35

17.9K 1.2K 86
                                    

Dan keesokan harinya berita mengenai kematian Mery sudah menyebar ke seluruh sekolah. Para murid dibuat ketakutan karena polisi mengatakan bahwa mayat Mery ditemukan dalama keadaan wajah yang sudah tak bisa dikenali dan ditemukan banyak bekas luka disekujur tubuhnya.

Mendengar berita tersebut Yuna pun dibuat kaget setengah mati, "Demi apa tebakan lo bener Ve!" Pekiknya.

"Kan" Balas Veve.

Yuna pun melirik Veve dengan tatapan menyelidik, "Jangan-jangan lo lagi yang bunuh tuh cewek?!" Tuduhnya.

Veve yang tak terima pun menyentil dahi Yuna kemudian membalas, "Enak aja! Mana mungkin gue berani bunuh orang yang ada gue keburu digorok sama Mamah" Ucapnya.

"Ya kan kali aja soalnya lo mencurigakan banget sih kemarin, lo tuh kaya yakin banget gitu loh si Mery bakal meninggoy"

"Udah punya firasat gue Yun, udah ah jangan bahas dia lagi"

Hari ini kelas mereka dijadwalkan untuk berolahraga bersama dengan kelas Aca. Itu dikarenakan kelas olahraga Liona yang dimajukan waktunya, maka sang guru pun memutuskan untuk menyatukan kedua kelas tersebut untuk mempelajari materi bersama.

"Baik anak anak sekarang kita akan masuk ke materi sepak bola, sekarang setiap kelas buat 4 kelompok cewek cewek, cowok cowok! Mulai!" Perintah Pak Rian selaku guru olahraga.

Mendengar perintah tersebut anak anak pun mulai membentuk kelompok sendiri dan berbaris.

"Baik kalian pasti sudah familiar sama sepak bola bukan? Saya tidak akan menjelaskan rincinya jadi kalian nanti baca sendiri atau searching di internet jika ingin mengetahui lebih banyak mengenai sepak bola" Ucap Pak Rian sambil menatap wajah murid muridnya yang terlihat lemas.

"Jangan lemes! Semangat!" Ucap Pak Rian menyemangati murid muridnya.

"Panas ah pak"

"Iya pak panas bangeet"

"Panas brother"

"Lama lama item juga nih kulit gue, aish!"

"Olahraganya di kelas aja pak saya nggak kuat"

Dan masih banyak lagi keluhan demi keluhan dari murid murid yang lain yang membuat Pak Rian mendengus pelan.

"Kalian ini masih mudah kok loyo loyo seperti ini, lihat saya meskipun sudah cukup berumur saya masih tetap sehat dan bugar juga semangat" Ucap Pak Rian sambil menunjukkan ototnya.

Dibandingkan melihat Pak Rian yang menyombongkan fisik dan teman temannya yang terus mengeluh Liona memilih untuk mendekat ke tempat dimana Aca berada.

Liona dibuat terpesona setelah melihat bahwa rambut pacarnya itu di kuncir kuda dan menambah kecantikannya hingga berkali kali lipat.

"Dikuncir kaya gini kamu jadi makin cantik ya Ca" Ucap Liona sambil tersenyum.

Aca langsung menoleh kemudian ikut menyunggingkan senyumannya, "Owh ya? Jadi aku sering sering aja kaya gini ya?"

"Nggak boleh!"

"Lah?"

"Aku nggak mau kamu diperhatiin banyak orang, apalagi kalo kamu dikuncir gini leher kamu jadi keliatan, mending rambut kamu sesekali aja dikuncirmya" Ucap Liona.

Mendengar itu Aca pun dibuat geleng geleng kepala, pacarnya itu sangat posesif.

"Oke deh aku nurut" Ucap Aca dan langsung dihadiahi elusan pelan oleh Liona di kepalanya.

"Bagus"

Veve, Yuna, dan Briana hanya bisa memutar bola mata mereka melihat interaksi antara Liona dengan Aca.

WTF?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang