Suara decapan bibir dan lidah yang saling menempel dan berbelit dari kedua gadis yang tengah saling menindih di atas kasur itu memenuhi kamar.
Suhu kamar yang pada awalnya terasa dingin dikarenakan AC kini terasa sangat panas hanya karena ciuman saja.
Setelah merasa udara kian menipis dan mereka kesulitan untuk bernapas keduanya pun melepaskan ciuman mereka kemudian menatap lekat satu sama lain.
Melihat bekas saliva diujung bibir Aca yang entah miliknya atau milik gadis tersebut Liona pun mengulurkan tangannya lalu menghapus saliva tersebut.
Tatapan Liona pun turun ke leher jenjang milik Aca sedangkan si empu seketika memutar malas bola matanya melihat tatapan panas Liona tersebut.
"Kalo leher nggak boleh udah cukup bibir doang" Ucap Aca yang langsung membuat Liona terlihat kuyu.
"Jangan masang wajah menyedihkan kaya gitu, liat nih bibir aku yang kayanya merah dan bengkak karena kamu" Ucap Aca.
Mendengar itu Liona pun seketika menunjukkan cengirannya lalu mengusap pelan bibir Aca yang menurutnya sangat seksi dan menggoda itu.
"Iya iya maaf deh" Ucap Liona.
"Hm ya udah awas jangan tindihin aku terus kamu tuh berat tau nggak" Balas Aca sambil mendorong tubuh Liona agar sedikit menjauh darinya.
Namun sebelum bisa duduk Aca sudah kembali didorong oleh Liona hingga membuatnya kembali berbaring.
"Liooo ihhhh" Kesal Aca.
"Kan aku belum selesai Aca sayaang" Balas Liona.
"Enggak ada! Udah kamu awas dulu" Ucap Aca galak.
"Nope" Tolak Liona.
"Liooo" Ucap Aca sambil melototi kekasihnya itu.
"Acaa" Balas Liona dengan nada main mainnya dan membuat sang pacar makin kesal.
"Aku tendang juga nih kamu" Ancam Aca.
"Owh ya~?" Tanya Liona yang tak percaya.
Aca yang geram pun langsung melayangkan tendangannya pada Liona yang sontak saja membuat si empu merasa terkejut dan langsung terjatuh ke lantai.
Bruk!
"Shhh ya ampun Ca kejam banget sih kamu ke pacar sendiri" Ucap Liona sambil meringis pelan.
Aca hanya melirik acuh tak acuh ke arahnya dan hanya diam seakan tidak mendengar ucapannya tersebut.
Merasa kesal diacuhkan Liona pun bangkit lalu berniat untuk menerjang Aca agar kembali berada di bawah kukungannya namun sayangnya Aca seakan tau rencananya tersebut dan kembali melayangkan tendangan ke arahnya.
Bruk!
Lagi lagi Liona terjatuh ke lantai sambil meringis pelan, memang ya pacarnya itu tidak pernah setengah setengah kalo menendang seseorang meskipun itu pacarnya sendiri.
"Dua kali Ca! Dua kali kamu tendang aku, salah aku apa sih" Ucap Liona sambil mengerucutkan bibirnya kesal.
"Salahin aja kamu sendiri tuh yang tingkat kemesumannya tinggi" Cuek Aca.
Mendengar itu Liona pun memggelatukkan giginya kesal dan tak lama kembali berdiri sambil menatap lekat sang kekasih.
Sedangkan Aca yang melihat bahwa Liona akan kembali menerjangnya langsung bersiap siap mengambil ancang ancang untuk menendangnya lagi.
Namun alangkah terkejutnya Aca saat Liona berhasil menahan kakinya dan dengan mudah menarik kakinya tersebut.
Kini tubuh Aca berada di dekat Liona dan dengan tanpa banyak usaha Liona angkat tubuh gadis itu dan membawanya ke atas pangkuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WTF?!
FantasiaApa kalian percaya akan Transmigrasi? Gue sebetulnya nggak pernah mempercayai hal itu, sebelum akhirnya entah gimana gue tiba-tiba ngerasain hal diluar nalar tersebut. INI KENAPA GUE TIBA TIBA ADA DI PINGGIR JALAN WOY! Perasaan gue tadi lagi ngantr...