26. Dari Sherina : Kayana, maaf.

517 126 5
                                    

HAIII!!!
Mau bilang selamat datang sama yang baru baca cerita ini dan selamat datang kembalii  buat yang udah nungguin cerita TITIK UBAH update!❤

Barangkali lupa sama ceritanya, boleh baca dulu part sebelumnya yaa!

Jangan lupa vote dan tinggalkan komentarr yang banyak buat part ini.

Oke, Happy Reading!💘

-
-

Titik Ubah26

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Titik Ubah
26. Dari Sherina : Kayana, maaf.

Jam di pergelangan tangan Sherina sudah menunjukan pukul sebelas lewat dua puluh menit. Gadis itu sengaja datang ke kampus untuk menyerahkan tugas revisi pada bu Lia—dosen pembimbingnya. Sherina merasa sedikit lebih bebas hari ini, karena sejak pagi ia belum melihat tanda-tanda Kayana ada di kawasan yang sama dengannya.

Sejak hari itu juga, Sherina menjadi lebih sering menghubungi Bintang alih-alih Kayana. Padahal biasanya, Kayana akan selalu menjadi orang pertama yang tahu apa yang akan Sherina lakukan hari itu. Bahkan saat Sherina mengatakan akan ke kampus hari ini, Bintang lah orang pertama yang ia beritahu.

Tapi entah ke mana perginya laki-laki itu. Sesaat setelah keduanya bertemu, Bintang berpamitan pada Sherina ingin menemui temannya sebentar yang ada di fakultas kedokteran. Tetapi sampai saat ini, batang hidungnya belum terlihat lagi.

Sampai Sherina selesai dengan urusannya, gadis itu tidak menemukan keberadaan Bintang. Isi pesan terakhir yang laki-laki itu kirimkan padanya beberapa menit yang lalu, ia mengatakan bahwa Wangga dan Arman sedang dalam perjalanan. Bintang juga meminta Sherina untuk menunggu mereka. Sherina yang tidak ada kegiatan apapun lagi setelah ini, memilih untuk duduk di taman depan fakultasnya. Gadis itu hanya melihat-lihat sosial medianya sembari menunggu Bintang, Arman, dan Wangga yang katanya akan datang.

Sepuluh menit berlalu begitu saja. Berita yang ia baca, trending topik di twitternya, bahkan sampai beranda instagramnya pun tidak lagi menarik bagi Sherina. Ia memutuskan untuk menunggu di kantin, mengingat perutnya juga sudah mulai keroncongan.

Namun, satu panggilan masuk di ponselnya membuat Sherina harus menunda rasa laparnya untuk beberapa saat.

Nurse. Begitu nama yang tertera dalam panggilan.

"Hallo, Sus? Papa kenapa?" tanyanya to the point karena Sherina tahu, suster di rumahnya tidak akan menelepon jika tidak terjadi sesuatu pada papanya.

"Non, dari tadi bapak ngotot minta keluar rumah. Katanya mau ketemu orang," jelas suster dari sambungan telepon.

"Ketemu siapa, Sus? Jangan disuruh, bilang Sena bentar lagi pulang," jawab Sherina berusaha tenang.

TITIK UBAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang