Setelah semua yang terjadi Axel hanya bisa menggelatukkan giginya, ia merasa sangat dipermainkan!
Tatapannya mengarah kearah dimana Liona berada menatapnya dengan mata kebencian sama seperti tatapannya saat menatap Aca.
Merasakan tatapan pemuda itu Liona pun membalas tatapannya dengan tatapan mengejek.
"Kenapa liatin gue kaya gitu hah? Benci lo sama gue? Akhirnya lo benci juga sama gue, gue udah muak harus nerima cinta plus obsesi lo itu" Ucapnya dengan ekspresi mengejek.
"Lo jahat tau nggak?! Gue benci sama lo Liona!" Balas Axel.
"Ya sok aja, mangga. Seneng banget sumpah kalo bener" Ucap Liona sambil menunjukkan senyumannya.
Amarah Axel kian memuncak mendengar ucapan balasan Liona tersebut.
"Udah Lio kamu nggak usah tanggepin dia" Ucap Aca sambil cemberut dan mengerutkan keningnya tak suka.
Liona pun menatap Aca kemudian mengacak rambutnya dengan gemas, "Iya iya aku nggak akan tanggepin dia lagi" Ucapnya.
"Bisa nggak sih kalo bucin tuh tau tempat" Ucap Theo dengan nada malasnya.
"Syirik aja lo" Cibir Liona.
"E-eh awas!" Ucap Theo saat Axel tiba-tiba mengambil kursi dan berlari kearah Aca juga Liona berniat untuk memukul keduanya menggunakan benda tersebut.
Axel yang saat itu sudah mengarahkan kursi ditangannya kearah Aca seketika salah sasaran karena Liona sudah lebih dulu menahan kursi itu meskipun punggungnya menjadi korban.
Gadis itu sedikit meringis ketika benda keras itu mengenai punggungnya. Di tengah tatapan khawatir Aca, Liona tunjukkan senyuman manisnya agar pacarnya itu tak khawatir.
Ia pun berbalik kemudian menatap Axel dengan tatapan dinginnya. Ia segera menendang tubuh Axel dan membuatnya seketika jatuh tersungkur ke lantai.
Liona ambil kursi lainnya kemudian memukulkannya pada tubuh Axel dengan tatapan dingin tak berperasaan.
"Lo pukul gue sekali, gue bakal bales berkali-kali lipat bangsat!" Ucap Liona.
Bak kesurupan Liona terus menghujani Axel dengan kursi ditangannya dan membuat wajah juga beberapa bagian lelaki tersebut lebam hingga berdarah.
"Udah stop anjir tuh anak takutnya keburu mati, nanti gue nggak kebagian buat siksa dia dong" Ucap Theo yang seketika membuat Liona berhenti.
Liona pun melemparkan kursi ditangannya kemudian menepuk-nepuk bekas kayu ditangannya.
"Maaf gue kelepasan" Ucap Liona.
"Oke oke gue ngerti" Balas Theo memaklumi.
Liona pun kembali kesisi Aca dengan napas tak beraturan karena masih emosi namun ia coba untuk menenangkan diri.
Melihat wajah pacarnya yang memerah karena amarah, Aca pun memberikan sebuah kecupan di pipi Liona.
"Udah ya jangan marah" Ucap Aca yang membuat Liona menolehkan wajahnya.
"Iya aku bakal coba buat nahan emosi aku" Balas Liona.
"Udah ah kuy kita siksa di Axel" Ucap Theo sambil menunjukkan smirknya.
Axel pun duduk dari tanah kemudian menatap kearah Theo, "Uhuk uhuk! Sebetulnya apa hubungan lo sama Aca hah?!" Tanya Axel pada mantan sahabatnya itu.
Theo pun seketika mengangkat sebelah alisnya, "Kenapa emang? Lo kepo atau kepo banget?" Tanya baliknya.
"Jawab aja bangsat!" Ucap Axel sambil melotot.
"Anjing lah malah nyolot! Gue sepupu Aca, kenapa huh?!" Balas Theo.
![](https://img.wattpad.com/cover/284096231-288-k160096.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WTF?!
FantasiaApa kalian percaya akan Transmigrasi? Gue sebetulnya nggak pernah mempercayai hal itu, sebelum akhirnya entah gimana gue tiba-tiba ngerasain hal diluar nalar tersebut. INI KENAPA GUE TIBA TIBA ADA DI PINGGIR JALAN WOY! Perasaan gue tadi lagi ngantr...