22

17.8K 1.5K 49
                                    

"kakak lagi liat kemana?" tanya aca sok polos.

Sean pun seketika tersentak dan tersadar dari lamunannya. Lelaki itu langsung menunjukkan senyuman manisnya ke arah aca.

"enggak kok dek ayo kakak anter" ucap sean dan dibalas anggukan aca.

Tanpa sean sadari sebetulnya aca memasang ekspresi datarnya saat sadar bahwa tadi lelaki tersebut terus menatap ke arah liona.

"sialan!" batin aca.

Dibelakang kedua sejoli tersebut ada liona yang mengikuti mereka dengan wajah datarnya.

Disaat melihat sean dan aca berada dalam lift berdua liona pun buru buru berlari untuk memasuki lift tersebut juga.

"adeknya mau kemana?" tanya sean ramah, meski begitu tatapannya terus bergerak kemana mana tengah membayangkan tubuh liona jika tanpa sehelai benang pun.

Menyadari tatapan menjijikan sean liona seketika memasang ekspresi jijiknya. Tentu saja sean tersinggung melihat tatapannya tersebut.

"akhem gue tadi liat adek kaya buru buru gitu makanya gue tanya" ucap sean.

Liona hanya memutar bola matanya malas dan memilih melirik ke arah aca yang ternyata memasang ekspresi menyeramkannya.

"jangan banyak bacot deh om" ucap liona.

Mendengar ucapan liona bibir sean pun seketika dibuat berkedut, apa yang gadis dihadapannya itu bilang? Om?! Dia tidak setua itu kali!

Tak ingin emosi sean pun memilih menatap ke depan dan mengacuhkan liona.

"cih menjijikan" batin liona menatap jijik sean.

Selagi sean tak menyadari liona ulurkan tangannya ke arah tangan aca dan memegangnya dengan lembut.

Aca pun langsung sedikit menoleh ke belakang dan menyunggingkan senyum tipisnya.

Ah jika saya tidak ada sean dirinya ingin sekali mendorong tubuh liona dan mencium bibirnya.

"owh iya dek di lantai berapa kamar kakak kamu?" tanya sean pada aca.

Aca pun menoleh kemudian menjawab, "katanya sih di lantai 5 kak" jawabnya.

"wah bagus deket sama kamar gue" batin sean sambil menyeringai.

"terus buat nomornya?" tanya sean sambil tersenyum.

"mmm berapa ya kak bentar aku lupa, ah iya aku dikasih ini sama kakak aku" ucap aca sambil mengulurkan sebuah kertas berisi nomor.

Sean pun mengangguk paham lalu menekan lantai 5 yang akan mereka tuju.

"kalo adek mau ke lantai berapa?" tanya sean pada liona.

"sama" jawab dingin liona.

Dalam hati sean merutuki gadis muda dibelakangnya itu, awas aja nanti ia akan perkosa gadis itu!

Ting!

Tak lama pintu lift pun terbuka dan ketiga orang tersebut keluar dari lift.

"ayo dek" ajak sean pada aca.

Aca pun mengangguk lalu mengukuti sean dari belakang, sedangkan liona menatap keduanya dengan tatapan datar.

"gue jadi makin nafsu buat bunuh tuh orang" gumam liona saat sadar tatapan mesum sean pada aca makin menguat.

Sean pun berhenti didepan sebuah pintu bertuliskan nomor 504, tentu saja karena dirinya berhenti aca juga ijut berhenti pula.

"apa disini kak kamar kakak aku?" tanya aca sambil menunjukkan tatapan polosnya.

WTF?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang