Waktu pun berjalan dengan cepat dan tak terasa 3 hari pun sudah berlalu. Di koridor terlihat dua sosok manusia yang tengah berada dalam situasi kejar kejaran.
"LIONA TUNGGU GUE!"
Sang pemilik nama bukannya berhenti malah mempercepat langkahnya, liona terlalu malas untuk menanggapi axel yang kian gencar untuk mendekatinya.
"sialan emang tuh cowok ganggu gue mulu!" gumam kesal liona.
"LIONAA!"
"lama lama tuh cowok jadi mirip cewek deh, dasar aneh" ucap liona sambil geleng geleng kepala dan berlari hingga berada jauh dari axel.
Setelah merasa tak diikuti lagi liona pun melambatkan langkahnya sambil beberapa kali menggerutu pelan.
Diujung jalan terlihat sosok aca tengah berjalan beriringan bersama kedua sahabatnya, cici dan lia.
"eh tuh pacar lo ca" ucap lia sambil menunjuk liona menggunakan dagunya.
Begitu mendengar hal tersebut aca pun segera menolehkan wajahnya ke tempat dimana liona berada.
"susulin gih kek nya pacar lo lagi badmood deh" timpal cici.
"oke, kalian duluan aja ya ke kantinnya" balas aca dan langsung diangguki oleh lia dan juga cici.
Dengan berlari kecil aca pun berada di dekat liona, kemudian dengan sengaja ia ulurkan tangannya dan menutup kedua mata pacarnya itu menggunakan telapak tangan.
Tapi karena kondisi liona yang sedang dalam mood yang buruk gadis itu langsung berdecih pelan dan berniat untuk menepis kedua tangannya sebelum akhirnya mencium aroma parfum yang sangat dikenalnya.
"aca?" ucapnya pelan.
"coba tebak~" bisik aca tepat di telinga liona.
Senyuman pun terbit di wajah liona, "ini emang beneran kamu aca" ucapnya.
Aca ikut tersenyum lalu menjauhkan kedua telapak tangannya dari mata liona, "kamu kaget nggak?"
"sedikit" jawab liona sambil mengusap kepala aca.
Aca hanya diam menikmati usapan liona di kepalanya akan tetapi matanya terfokus pada wajahnya itu.
"kenapa kamu keliatan lagi bete gitu?" tanya aca.
"itu tuh ca si monyet makin gencar deketin aku, ya jelas aku risih dan kesel lah" jawab liona sambil mengerucutkan bibirnya.
Mendengar hal itu mata aca terlihat berkilat tajam dan juga senyumannya jadi terlihat cukup menyeramkan.
"dia deketin kamu lagi?" tanyanya dengan nada dingin.
"iya" jawab liona sambil menghela napas berat.
"kayanya gue perlu buru buru nyelesaiin semja urusan gue biar gue bisa bunuh si axel sialan itu!" batin aca.
Aca menundukkan kepalanya sebentar dan tak lama mengangkat wajahnya lagi dengan ekspresi yang sangat berbeda dari sebelumnya.
Sambil tersenyum lembut aca raih tangan liona kemudian menariknya pergi mengikutiya.
"mending kita makan dulu gimana?" tawar aca dengan nada lembut.
"aku jadi nggak nafsu makan, tapi kalo makannya kamu sih aku bakalan nafsu terus" balas liona sambil menunjukkan cengirannya.
"bisa bisanya ya kamu mesum pas situasi kaya gini" ucap aca sambil geleng geleng kepala tak percaya.
"kan aku ngomong jujur ca" bisik liona di telinga aca dan seketika membuat si empu menegang.
"lio.." ucap aca mencoba memperingati liona.
![](https://img.wattpad.com/cover/284096231-288-k160096.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WTF?!
FantasyApa kalian percaya akan Transmigrasi? Gue sebetulnya nggak pernah mempercayai hal itu, sebelum akhirnya entah gimana gue tiba-tiba ngerasain hal diluar nalar tersebut. INI KENAPA GUE TIBA TIBA ADA DI PINGGIR JALAN WOY! Perasaan gue tadi lagi ngantr...