14. Segelas Cartado

586 131 9
                                    

Happy Reading!
Jangan lupa klik tombol vote dan ramaikan komennya yaa❤

-
-

Titik Ubah14

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Titik Ubah
14. Segelas Cartado

Elbro Cafe.

Begitu nama yang terpampang di atas bangunan klasik yang Sherina datangi sejak setengah jam yang lalu. Gadis itu merasa tenaganya terkuras habis setelah semalaman berhadapan dengan layar laptopnya. Selain skripsinya yang masih harus terus direvisi, laporan-laporan dari kantor yang dikirim oleh atasannya terus memenuhi notifikasi e-mail milik gadis itu. Seolah tidak pernah habis tugas yang harus dikerjakannya, akhirnya Sherina hanya bisa tidur dua jam. Itupun saat matahari sudah mulai menampakkan dirinya di ufuk timur.

Sudah setengah jam, tapi yang Sherina lakukan hanya menumpang duduk di sana. Untungnya, di jam sebelas siang Kafe ini belum ramai dikunjungi. Membuat Sherina bisa membenamkan wajahnya lebih lama lagi sebelum akhirnya suara dering ponsel yang ia letakan tidak jauh dari wajahnya berhasil membuatnya terbangun.

Papa
Begitu nama yang muncul saat layar ponselnya hidup. Sherina buru-buru menggeser tombol berwarna hijau agar panggilannya terhubung dengan sang papa. Sherina juga membawa dirinya sedikit lebih jauh ke arah taman kecil yang terlihat segar di bagian samping Kafe.

Terpantau sepuluh menit kemudian telepon masih tersambung. Raut wajah Sherina yang awalnya tersenyum sumringah sampai dahinya berkerut seperti sekarang menandakan adanya hal yang membuat gadis itu semakin merasakan pening di kepalanya.

"Papa, ngapain ke Indonesia?" Suaranya terdengar khawatir dibarengi dengan tangan yang memijat keningnya, "Dokter kan udah bilang kalau papa masih harus banyak istirahat." lanjutnya.

"Papa udah ngerasa lebih baik sekarang. Papa juga nggak akan ke Indonesia kalau dokter nggak ngizinin, Na." Suara berat dari sebrang sana terdengar.

"Tapi, Pah--"

"Kamu khawatir dengan kondisi papa atau khawatir papa akan bertemu Kayana?"

Sherina kalah telak. Sejak tadi yang ia pikirkan saat tahu tiba-tiba papanya sudah berada di Indonesia adalah bagaimana jika nanti papanya bertemu dengan Kayana dan memberitahukan semuanya? Sherina tahu tujuan papanya bertolak ke negara ibu pertiwi ini adalah untuk menemui laki-laki itu dan memberitahu bahwa kejadian 13 tahun silam adalah atas kendalinya.

"Sena, mau sampai kapan kita sembunyi?" tanya Haidar ketika tidak mendengar putrinya menjawab, "Cepat atau lambat Kayana pasti akan tau. Kalau kamu tidak bisa memberitahunya , biar Papa yang temui Kayana. Sena, Papa hanya mau menebus kesalahan di masa lalu. Papa sakit, Na. Kalau suatu saat nanti karena sakit ini Papa pergi--"

TITIK UBAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang