Bell istirahat berbunyi, satu persatu murid pun mulai keluar dari kelas masing masing dan berjalan menuju kantin.
"aca oh aca kenapa kamu cantik?" panggil liona dengan nada seperti yang dinyanyikan oleh dua bocah kembar botak.
Mendengar namanya dipanggil aca pun menoleh lalu tersenyum sambil menangkup wajah nenggunakan sebelah tangannya.
"bagaimana aku nggak cantik kan lio pacarnya kan lio pacarnya~" balas aca dengan bernada pula.
Setelah berpacaran dengan liona ada satu hal yang aca sadari, pacarnya itu ternyata cukup kekanak kanakkan tapi tidak apa ia suka kok.
Seketika senyuman manis terlihat di wajah liona setelah mendengar balasan aca.
Liona langsung mencondongkan wajahnya berniat untuk mencium bibir aca tapi deheman keras dari sekitar membuatnya mengurungkan niat.
"AKHEM INI DI KANTIN TOLONG!" ucap yuna.
"AKHEM BISA NGGAK JANGAN BUCIN SEHARI AJA?!" tambah veve.
"AKHEM NGGAK TAU AJA GUE JOMBLO!" timpal lia.
"AKHEM KALIAN KOK GANGGU MEREKA SIH? ACARA MERHATIIN GUE JADI KEGANGGU KAN?! AISH! PADAHAL ADEGAN MEREKA ITU SAMA KAYA YANG GUE PIKIRIN BUAT CERITA GUE" ucap frustasi cici.
Liona hanya bisa menghela napas pelan dan memutar malas bola matanya.
"sumpah kalian bisa nggak sih nggak teriak? Liat noh yang lain jadi pada ngeliatin kita kan" ucap liona.
Tatapan liona pun beralih ke arah aca yang hanya terkekeh pelan sambil terus menatap ke arahnya.
"ca ternyata temen kamu sama gilanya ya kaya temen aku" ucap liona.
"WEH ANJIR APA LO BILANG?!" teriak veve.
"bangsat emang si liona" kesal yuna.
"enak aja gue dibilang gila" kesal lia.
"cantik cantik gini lo sebuat gila?! Hello~ situ kali yang gila" tambah cici sambil memutar bola matanya malas.
Kericuhan seketika terhenti saat sebuah minuman tiba tiba saja diletakkan dihadapan veve.
"eh?!" kaget veve yang langsung menoleh dan menemukan sesosok briana.
"jangan geer dulu gue kasih lo ini sebagai ucapan terimakasih buat yang waktu itu" ucap datar briana.
Veve hanya bisa diam melongo menatap ke arah briana, ia tidak menyangka gadis itu akan memberinya minuman.
Melihat pemandangan tersebut sudut bibir aca pun naik, dengan sengaja ia kalungkan tangannya pada lengan liona dan langsung menyenderkan kepalanya.
"aku juga pengen minuman lio~" rengek aca.
Liona pun tersenyum lalu mengusap rambut aca dengan lembut, "oke kamu mau rasa apa hm?" tanyanya.
Aca melirik briana sebentar dan tersenyum puas saat melihat ekspresi jelek gadis tersebut. Namun mungkin karena rasa takut akibat kejadian beberapa hari lalu briana tidak berani menunjukkan jelas ekspresi kesalnya kepada aca.
"coklat!" girang aca.
"oke oke aku beliin buat kamu ya" balas liona sambil terkekeh pelan.
"cih" decih pelan briana sambil memalingkan wajahnya.
Veve melirik ke arah briana yang tengah berenggut kesal, namun tak lama ia mengangkat bahunya tak peduli lalu meminum minuman pemberian gadis itu.
"liona" panggil seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
WTF?!
FantasyApa kalian percaya akan Transmigrasi? Gue sebetulnya nggak pernah mempercayai hal itu, sebelum akhirnya entah gimana gue tiba-tiba ngerasain hal diluar nalar tersebut. INI KENAPA GUE TIBA TIBA ADA DI PINGGIR JALAN WOY! Perasaan gue tadi lagi ngantr...