percaya nggak sama gue? Gue nggak mungkin bohong apalagi berkhianat sama lo. Lo sahabat gue, Key. Jadi, biarin gue jelasin dulu semuanya," jawab Jorell dengan begitu tegas pada Kayana. Keduanya bersitatap seakan-akan Jorell ingin Kayana melihat bahwa dirinya berkata dengan sungguh-sungguh.

Melihat bagaimana Jorell meyakinkan dirinya, Kayana hanya mampu bersandar pada kursi yang ia duduki. Sembari menghela napas panjang, menunggu Jorell menjelaskan tentang apa yang diketahuinya tentang Sherina.

Sherina, perempuan itu masih diam. Dia tidak berani berbicara satu katapun. Entahlah, bagi Sherina, sejak hari itu selalu muncul ketakutan yang menguasai dirinya saat melihat Kayana. Apalagi duduk berhadapan dengan laki-laki itu seperti sekarang.

"Sherina, sekali lagi gue minta maaf sama lo, soal hari itu gue nggak sengaja denger lo ngobrol lewat telepon dengan seseorang." Jorell memulai obrolan mereka, "Mungkin gue nggak akan penasaran kalau saat itu gue nggak denger lo sebut-sebut nama Kayana, sahabat gue," lanjutnya sambil menegaskan bahwa Kayana adalah sahabatnya pada Sherina.

TITIK UBAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang