Setelah terbebas dari kukungan liona aca pun langsung pergi ke kantin mencari keberadaan kedua sahabatnya.
"kenapa lo ca?" tanya lia.
"aku nggak papa" jawab aca sambil duduk di samping lia.
"bibir lo kenapa dah ca? Keknya merah banget sama agak bengkak gitu?" tanya cici bingung.
Mendengar itu reflek aca memegang bibirnya dan teringat kejadian tadi disaat liona mencium bibirnya.
"ah sial! Gue jadi kepikiran terus!" batin aca frustasi.
"owh iya tadi axel minta maaf nggak bisa nemenin lo makan di kantin soalnya harus anterin theo ke rumah sakit" ucap lia dan dibalas anggukan aca.
"gila gue nggak nyangka si liona bisa seganas itu mukulin orang, gue jadi ngeri" ucap cici.
"emang lo liat kejadiannya tadi?" tanya lia.
"enggak cuma kan denger dari yang lain, terus bukti nyatanya si theo sampe masuk rumah sakit" jawab cici.
Aca juga dalam hati setuju dengan ucapan cici, jika liona sudah marah ia terlihat sangat menyeramkan dan akan kesetanan memukul orang yang menyebalkan untuknya itu.
"kek nya lebih serem liona yang kaya gini nggak sih, sekarang dia keliatan kaya badgirl banget, terus cuek gitu sama sekitar dan yang paling penting nyeremin banget" ucap lia.
"dan jangan lupain mesum banget" tambah aca dalam hati tentu saja.
"ah tadi gue pesenin lo makanan, nih makan" ucap cici.
"makasih cici sayang" balas aca.
"iya aca, tapi jangan lupa pulus nya oke"
"ye nggak ikhlas banget lo jadi orang ci"
"serah gue dong"
Aca hanya tertawa pelan melihat tingkah kedua sahabatnya itu, tak lama ia pun mulai memakan bakso yang sudah dipesankan cici.
Suasana kantin yang pada awalnya berisik dan ramai seketika hening saat liona mulai menunjukkan batang hidungnya.
Merasa bingung dengan sekitarnya aca pun mendongakkan wajahnya dan seketika melebarkan matanya melihat sosok liona.
Ia pun buru buru menunduk guna liona agar tak melihatnya.
"darimane aja lo li?" tanya yuna.
"ada deh" jawab liona.
"tck main rahasia rahasiaan segala, udah sana mau pesen apa"
"pesenin dong, ehehe"
"nggak mau pesen aja sendiri!"
"ayolah na~ pesenin ya"
"nggak!"
Pusing melihat tingkah liona dan yuna yang menurutnya sangat kekanak kanakkan, veve pun berdiri dari kursinya lalu menatap liona.
"mau pesen apa?! Cepetan!" ucap veve.
Liona pun menunjukkan cengirannya lalu memeluk sebentar tubuh veve membuat si empu bergidik geli.
"makasih buat veve sahabat terbaik gue, gue pesen bakso, soimay, sate, nasi kuning, bata-"
"itu perut ato tong sampah, banyak amat lo makan!" potong yuna.
"ya terserah gue dong na, gue kan laper" ucap liona.
"bukan laper lagi itu namanya, tapi rakus!" balas yuna.
"tck udah deh kalian ini berantem mulu! Sekarang lo duduk samping yuna gue mau pesenin makanan lo"
"siap komandan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
WTF?!
FantasyApa kalian percaya akan Transmigrasi? Gue sebetulnya nggak pernah mempercayai hal itu, sebelum akhirnya entah gimana gue tiba-tiba ngerasain hal diluar nalar tersebut. INI KENAPA GUE TIBA TIBA ADA DI PINGGIR JALAN WOY! Perasaan gue tadi lagi ngantr...