37. Sebuah Pesan Mendalam

488 137 12
                                    

Lupa kalo hari ini hari Sabtu😭 Harusnya double up tapi karena belum di revisi jadinya nggak jadi:( huhu maaf

Tapi abis ini aku bakal sering up, soalnya mau ngejar supaya akhir tahun ini selesai🤗

Jangan lupa Vote dan Komennya ya!

Happy Reading!❤️

-
-

Titik Ubah37

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Titik Ubah
37. Sebuah Pesan Mendalam

❤️

Beberapa menit berlalu begitu saja. Kini, mobil milik Kayana sudah berhenti sempurna di depan rumah sesuai dengan arah yang ditunjukkan oleh Balqis. Setelah sekian lama, akhirnya Kayana tahu di mana perempuan itu tinggal. Sebuah rumah di komplek perumahan yang rindang, desain interior yang minimalis dan sebuah kolam air mancur yang terletak di sudut halaman rumahnya membuat rumah itu terlihat hidup.

"Ini rumahnya, Qis?" Tanya Rifdah memastikan.

"Iya, tante," jawab Balqis dengan senyuman manisnya.

"Ramai sekali?" Pasalnya Rifdah melihat ada dua mobil yang terparkir di depan rumahnya.

Balqis melihat ke arah yang tante Rifdah maksud. Ia bisa memastikan satu dari dua mobil itu adalah milik abi  dan satu lagi, Balqis tidak kenal itu milik siapa. Mungkin saja teman abi atau ummi yang sedang berkunjung.

"Mungkin itu tamunya abi, Tante," jawab Balqis membuat Rifdah mengangguk, "Tante nggak mau mampir dulu?" Rupanya gadis ini benar-benar mengerti bagaimana cara memperlakukan seseorang dengan sangat baik.

"Aduh, kayaknya lain kali aja, deh, itu lagi ada tamu juga. Tante sama Kayana langsung pulang aja, ya," jawab Rifdah.

Balqis melirik ke arah Kayana yang ternyata juga memperhatikannya dari kursi kemudi. Laki-laki itu terlihat mengangguki ucapan mamanya dengan mata yang tak henti melihat ke arahnya.

Balqis mengangguk, menghargai ucapan tante Rifdah.

"Kalau gitu, saya pamit, Tante. Maaf sudah merepotkan mengantar sampai rumah."

"Nggak apa-apa, Tante senang, kok. Lain kali kita ketemu lagi, ya," jawab Rifdah begitu ramah.

"Insyaallah, Tante," jawabnya.

"Terimakasih," lanjutnya pada Kayana membuat mata laki-laki itu membulat. Terkejut karena Balqis tiba-tiba saja berbicara lembut sekali padanya.

Meski dalam keterkejutannya, Kayana mengangguk. Berusaha terlihat biasa saja di tengah-tengah gemuruh jantung yang berhasil membuat perutnya sakit.

"Saya permisi, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam...." Jawab Rifdah dan Kayana bersamaan sebelum akhirnya Balqis benar-benar meninggalkan mobilnya.

TITIK UBAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang